Gue Nggak Bakal Nyerah

9 1 2
                                    

   Di sisi lain Mitha terus saja berlari membuat orang orang yang disekelilingnya heran. Bahkan ia masih mengenakan kebaya hijau toska nya.

"Syukurlah kelar," ucap Exel. Ia baru saja selesai dengan misi terpenting dalam hidupnya, mengeluarkan sebagian isi perutnya. Sungguh menegangkan.

Baru saja ia keluar dari WC. Tiba-tiba melihat Mitha berlari masuk kedalam dengan dobrakan yang lumayan kencang serta langsung menutup nya dengan satu sentakan. Lumayan keras terdengar apalagi pintunya menggunakan aluminium membuat suaranya makin kencang.

Exel kebingungan berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi.

"Ah mungkin Sudah tak tahan," pikirnya

Suara keran pun terdengar nyaring. Apa sebenarnya yang terjadi. Apa yang Mitha lakukan?

Disisi lain Mitha sedang menangis tersedu-sedu, namun bisingnya keran membiaskan suaranya.

Harusnya Jere tau apa agama yang dianut Mitha. Ini pukulan berat buat Mitha tentu Jere nggak bakal mau dengannya.

"Apakah gue harus pindah agama, demi lo!," Mitha memukuli tembok dengan tangannya.

Iya terus saja melayangkan pukulan pada tembok yang tak bersalah.

"Ya Tuhan Kasihani hamba," kembali tersedu-sedu.

Bahkan ia tak mampu berdiri lagi dengan kakinya. Dia hanya bisa duduk pasrah dengan keadaan yang sekarang.

"Kenapa Tuhan terlalu kejam,"

"Tidak, seharusnya kenapa gue yang terlalu takut akan rencana indah Nya,"

Waktu terus berlalu air mata Mitha sudah mulai habis oleh Jere. Orang yang paling ia sayangi saat ini. Disisi lain air di bak penampungan pun hampir sampai di permukaannya.

Kini Mitha harus menahan kembali rasa sedihnya. Ia kembali bangkit. Ia sudah berdiri kembali. Mengusap linangan air mata di pipinya. Tak lupa ia mematikan kran yang sedari tadi menemani Mitha.

" Ya gue pasti bisa dengan semua ini," Mitha meyakinkan dirinya

Mitha bercermin kenyataan, Menatap kembali kebelakang. Untuk apa sebenarnya ia diciptakan? Apa hanya untuk meratapi kesedihan, atau berusaha mencari sebuah kebahagiaan yang sudah diciptakan Tuhan.

"Ayo Mitha kamu pasti kuat,"

Bayangan cermin tersenyum tipis melihat Mitha kembali bangkit.

Saat dirinya baru saja keluar, ia kaget sebab Jere sudah ada di depannya ada pula Exel yang tak jauh dari mereka berdua. Bersandar pada tembok putih dengan tangan dilipatnya.

"Mitha, I'm Sorry," ucap Jere dengan ketulusannya.

" Why ?" Jawab Mitha

"Sebenernya gue udah tau Lo non Islam dari tempo hari. Maafin soal tadi. Sumpah gue nyesel. Please maafin gue Tha, gue rela lakuin apapun asal Lo maafin gue," kata Jere

Tentu ini adalah kabar gembira buat Mitha. Bukti bahwa Tuhan mengabulkan do'anya.

Mungkin Mitha bisa saja meminta kepada Jere untuk mencintainya.

KAU HARUS MENCINTAIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang