First Dinner

9 1 9
                                    


Dinner eh nggak deng cuma makan

Lokasi Lendicte caffe di google map ada jadi gak usah lebay
Jam 19. 30
Meja 6
Baju sopan kalo nggak gue gak dateng
Pesan dulu kalo laper
Besok jangan lupa
Penting tapi gak juga sih
See you.

Pertanda
Jeremia Nathanael G.

Malam ini Mitha berada di kamarnya iya memandangi duduk di belajar dengan tenang melihat kota Semarang dari jendela yang persis dihadapannya hatinya senang tidak karuan pasalnya besok adalah kencan pertamanya setelah 2 tahun terakhir. Ia memejamkan mata

***

Malam ini Lendicte caffe cukup sepi sesuai perintah Mitha duduk di meja nomer 6 kebetulan sudah di booking oleh Jere, ia hanya memberikan identisanyanya ke pegawai setelah itu ia langsung di persilahkan duduk menunggu, walau  sudah pasti datang rasanya tetap saja menunggu adalah sesuatu yang menyebalkan.

Malam itu Mitha hanya melihat beberapa pasang saja, tak seperti biasanya yang selalu ramai. Mitha hanya
menyaksikan perfoma grup musik ia bahkan tak tertarik akan hal itu

Mitha hanya tertarik pada Jere, ia sedikit cemas jika Jere mengingkari janjinya, bagian terberat menunggu seseorang adalah tak kunjung ada kabar padahal hari itu sangat penting baginya. Beberapa menit sudah berlalu.

Dari balik pintu datang dengan tenang seseorang dengan hoodie birunya, seseorang itu berjalan mendekati meja berwarna putih hanya  yang berisi secangkir coklat hangat dengan wanita cantik yang sedang menikmati jamuanya
Di dekat cangkir itu terdapat angka yang terlihat tak asing oleh seseorang itu.

Ia menghampiri dan duduk di kursi kosong persis di depan wanita itu. Senyuman hangat di perlihatkan si wanita cantik tak lama dibalas oleh pria berhoodie

"Udah lama?"

"Belum kok,"

"Gak makan dulu?"

" Kan nunggu lo,"

"Yaudah kita makan dulu ya, kamu mau pesan apa sayang?"

"Hah? Sayang?"

"Kamu gak tau mulai hari ini kamu pacar aku kan,"

"Serius?"

"Iya serius lah, nggak mau nih?"

"Mauu"

"Bentar, gue ada sesuatu buat Lo,"

"Apa sayang,"

"Will you marry me?" sambil menyodorkan kotak kecil berwarna merah kepada wanitanya

Tak habis pikir si wanita itu sangat senang. Matanya berkaca-kaca, sambil menutup mulutnya ia mempersilahkan jarinya di pasangkan cincin lantas memeluk dengan erat seseorang itu. Semua pengunjung caffe memberikan tepuk tangan, grup band  pun memberikan selamat dengan menyanyikan lagu khusus mereka berdua.

Suasana yang tadinya sepi berubah drastis para pengunjung sangat antusias dengan momen langka tersebut. Banyak cewek-cewek yang iri terlebih lagi mereka cuma  ajak makan bukan untuk ke pelaminan.

Hal tersebut pun diketahui pemilik caffe lantas memberikan selamat kepada pasang muda-mudi tersebut kemudian mengumumkan agar mereka berdua di berikan layanan VVIP gratis, tentu kemudian membuat iri pengunjung lain lagi.

Begitupun Mitha ia hanya berdiri memberikan tepuk tangan
melihat orang lain bahagia terlebih Jere yang belum juga datang membuat dirinya sedikit cemas, rasa bahagia melihat orang lain namun tak dapat dipungkiri hatinya juga khawatir akan ingkarnya janji.

Tak lama kemudian Mitha kembali duduk kini sudah ⅓  jeruk hanyat
terminum oleh dirinya, sampai kapan Mitha harus menunggu lagi agar Jere datang.

Akhirnya wajah berubah senang kala datang orang yang sedari tadi ia tunggu,
Tak seperti yang ia bayangkan bahkan Jere hanya mengenakan t shirt hitam polos dan celana panjang berwarna cream namun senyumannya tetap saja membuat hati Mitha terpanah

"Malam Mitha,"

"Malah kak, kok lama sih kak?!"

"Maaf tadi beli bensin  dulu Tha maaf yaa, kenapa gak pesen makan dulu sih,"

"Nggak ntar malah gabut cuma liatin kak Jer makan,"

"Yaudah kita makan dulu ya, laper kan Lo Tha,"

"Hehehe iyaa habisnya mikirin kak Jer sih,jadi gak makan deh"

Jare langsung memanggil pelayan  mereka berdua memesan makanan masing-masing dan memakanya.

Tiga puluh menit berlalu kini sudah habis yang mereka pesan tinggal minuman masing-masing sedikit serta piring kosong yang terdapat sendok terbalik di pinggirnya. Jere mengelap mulutnya dengan tisu.

" Gue mau ngomong sama Lo Tha,"

"Apa kak Jer,"

"Maaf banget sebenernya gue undang Lo sebagai pelampiasan ego gue,"

"Pelampiasan? Maksudnya?," Ucap mitha yang tak paham terhadap perkataan Jere.

"Setelah gitar gue hancur anehnya gue malah milih Lo buat hancur juga, padahal yang seharusnya hancur cuma gue," jawab Jere dengan nada memelas

"Apa sih kak Jer? Mitha gak paham ," 

"Gue di putusin ama orang yang paling gue sayang,"

"Oh gitu, nggakpapa kak anggep aja Mitha temen kak Jer, jadi boleh kok kak Jer Mitha jadi temen cerita kakak, Mitha tau kok kita gak bakal bisa bersama, hehehe agama kita kan beda," senyuman palsu kembali terukir di wajah Mitha sial gadis cantik itu pandai sekali menutupi lukanya.

"Maaf Tha, kita emang gak bisa bersama,  tapi gue gak mau Lo sedih akan hal ini, jadi gue minta tolong banget jangan berharap gue sama bisa Lo ya Tha,"

"Iya kak Jer, Mitha ngerti kok, oh iya udah malem kak takut papa marah soalnya,"

"Mau langsung pulang Tha,"

"Iya hehhehehe,"

"Yaudah gue anterin sampai  rumah, gak ada penolakan,"

"Tapi—nggak usah kak ntar malah ngerepotin,"

"Nggak ini untuk terakhir kali juga kok," terpapar senyum palsu jere

Hati mereka sama-sama terluka namun keduanya berharap tidak terjadi apa-apa setelah ini.

Kini mereka sudah berada di jalan seperti biasanya gemerlapnya kota semarang memang menjadi ikonik apalagi ibu kota Jawa Tengah itu menjadi kota yang paling moderen yang tak luput dari gedung tinggi.

Dinginnya malam membuat Mitha ingin sekali memeluk erat pangerannya namun ia masih menghormati kepercayaan yang sedari kecil di anut oleh Jere si pujaan hatinya.

Tetap saja sedekat apapun mereka pasti rasa berbeda yang tak mungkin sama itupun menjadi pondasi kokoh atas tembok besar yang di bangun keduanya.

Semua agama mengajarkan kebaikan, kenapa masih ada orang jahat?

Pada akhirnya Ketidakadaan agama dalam diri seseorang menjadikan mereka menutup diri atas kebenaran yang jelas-jelas ada. Kunci Jahat adalah ketiadaan

Ketika kita masih menggap Tuhan ada dengan segala kekuasaanya yang mutlak lantas mengapa kita berani semena-mena kepada  diri yang lainnya atas dalil agama.

Pada akhirnya hanya ada satu agama yang benar termasuk Tuhannya, tergantung pilihan kita apakah ingin selamanya tertutup atau mulai terbuka dan melihat kebenaran yang jelas-jelas ada di depan manusia.

I always love you
gue udah janji

 

KAU HARUS MENCINTAIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang