8. Pompom dari News

15 1 0
                                    


Sebagai pemula, aku mengikuti sejumlah suhu saham yang kutonton di Youtube

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebagai pemula, aku mengikuti sejumlah suhu saham yang kutonton di Youtube. Mereka memiliki style trading/investasi yag berbeda-beda.

Ada yang menyarankan agar rajin membaca berita karena kebijakan pemerintah akan berkorelasi dengan market saham.

Oke. Aku pun follow akun-akun berita bisnis. Juga langganan notifikasi.

Judul-judul berita yang muncul seringkali bombastis dan penuh optimisme menjulang tinggi.

Pernah seorang youtuber saham menceritakan mekanisme pompom saham. Salah satu fasenya adalah di pemberitaan [yang masif].

Aku tidak percaya begitu saja karena aku yakin berita di media tidak masuk rantai pompomers. Berita adalah pure. Tulus. Murni.

Hingga kemudian aku membeli saham yang disanjung habis-habisan di berita.

Dan hasilnya, portoku merah.

Sejak itu aku mulai percaya omongan youtuber itu bahwa berita adalah bagian dari rantai pompomers, terlepas disengaja atau tidak, langsung atau tidak.

Jadi, jangan telan mentah-mentah sebuah berita.

Apa misalnya yang dipompom itu?

Antara lain SWF. Ternyata, dalam rentang pendek, saham-saham WIKA dan ADHI yang kumiliki tidak juga hijau, justru makin dalam merahnya. Jadi saat SWF kencang beritanya, aku justru beli dan setelah ritel seperti aku beli, kesempatan bandar buang barang.

Juga Tesla yang dikoar-koarkan akan masuk Indonesia sehingga akan mengangkat ANTM, dll. Tapi ternyata enggak Tesla malah masuk India.

Jadi, setiap informasi memang harus benar-benar tidak diikuti nafsu untuk beli barang. Berita atau news tentulah penting, tapi jadikan dia satu dari 10 pertimbangan untuk membeli.

Cerita Saham dan Teman-temannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang