Semenjak kita bertemu, dunia dipenuhi keajaiban
Terima kasih pada Tuhan yang telah mempertemukan kita
Beribu-ribu kebahagiaan dan rasa cinta
Semua terajut dan teranyam dalam memori indah
Semenjak kita bertemu, dunia nampak sangat indah
Terima kasih pada nasib yang telah menyatukan kita
Bersama kita menjelajahi dunia dan mencari arti cinta
Waktu berlalu, dipenuhi kenangan-kenangan indah
Walau laut mengering dan gunung-gunung roboh
Walau langit runtuh dan bumi terbelah
Kita akan tetap bersama, bergandengan tangan
Cinta kita tumbuh tiap hari, semoga tanpa halangan
Bersama, menyaksikan matahari terbenam di ufuk barat
Bersama, bernyanyi di bawah terang bulan
Bersama, menjalin kasih dan cinta
Semoga aku dapat di sisimu dan mencintaimu selamanya..
*****
Aku kembali ditinggal oleh pria yang kucintai; hatiku kosong dan hampa. Di saat itulah, Veri melangkah masuk. Takdir memang aneh. Saya sudah mengenal Veri sejak beberapa bulan yang lalu, tapi saya tidak mengontaknya karena saat itu saya sedang menjalin hubungan dengan mantanku yang ke-4. Saat aan, mantanku yang ke-5, mencampakkanku, aku merasa sangat sedih dan berputus asa. Bahkan dulu saya hampir saja bunuh diri..
Entah kenapa, di malam saat akan terbang ke Arab, saya merasa sangat membutuhkan seseorang. Dan orang yang lewat di benakku adalah Veri! Berbekal nomor HP-nya, kutelepon dia. Untunglah, Veri masih mengenalku. Kami dulu memang saling mengenal tapi belum pernah bertemu, maka saat itulah kami memutuskan untuk bertemu.
Pertemuan kami terjadi beberapa hari setelah saya menghubunginya. Tepatnya hari Selasa tanggal 21 September 2004, sore hari. Tanggal 21 kebetulan merupakan tanggal ulang tahunku; aku bertemu dengannya tepat 8 bulan setelah hari ulang tahunku. Dengan mengendarai mobilnya, Veri datang ke rumahku. Saya berdiri di depan jalan, menunggunya.
Jujur, saya merasa seperti orang bodoh karena saya tidak tahu kapan dia akan datang dan mobil mana yang merupakan mobilnya. Tapi untunglah, semenit kemudian, sebuah mobil model minibus warna biru tua datang menghampiri. Seorang pria memberi tanda arah padaku. Kuikuti saja mobil itu masuk ke dalam gang rumahku, tapi masih takut kalau saya salah mengenali orang. Untung saja klakson lalu berbunyi. Yakinlah saya bahwa itu Veri.
Agak gugup, saya masuk dan naik ke dalam mobilnya. Kami bersalaman. Veri nampak ganteng dan berwibawa dengan kemeja birunya. Senyumannya mengembang dan membuatku langsung jatuh hati. Kami singgah di rumahku sebentar. Veri tidak canggung saat bertemu orangtuaku, bahkan bisa ngobrol akrab. Saat kami hanya berduaan saja, Veri merengkuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
kumpulan cerita gay
Short StoryKhusus dewasa dan khusus yang ngerti ajah ,habis baca jgn lupa vote dan follow yahh ,update setiap malam