harapanku 2

21.6K 157 4
                                    

Namun beberapa saat kemudian, Veri memelukku kembali. Tangannya menjelajahi tubuhku sementara bibirnya memagut-magut bibirku. Oh, nikmatnya dicumbu olehnya. Saya tentunya tak mau kalah, kubalas rabaan dan ciumannya. Kami bergumul dengan penuh nafsu.

"Oh, Veri, aku sayang kamu," desahku, membelai-belai rambutnya. Dan Veri membalasnya dengan sebuah ciuman lagi.

Tangan Veri menjelajahi tubuhku, di bawah kaosku. Jari-jarinya sibuk memain-mainkan putingku. Saya keblingsatan karena putingku sensitif sekali. Semenit kemudian, kaosku terlepas dari tubuhku sehingga aku benar-benar telanjang bulat di dalam dekapan Veri. Aku hanya memakai kaos kaki saja, tapi tentunya kaos kaki tak sanggup menutupi ketelanjangan tubuhku. Kontolku sendiri sudah tegak berdiri, basah dengan precum.

"Wah sudah telanjang bulat," desah Veri, semakin terangsang melihatku.

Tangannya yang terampil langsung bergerilya menuruni punggungku dan bergerak menuju anusku. Jari-jarinya kemudian sibuk memain-mainkan lubang anusku. Aku hanya bisa mendesah diperlakukan seperti itu. Sepanjang saya mengenal pria homoseksual, Veri-lah pria pertama yang suka dengan "finger-fuck" atau "sodomi jari". Pria-pria lain yang kukenal menolak dengan alasan kebersihan. Kembali pada ceritaku, Veri dengan bersemangat menyodomi anusku dengan jarinya. Jari itu nampak ahli sekali. Entah sudah berapa banyak anus yang pernah dimainkan jarinya, tapi saya beruntung bisa merasakan kenikmatan itu.

"Oohh.. Oohh.." desahku, keenakan.

Jari telunjuk Veri keluar-masuk dengan irama cepat membuatku serasa benar-benar disodomi. Sesekali Veri berhenti hanya untuk membasahi jarinya dnegan air, lalu kembali menyodomiku. Ah, Veri memang jago sekali membuat pria gay bottom sepertiku melayang-layang ke langit ke tujuh. Hanya dengan jari telunjuknya saja, saya sudah teler dengan nafsu, apalagi jika dia benar-benar menyodomiku dnegan batangnya. Wah, tak terbayangkan nikmatnya. Sementara itu, saya kembali menghisap kontol Veri. Precum kembali mengalir keluar dari kontolnya, kujilat habis tak bersisa. Rasanya licin di lidah dan agak asin. Enak sekali. SLURP!

"Hhoohh.." desahku lagi saat jari Veri masuk lebih dalam lagi ke dalam anusku.

"Kamu bawa kondom?" tanya Veri dan aku menggeleng.

Veri melepaskan jarinya dan mulai memposisikan tubuhku sedemikian rupa sehingga aku siap disodomi olehnya. Kurasakan kontolnya mengetuk-ngetuk lubang pembuanganku. Aku menopang tubuhku di atas pangkuan Veri dan menurunkan pantatku pelan-pelan. Aahh.. Tapi ukuran batang kejantanan Veri, meski tidak raksasa, namun cukup besar untuk anusku. Dan akibat tak adanya kondom dan pelumas membuat penetrasi semakin sulit. Berulang kali kami mencoba namun gagal.

"Kamu berbaring saja," kata Veri.

Aku membaringkan tubuhku yang telanjang bulat di pojokan bangku mobil Veri. Sebenarnya aku tidak benar-benar berbaring karena badanku masih setengah duduk tapi juga hampir berbaring. Kuposisikan tubuhku sedemikian rupa agar anusku terekspos. Kurasakan udara AC mobil yang agak dingin menyapa anusku dan membuatnya berkedut-kedut. Oohh.. Kurasakan jari tangan Veri kembali menusuk-nusuk anusku. Nikmat sekali. Tangan Veri memang lebih besar dibanding dengan tanganku yang imut. Jarinya pun terasa besar. Saat jari itu menembus masuk.. BLES! Saya merasa seolah-olah batang kejantanannyalah yang sedang beraksi. Untuk sesaat, saya lupa dan membayangkan bahwa Veri sedang mneyodomiku. Aahh.. Nikmat sekali. Kupejamkan mataku dan kunikmati irama sodokannya sampai akhirnya saya membuka mataku dan bertanya..

"Itu jarimu atau batangmu?" Suaraku agak parau, masih terhanyut nafsu birahi.

"Jariku," jawabnya sambil tersenyum mesum padaku.

Saya agak kecewa karena saya mengharapkan bahwa benda yang sedang beraksi di dalam anusku adalah batangnya. Tapi di sisi lain, saya merasa sangat puas karena saya sangat menikmati permainan jarinya itu sampai-sampai saya terkecoh. Veri sungguh pria yang sangat terampil dalam hal seksual. Tanpa dapat ditahan, saya memikirkan pria-pria yang pernah diajaknya bersetubuh dan saya menjadi agak cemburu. Tapi semua tak berarti lagi karena sekarang Veri bersamaku, dan bukan bersama mereka.

kumpulan cerita gayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang