Tak ada yang jauh lebih menyenangkan dari clubbing, seperti apa yang sekarang mereka lakukan, minum, berdansa di antara gemerlapnya lampu karaoke
"eh bocah pergi lu sono" celetuk Adies yang sedang mabuk dan setengah sadar hingga menampar pipi Vea
Vea yang juga mabuk hanya tersenyum konyol kembali menimpali "walaopun gua masih bocah nih belum 17 taon, tapi beuh gausah diraguin" timpal Vea yang sedang asik berjoged itu semakin hot.
Tanpa di sadari seorang laki laki menatap Vea dari kejauhan.
"ahahaaha, sa ae lu jink" jawab Adies seraya tertawa bersama Vea
Malam ini Darenz dan Chita tak ikut pergi ke Club, kedua anak itu memang membatasi meminum alkohol untuk kepentingan kesehatan otak mereka.
Malik menghampiri mereka berdua, entah apa yang membuat Malik terlihat gelisah sedari tadi karena ia terus menerus mengecek arloji nya yang sudah menunjukan pukul 2 pagi
"Nyet pulang yuk" ajak Malik
Vea menatap Malik dengan kesal "ngapain pulang si likk" ujar nya
Adies yang medengar itu mengerutkan dahi nya keheranan karena tak biasanya Malik seperti ini "gak laku ye lu ahaha" semprot Adies tertawa sambil memukul mukul pundak malik
Romeo yang sedari tadi menghilang akhirnya menampakkan diri dengan wajah yang sama gelisah nya "cepet Ve, Dies kita pulang ke rumah Darenz" ujar Romeo dan segera menggendong Vea ala bridal style
Vea merengek sambil memukul mukul Romeo "aaaa romeeee lu ngapain, turunin gueeee nanti lu dikira cowo gue lagi" Rengek nya membuat beberapa orang di club menoleh ke arah mereka
Romeo yang sebenarnya kesal hanya diam dan memasukkan Vea ke dalam mobil, begitupun dengan Adies yang di gendong Malik.
Vea sedikit sadar dan mulai bertanya "ada apasih sebenarnya?"
"lu gak aman Ve dari tadi ada yang ngebuntutin elo!!" jelas Malik
Adies terkekeh "kocak lu, bukannya udah biasa itu mah cowok napsu doang anjrit"
"ngga dies, bukan!! Tu cowo sama beberapa temen nya udah ngikutin kita sebelum sampe club" Malik bersikukuh dan diangguki oleh Romeo yang sedang menyetir
"what?!! Serius lo? Kenapa kita gak pulang dari tadi? Atau kenapa kita gak batalin aja?!" Vea mulai panik melirik ke segala arah memastikan tak ada yang mengikuti nya
"gue baru liat tanda tanda mereka bahaya pas tu cowok mau nyamperin eluu sambil nyalain korek"
Vea melotot dan semakin panik memastikan di sekitar jalan tak ada yang membuntuti nya hingga akhirnya "rom rom itu ada yang ngikutin kita di sana" panik Vea menunjuk mobil yang berada di jalan sebelah berada di belakang mereka
"telephone Chita sama Darenz cepet!" perintah Romeo
Chita calling..
"Halo chitaa, gw sama yg laen lagi di jalan menuju rumah Darenz, lo di sana kan? kita di buntutin orang" ucap Vea yang hampir menangis
"iya iya gw lagi di Darenz, lo tenang, gak usah panik cepet shareloc ke gue" jawab Chita dari seberang sana
Chita pov..
Darenz menatap gue dalam "makasih ya sayang" ucap Darenz mengakhiri permainan pagi ini lalu mengecup bibir dan kening gue
Gue yang ada di atas tubuh Darenz memeluk Darenz dengan sangat erat, dengan penis yang masih berada di dalam
Drtt drtt drtt
Suara telephone gue mengganggu
"eh ada yang nelphone jam segini?" gue bergumam dan bangun dari tubuh Darenz

KAMU SEDANG MEMBACA
Friendnefit (school sex with friend) || 18+ Bukan Untuk Bocil
Teen Fiction(WARNING!! CERITA INI MENGANDUNG KATA KATA KASAR DAN ADEGAN 21+, ANAK BOCIL MINGGIR YAK) "yuhuuu akhirnya gue 17 taoonnn" Teriak Veara sambil mengangkat kaleng beer dan bersulang bersama 5 temannya Adies, Citha, Romeo, Malik, dan Darenz. Mereka tela...