00

142 13 0
                                    

Mencari pekerjaan sangatlah sulit bagi gue. Hanya bermodalkan ijazah SMA menambah kesulitan dalam mencari pekerjaan. Orang tua gue sudah lama bercerai dan hak asuh anak diberikan kepada papa. Setelah bercerai mama kembali ke kampung halamannya.

Selama tinggal berdua dengan gue, Papa mulai memasuki dunia perjudian. Setiap pulang kerja selalu larut malam dalam keadaan mabuk.

Gue sempat frustasi dengan keadaan Papa. Semakin kurus dan ngga keurus semenjak beberapa hari yang lalu dikeluarkan dari kantor tempat beliau bekerja selama dua puluh tahun karena ketahuan korupsi. Kami hanya bisa makan sehari sekali dari hasil kerja paruh waktu gue di sebuah cafe.

"Papa mau kemana?" tanya gue heran melihat papa berpakaian rapi.

"Mau cari kerja. Udah cukup beberapa hari ini kamu kerja di cafe sampai larut malam. Papa ngga tega liat kamu kecapean."

"Tapi Pa-"

"Papa pergi dulu. Kamu baik baik dirumah ya? Papa janji kita bisa makan enak lagi."

Gue ngga bisa mencegah papa untuk pergi. Papa tipikal orang yang keras kepala.

Waktu itu seandainya gue tau kalau ucapan perpisahan papa adalah ucapan selamat tinggal untuk selamanya, gue ngga bakal kasih ijin papa pergi.

Papa tewas secara misterius di sebuah gang kecil. Meninggalkan hutang yang ngga bisa dibilang sedikit kepada gue. Gue baru aja lulus SMA, mimpi gue untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi sirna sudah. Gue harus cari uang untuk bertahan hidup dan melunasi hutang papa.

Kenapa gue ngga tinggal aja sama mama?

Gue ngga yakin mama masih mau menampung gue. Mama udah punya keluarga baru yang lebih bahagia. Gue yakin kalo gue datang lagi di kehidupannya, mama pasti langsung ngusir gue.

Ngga ada waktu untuk meratapi kepergian papa. Waktu berharga gue harus digunakan untuk melunasi hutangnya. Walaupun susah banget rasanya nahan sesak di dada gue yang kian menyakitkan, gue harus jalani semuanya.











































Selembar kertas tertempel di dinding kaca minimarket menjadi pusat perhatian gue setelah membeli beberapa mie instan. Disitu tertulis sebuah kantor sedang mencari karyawan baru dengan salah satu persyaratan hanya menunjukkan ijazah SMA.

Kesempatan bagus ga akan datang dua kali. Tentu aja ga gue sia siakan kesempatan itu. Sekarang jarang banget sebuah perusahaan merekrut karyawan dengan persyaratan tersebut. Kebanyakan perusahaan mau calon karyawannya paling ngga memiliki gelar S1.

Tanpa membuang waktu lagi gue buru buru mengetik nama email perusahaan tersebut dan detik itu juga langsung buat curriculum vitae lalu mengirimnya secepat kilat.

Ting~

Ponsel gue berbunyi menampilkan notifikasi email dari perusahaan tersebut. Disitu tertulis kalo gue dipersilahkan untuk datang besok pagi. Saking senengnya gue sampai loncat loncat di depan minimarket. Orang orang yang lalu lalang di depan minimarket ngeliatin gue heran. Gue yang udah terlanjur malu membungkuk sebagai tanda permintaan maaf dan segera berlari ke rumah.











•••


Lee Heeseung

Lee Heeseung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jay Park

Jake Shim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jake Shim

Park Sunghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Sunghoon

Park Sunghoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Shena

Lee Shena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Cerita ini sebagian besar dari game otome Kissblood  yang aku tambah ide dariku biar ceritanya makin seru.

Sweet Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang