Perundungan bisa jadi hal lumrah bagi seseorang
yang memiliki jenis kekurangan yang tak diterima masyarakat umum.
Kata siapa tidak ada satu pun orang di dunia ini yang merasakan hidup sendirian?
Azmi sudah harus merasakan hidup sendirian semenjak kelas dua SMP, ketika ayah dan ibunya harus bercerai. Meninggalkan dirinya dengan segala tanggung jawab yang harus dia penuhi sebagai manusia. Teganya ... kedua orang tuanya malah sibuk dengan urusan perceraian dan pernikahan dengan manusia lain. Meninggalkannya sebatang kara, hanya dengan pemberian uang bulanan, uang sekolah dan segala kebutuhan lainnya yang rutin diberikan keduanya hanya untuk memastikan kelangsungan hidup Azmi masih tetap terjamin.
Memanglah orang orang di dunia ini pada umumnya selalu berpikir ... mana mungkin ada ibu sejahat itu? Mana mungkin ada Ayah setega itu? Atau ... orang tua mana yang tega menelantarkan anak kandungnya sendiri?
Kalau hal seklise itu benar benar terjadi pada seluruh orang tua di bumi, maka tidak akan ada satu pun berita yang mengatakan pembunuhan orang tua terhadap anaknya, pembuangan anak di tempat sampah, tentang orang tua yang tega menjual anaknya demi membayar utang, dan seabreg masalah lainnya yang dilakukan oleh banyak orang tua tega di dunia.
Dan Azmi merupakan salah satu anak yang kurang beruntung karena dia harus merasakan kenyataan bahwa dirinya adalah satu dari anak di dunia yang dibuang oleh orang tuanya sendiri. Yang membuatnya masih lebih baik adalah .... setidaknya keduanya masih memiliki kepedulian untuk memberikan uang rutin agar Azmi bisa tetap meneruskan dan mengurus kehidupannya sendiri. Ya, mau bagaimanapun ... keluarga mereka dulunya merupakan keluarga yang berkecukupan. Ayah dan ibu Azmi masing masing sibuk mengurus bisnisnya. Hingga suatu hari ... ibunya ketahuan selingkuh oleh ayah Azmi, yang langsung dibalas dengan perselingkuhan yang sama oleh ayahnya.
Di titik itulah ... perlahan tapi pasti, hubungan keduanya mulai renggang dan mulai terjadi percekcokan. Azmi yang sehari hari hanya bersama ART di rumah, tak pernah lagi terperhatikan kedua orang tuanya, benar benar makin dianggap angin lalu. Antara ada dan tiada. Seolah mereka tak pernah membuat Azmi lahir ke dunia.
Well, dari sepenggal kisah yang dialami Azmi ini, membuat kita seharusnya bisa mengerti bahwa tidak ada orang tua yang sempurna. Bahwa tiada juga anak yang lahir dengan seluruh kesempurnaan. Kembalikan sekali pada kenyataan bahwa mereka adalah manusia, yang bisa berbuat salah. Dan bisa bersikap seperti malaikat atau seperti setan sekalian. Hanya karena jadi orang tua, itu tidak lantas membuat seseorang bisa berubah menjadi sangat baik dan menyayangi anak anak mereka.
Kehidupan Azmi sama sekali tak kunjung berpihak baik padanya, ketika di sekolah ... ia menjadi salah satu siswa yang harus dirundung oleh teman teman kelasnya, bahkan oleh anak anak dari kelas lain yang tidak ia kenal. Ah, ralat! Seharusnya tidak perlu menyebut mereka teman teman kelas. Karena memang tak ada satupun dari mereka yang menjadi teman Azmi. Mereka hanya bisa merundung Azmi dengan kata kata yang menyakitkan atau menyudutkan Azmi di pojokkan yang membuatnya harus menahan sesak acapkali diperlakukan demikian.
Pesakitan mana lagi yang kamu dustakan?
Seperti suatu ketika saat dia sudah sangat lelah mengurus dirinya di rumah, dengan seabreg pakaian kotor, cucian piring yang menumpuk --salahnya sendiri karena terbiasa menunda nunda suatu pekerjaan, dan ketika dia harus pergi ke sekolah lagi, dia mendapatkan perundungan yang sangat menyakitkan.
"Heh ... denger denger ayah ibu lo cerai ya?"
Deg. Itu adalah rahasia yang hanya disimpannya seorang diri. Dia tak pernah menceritakan itu pada siapapun. Dia tak memiliki satu pun orang yang bisa diajaknya bicara selama di sekolah. Bagaimana bisa ada orang yang mengetahui rahasianya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
KULI
Short StoryKamu akan terkejut saat membacanya. Cerita ini tidak sesuai dengan ekspektasi umum tentang kuli. Termasuk apa apa yang kamu pikirkan selama ini tentangnya.