2 II He's Charming

7.6K 185 4
                                    

Menjadi kuli, tidak berarti tidak berpengetahuan. Ia meyakini pengetahuan lebih penting dari sekadar kerja keras menggunakan otot ototnya belaka. 

Risky Ivan Nugraha sedang mengisi waktu istirahatnya setelah seharian bekerja dengan membaca berita berita terbaru melalui smartphone sederhananya yang masih bisa digunakan untuk keperluan keperluannya mendapatkan informasi. Ia merasa bertanggung jawab akan nutrisi otaknya sendiri dan mengandalkan smartphone bekas adiknya itu untuk pengetahuan.

Di saat kuli kuli lain terbiasa menggunakan gawai mereka hanya untuk sekadar ajang mencari hiburan seperti melihat wanita wanita cantik  nyanyi dangdut di youtube, atau iseng nyapa nyapa cewek yang mereka ajak kenalan di media sosial atau ... bisa juga hanya menghabiskan waktu semalaman suntukuntuk bermain facebook ataupun media sosial lainnya dan mengajak beberapa cewek berkenalan. Kalaupun tidak begitu, mereka biasanya iseng juga mencari cewek cewek BO kalau kebetulan lagi ada duit. Ya gimana lagi ... memang kebutuhan dasar mereka untuk memenuhi hasrat seksualitas mereka. 

Seringkali mereka menyewa satu cewek untuk dipakai rame rame. Patungan bagi cewek yang mau melakukannya dengan mereka. Mereka melakukannya di bedeng kalau rame rame. Tapi kalau si ceweknya mau, dan itu pun sangat langka terjadi. Tak serta merta seorang cewek mau dibayar dengan tarif rendah hanya untuk digilir ramai ramai, kecuali seorang cewek yang memang minta untuk dipuaskan. Yang memang memiliki hasrat untuk dijamah oleh banyak laki laki sekaligus. 

Sehingga dibayar berapapun tidak menjadi masalah baginya, asalkan hasratnya terpenuhi dengan lancar. Jadi dia bisa menyerahkan dirinya untuk digarap banyak lelaki sekaligus.

Dan kenyataan 'gelap' yang terjadi di kalangan antar sesama kuli ini memang terjadi. Kalau pun mereka sudah tak tahu lagi harus bagaimana, karena uang mereka pun habis untuk kebutuhan keluarga --anak istri di kampung atau uang mereka habis untuk kebutuhan rokok dan juga makan, maka ... kalau sudah sangat terpaksa, mereka akhirnya saling mengocokkan penis mereka satu sama lain. Setidaknya dikocokkan penis oleh tangan orang lain, rasanya jauh lebih nikmat dibanding dikocok tangan sendiri. 

Apapun kerapkali mereka lakukan untuk bisa menyenangkan diri mereka. Mendefinisikan kebahagiaan sebagai sesuatu yang sederhana, dan kepuasan seks bisa ditempuh dengan berbagai cara yang sederhana pula. Kenyataan gelap ini tak terekspos dunia luar, sampai sampai mereka sendiri yang akhirnya mengeksposnya melalui rekaman video dan lain sebagainya. 

Ivan bukan tidak tahu tentang hal itu. Ia hanya berusaha untuk menutup telinga dan matanya akan hal itu, karena semua itu sama sekali tak menarik minatnya untuk berkecimpung. Ya, Ivan memang awalnya bersosialisasi dan bisa dekat dengan mereka di awal pertemuan. Namun ... ketika segala sesuatunya berubah, saat kelakuan kelakuan kuli lainnya terlihat, Ivan mulai menyadari dirinya harus agak menjaga jarak.

Ivan selalu menolak dengan halus, namun itu pun tak membuat dia benar benar mengucilkan diri sih. Sesekali dia juga bergabung saat sudah bosan belajar. Dia ikut tertawa atau menonton bareng bersama kuli lain, saat ada hal lucu yang bisa ditertawakan bersama.

Hanya saja ... Ivan sudah mengingatkan kepada kawanan kuli lainnya, untuk tak mengganggunya di saat dia ingin menyendiri. Dia tak bilang bahwa dia sedang belajar --tentu saja agar tak menuai hujatan dari kuli lainnya, namun ... dia selalu mengatakan bahwa dia selalu butuh waktu untuk menyendiri. 

Kontan saja, pas pertama kali memberitahukan hal itu, mereka menertawakan Ivan karena dianggapnya akan melancap seorang diri. Beberapa bahkan menawarkan Ivan bantuan, barangkali mau dibantu jika harus melancap. Ivan pun hanya menanggapinya dengan gurauan. Pergi saja, tanpa harus meladeni candaan kawannya itu dengan pembelaan pembelaan tak perlu.

KULITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang