Sudah hampir satu jam Luzio menatapi makam Lyodra. Setidaknya setiap seminggu sekali Luzio mengunjungi makam temannya itu. Bahkan bunga yang kemarin dia bawa pun sudah mulai layu dibiarkan terguyur hujan semalaman.
Dia ingat betul bagaimana Lyora menghembuskan nafas terakhirnya sembari menggenggam tangannya dengan erat. Sembari tersenyum manis dan mengatakan, "Maaf, aku tak bisa menjawab pertanyaan mu yang kemarin. Aku harap kamu akan bertemu seorang gadis yang menerima mu apa adanya. Yang aku tahu gadis itu bukan dariku."
Tak terasa air mata telah jatuh membasahi pipi Luzio yang sudah memerah. Mengingat semua hal itu membuat hatinya sesak.
Selama ini hanya Lyora yang berhasil membuat Luzio tertawa lepas. Kini orang yang menjadi alasan Luzio untuk tertawa sudah pergi meninggal dirinya untuk selamanya.
"Gue balik dulu ya Ra. Lu istirahat yang tenang disini."
Luzio memakai kembali kupluk jaketnya dan tersenyum manis menatap makan Lyora sebelum dia kembali ke mobilnya.
Luzio terdiam sejenak selepas sesampainya dia didalam mobil. Memejamkan mata dan membayangkan tawa Lyora yang sudah menjadi kenangan dalam mobil ini.
Luzio mengehela napas, "Bagaimana gue bisa berdamai dengan keadaan kalau tawanya masih bisa gue dengar."bisik Luzio dengan kepala tertunduk.
Dengan sigap Luzio segera menyadarkan dirinya kembali dari lamunan dan kembali melajukan mobilnya menuju rumah.
Di Kediaman Keluarga Smith.
"Tuan muda sudah tiba di rumah? Tapi ini belum waktunya Tuan muda pulang sekolah."tanya Pak Juna heran.
"Hmm iya."
Luzio terus saja melenggang pergi menjauh menuju kamarnya tanpa begitu menghiraukan pertanyaan yang di ajukan Pak Juna.
Luzio mengamati dinding kamar yang dia ubah menjadi kasus investigasi. Luzio tengah mencari siapa yang sudah menabrak Lyodra, karena para polisi itu sudah menutup kasus tabrakan Lyodra. Tentu saja Luzio tidak terima akan hal itu.
Luzio mengambil foto yang mereka ambil tahun kemarin saat mereka mendaki gunung bersama. Luzio sedang menatap dalam Lyodra yang tengah tersenyum lebar dalam foto itu, ingat sekali Luzio saat Lyodra mengatakan.
"Zio, gua bahagia Lo bisa bawa gua mendaki, disini pemandangannya indah. Makasih ya Zio." Lyodra sambil tersenyum sumringah.
Ketiga sahabat itu pergi mendaki selepas mereka selesai ujian. Yuka, teman mereka yang keturuan Jepang-Indonesia pun akhirnya bisa pergi mendaki bersama. Maklum saja, Yuka sedang di persiapkan untuk menjadi pemimpin perusahaan ayahnya. Jadi Yuka jarang sekali pergi keluar kota bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyora
Teen FictionGw Lyora bukan Lyodra -Lyora Gw kangen Lo ly-Luzio Gadis yg bernama lengkap Lyora Casandra Xavier itu bertemu dengan pria aneh yg trus saja memanggilnya Lyodra, padahal dirinya sendiri pun tidak mengenal siapa itu Lyodra. Luzio lelaki aneh yg terus...