ꕥ Erwin, Levi, dan Hange

2K 438 96
                                    

Disinilah (y/n) duduk tenang bersembunyi didalam rerumputan dan memperhatikan orang-orang yang dia sangka Annie dan yang lainnya ternyata bukan.

(Y/n) semakin menundukkan kepalanya, menunggu orang-orang itu berlalu. Sepertinya dia terjebak, dan berarti yang menjawab suratnya memang bukan Annie.

Ada kemungkinan orang-orang itu tahu hubungannya dengan Annie dan yang lainnya.

(Y/n) mengeluarkan pisau dari dalam saku tas kecil yang terpasang di pahanya. Seseorang berambut pirang dengan potongan sebahu membuatnya kembali berwas-was.

Kilatan cahaya kecil memasuki retinanya, (y/n) membeku merasakan besi tipis dingin yang bersentuhan dengan lehernya. Kedua tangannya terangkat dan menjatuhkan pisau ke tanah.

"Siapa kau?"

Suara berat memasuki telinganya, (y/n) menelan ludah kasar dan berbalik menatap mata hitam didepannya.

"Etto..."

Pedang tipis itu semakin didekatkan ke leher gadis itu. Membuat (y/n) berjengit merasakan perih dilehernya.

"A-aku... Hanya warga yang numpang.... Lewat," cicitnya pelan.

Tak mungkin (y/n) bisa menang melawan orang-orang sebanyak itu. Jadi mari menyerah dulu untuk sekarang.

Beberapa pasang mata menatapnya, seorang wanita dengan rambut di ikat ekor kuda berwarna coklat dan mengenakan kacamata berjalan mendekat dan menyentuh bahunya.

"Hmm..."

(Y/n) yang ditatap dari dekat hanya bisa nyengir kecil dan sedikit membeku karena remasan di pundaknya.

"Rambut pirang muda dan mata biru, kau kakaknya Annie itu ya?"

Tepat sasaran, mata (y/n) meliar mencari cara agar bisa menyanggah ucapan perempuan itu, tapi begitu lehernya bergerak sedikit saja langsung bertemu dengan mata pedang yang tajam.

"I-iya..." ucapnya pasrah.

Kedua tangan (y/n) diikat kebelakang, (y/n) diiring menuju sebuah perkemahan dan dipaksa masuk kedalam sebuah tenda.

Duduk dilantai tanah, didepannya terlihat seorang laki-laki berambut pirang yang sibuk dengan dokumen yang berserakan di atas mejanya juga laki-laki berambut hitam yang tadi menodongkan mata pedang aneh kearah lehernya.

"Jadi... Aa... Dia kakaknya Annie Leonheart?" tanya laki-laki berambut pirang itu pada laki-laki berambut hitam.

"Ya, dia sendiri sudah mengakuinya Erwin."

Si pirang yang dipanggil Erwin duduk didepan (y/n) dan memperhatikan gadis itu dari dekat. "Dia tidak terlihat kuat seperti Annie Leonheart, Levi."

"Aku setuju, malah terlihat sangat lemah."

"Ya maaf! Emang aku nya lemah kok!" jerit batin (y/n) yang kesal disebut lemah.

Erwin mendudukkan tubuhnya didepan (y/n), "nah nona, (y/n) Leonheart, aku harap kau mau bekerja sama dengan kami."

"Itu perintah atau permintaan?" tanya (y/n). Alisnya bertautan menatap Erwin.

"Itu perintah."

.
.
.

(Y/n) duduk tenang di bangsalnya saat ini. Kepalanya bergerak jatuh pelan menahan kantuk karena hari sudah sangat larut malam. Interogasi tadi siang berlangsung sampai malam. Ada banyak hal yang ditanyakan orang bernama Erwin itu padanya mengenai titan Annie.

Dan tentu saja (y/n) hanya menjawab seadanya, seberapa banyak yang dia tahu tanpa menutupi satupun berkat tatapan intimidasi laki-laki bernama Levi yang berdiri tepat disampingnya dan mengasah pisau milik (y/n).

(Y/n) memilih membaringkan tubuhnya di atas sehelai kain dan menutup matanya. Mencoba tertidur sebentar sembari menunggu pagi datang.

Pintu bangsalnya diketuk pelan, (y/n) melihat perempuan berambut coklat dengan kacamata di hidungnya tengah tersenyum lebar kearahnya.

"Kau manusia ya?"

Wajah (y/n) langsung datar mendengar pertanyaan itu. Jadi perempuan itu mengira dia apa seharian ini? Monster? Hantu?

"Iya aku manusia," jawab (y/n) seenaknya.

Pintu terbuka, perempuan itu masuk dengan semangat kedalam tempat kurungan. Kedua tangannya menggenggam tangan (y/n).

"Yah, aku sedikit kecewa karena kau ternyata manusia baisa, bukan titan shifter seperti adikmu," ucapnya bersemangat. "Aku Hange Zoe! Salam kenal (y/n) Leonheart."

(Y/n) yang mendengar itu langsung sweatdrop, "u-uh... Ya, salam kenal Hange-san."

Hange membawanya keluar dari tempat kurungan, disambut beberapa orang yang menatapnya menyelidik dengan seragam lengkap juga pedang yang berada diluar alat mereka, seolah siap menebas titan.

Mata (y/n) mengerjap dan menatap orang-orang itu lalu beralih ke Hange yang berjalan disampingnya. Wajah (y/n) menatap Hange dengan pandangan sulit diartikan.

"Jangan-jangan mereka menungguku berubah jadi titan semalam?!"

.
.
.

.
.
.

.
.
.

T
B
C

.
.
.

.
.
.

San: hshshshshshshsh mamang Levi dah keluar 🗿

.
.
.

.
.
.

See you next chapter 😗👌🏻

23 Februari 2021

ꕥ Campanella (Levi.A x Readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang