Jake menghela nafas, kemudian meluruskan kaki. Agak bosen. Soalnya dia sekarang lagi sendirian. Di salah satu tempat duduk di taman istana.
Nggak kerasa, sudah seminggu lamanya sejak pertama kali Jake tinggal di istana. Sehari hari berjalan seperti biasa. Terkadang Jay sibuk jadi Jake harus sendirian. Tapi nggak ada masalah, soalnya segala sesuatu sudah disiapkan. Jake tinggal di salah satu kamar tamu dan diperlakukan seperti tamu. Jadi dia nggak perlu kerja atau apa disana. Tapi ya begitu, kayak sekarang, kalau lagi nggak ada Jay, dia juga nggak ada kenalan di sini buat diajak ngomong. Jadinya krik krik, kayak sekarang. Gabut mau ngapain, dari tadi cuma bisa ngeliatin langit doang.
"Aduh.. bosen," Keluh Jake sambil tidurin kepala diatas meja taman. Sambil memandangi suasana sepi taman istana di sore hari.
Nggak ada yang lewat taman kalau sore sore begini, paling ada cuma beberapa dayang atau kasim yang berlalu lalang sambil bawa barang barang.
Pengen jalan keluar..
Tapi nggak enak sama orang orang hms :(Batin Jake. Dia pengen banget jalan jalan keluar. Tapi rasanya gaenak aja gitu, udah tamu, suka keluar masuk istana seenaknya. Takutnya dia dipandang gimana gimana mangkanya Jake seminggu ini nggak kemana mana.
Apa gue cari Jay aja ya?
Jake mengerucutkan bibir sambil mikir. Takut ganggu sih, tapi kayaknya Jay juga nggak akan masalah. Toh kemarin kemarin juga Jay sering cari dia cuma buat ngobrol ngobrol santai.
Nekat dulu deh, bodo amat.
Pikir Jake pada akhirnya. Dia buru buru bangkit lalu mulai jalan menyusuri istana menuju ke kediaman putra mahkota. Dia sudah tahu jalannya karena Jay juga udah beberapa kali ajak ke sana buat baca buku.
Jake jalan riang melewati aula istana sambil senyum senyum. Semangat, nggak sabar ketemu Jay. Seengaknya ngobrol sama Jay bisa mengisi kegabutan. Dia juga orangnya asik, selalu ketawa kalau diajak lawak. Walaupun putra mahkota, orangnya nggak kaku. Mangkanya dengan bersama Jay seminggu ini sudah bikin dia agak lupa sama kejadian nyesek sebelumnya.
Sesampainya di depan kediaman Jay, Jake lihat seperti biasa ada beberapa prajurit dan dayang yang berjaga di depan pintu. Jake langsung datangi salah seorang dayang,
"Mbak, mbak, misi," Tanyanya, melempar senyum.
Dayang itu memandang Jake,
"Ada apa tuan?," Jawabnya.
Jake garuk garuk tengkuk sejenak,
"Ini, mbak dayang. Pangeran Jay nya ada?," Ucapnya, memandang dayang itu penuh harap.
Dayangnya menunduk sedikit, lalu mengangguk,
"Ada. Mohon tunggu, saya panggilkan..," Jawab dayang itu, menunduk sopan lalu langsung berjalan masuk dengan langkah teratur.
Dayang jaman dulu memang sopan sopan. Jake juga dipanggil tuan-tuan, soalnya dia kan punya link sama putra mahkota, jadi dikira orang penting gitu. Padahal mah enggak ya wkwk. Tapi nggak apa apa, kesalahpahaman yang membanggakan terkadang tidak perlu diluruskan, kalau kata pujangga.
Nggak lama, dayangnya keluar dari dalam dan mendatangi Jake lagi.
"Ayo tuan, silahkan masuk," Ucapnya sambil mempersilahkan.
Yey!
Jake senyum dan langsung mengikuti dayangnya dari belakang.
Wajah tersenyum Jay segera terlihat begitu Jake masuk ruangan. Kemudian Jay menggangguk ke dayangnya untuk gestur membolehkan pergi, sebelum dayangnya akhirnya pergi keluar ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunghoon is Better Than Immortality √ Sungjake | ENHYPEN
FanfictionJake lebih milih buat mati muda daripada ga ketemu jodoh sama sekali. Maka dari itu, Jake ngorbanin nyawanya demi masuk dunia game cuma buat cari pacar. BxB sip yg homopobic mundur lo pada 🤏 Pair : Sunghoon(top)×Jake(bot) No baku | Au | Fantasy [E...