5 Tahun silam, 16:09 sore di Jakarta Utara.
Suasana saat itu tidak banyak yang berlulu lalang di jalan seperti rutinitas biasanya. Tidak ada anak-anak yang sedang berkerumun seperti biasanya. Seperti kota mati mendadak, hanya ada suara tiupan angin dan bunyi dedaunan kering yang bergerak dan beterbangan. Namun dalam keadaan seperti itu, masih banyak pedagang kaki lima dan warung-warung yang menghidupkan usaha mereka yang sangat sepi dan hampir mematikan usaha nya. Setiap hari, di kabarkan banyak masyarakat yang telah meninggal dunia karena terkena dampak Covid-19. Rumah sakit di penuhi puluhan bahkan ribuan pasien yang mengalami dampak dari wabah Covid-19, di seluruh dunia. Banyak keluarga yang takut, gelisah akan wabah yang menyerang. Perketatan menghindari keramaian tempat yang biasanya di jumpai banyak pengunjung mulai di tutup, penggunaan masker mulai terealisasikan. Namun sejak saat mulai penerapan itu, banyak sekali mafia masker dan handsanitizer mulai menyelundupkan barang mereka dan membuat barang yang sangat di butuhkan saat ini menjadi langka. Harga yang mereka tawarkan tidak main-main, sangat meresahkan. Namun apa daya, masyarakat yang mementingkan kesehatan dari terjangkitnya wabah, memilih untuk mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk membeli barang dari mafia-mafia tersebut. Kondisi saat ini sangat kacau.
Anne berada di depan cermin sambil menyisir rambut lurus panjangnya itu menggunakan jari jemarinya, rambut yang berwarna coklat gelap mengkilap, tingginya yang hanya 153cm dengan berat badan 46kg. Anne memiliki pipi yang tembam, dan sering kali ia tidak percaya diri dengan pipinya itu. Anne berumur 19 tahun dan akan menuju 20 tahun mengikuti tahun karena ia kelahiran 2000. Sehari-hari, anne melakukan kegiatan produktifnya membaca buku dan menggambar sketsa wajah. Anne sangat menyukai seni, saat Anne merasa sedang jatuh cinta, ia akan menggambar. Saat ia sedang patah hati dan terluka hatinya, ia akan menulis.
Dalam pemukimannya, Anne bertetangga dengan ibu-ibu yang suka bergosip, bapak-bapak-bapak yang suka main kartu higga larut malam. Sehingga tidak jarang Anne dan keluarganya sering menjadi topik pembicaraan pemukimannya. Anne dan keluarganya tidak terlalu dekat dengan warganya, karena alasan yang masuk akal juga, neneknya melarang untuk bersosialisasi dengan mereka yang setiap hari hanya memburukan satu sama lain. Tidak jarang, Anne yang dulu bekerja saja sempat-sempatnya saat pulang di sore hari di bicarakan dari belakang karena menggunakan kendaraan baru yang dibelinya. Pembicaraan itu sampai terdengar oleh nenek Anne dan membuat nenek Anne merasa buat apa mereka mengusik cucunya yang memiliki kendaraan baru. dan itu adalah alasan keluarga Anne adalah keluarga yang sangat tertutup dan tidak membuka diri dengan sekitarnya.
Anne yang tidak memiliki teman di dekat rumahnya, sedang melamun jenuh dengan melihat sosial media dihandphonenya. Kegiatan itu sangat membosankan sekali dikarenakan Anne tidak bisa keluar pergi bersama teman-temannya yang di kenal saat Anne masih SMA seperti biasanya. Saat itu, Indonesia di gemparkan dengan desas-desus penyakit Covid-19. Seluruh dunia menjadi gempar dengan adanya berita tersebut, termasuk Anne dan keluarganya. Anne sadar, bahwa ia harus menjadi sangat hati-hati jika ingin keluar dan harus ekstra steril karena tidak ingin membahayakan orang yang berada dirumah. Tiba-tiba, Anne terfikir bahwa ia ingin mengubah rasa bosan ini menjadi sesuatu yang lebih menyenangkan daripada harus mengikuti trend membuat dalgona coffe. Anne akui bahwa itu sangat melelahkan, walaupun dirinya sangat penasaran.
"Ilona, kamu sedang apa?" Tanya Anne sekiranya mengajak Ilona untuk bermain bersama.
"Sedang tidak melihat apa-apa, mau keluar dan jajan rasanya" jawab Ilona sambil merebahkan badannya ditempat tidur mereka berdua.
"Kita belum pernah mencoba buku yang kita beli kemarin kan?" Ajak Anne dengan memiringkan badannya sambil melihat rak kayu tersebut.
"Coba ambilkan Anne, aku ingin melihat isinya seperti apa" Minta Ilona melas karena sedang tidak ingin mengubah posisinya untuk bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harsa Urya
RomanceBagaimana bisa? Aku meminta Bintang tapi Tuhan memberikan Bulan. Anne menjalin hubungan dengan Safar dimana ia adalah pria asing yang bahkan belum di temui sebelumnya, namun Anne perempuan keras kepala berhasil di buat bingung karena Safar selalu me...