Readers-Nim Bebas Berkomentar 🙂
"Kau ingin kemana ?" Tanya Tn. Kwon yang melihat istrinya mengemasi barang-barangnya.
"Aku ingin menyusul kedua anak ku ke Korea, mereka masih membutuhkan sosok seorang ibu, walaupun Lisa sudah tidak menginginkan sosok ayah di hidupnya.
"Kau tidak bisa meninggalkanku, aku sangat mencintaimu, kau tau sendiri aku tidak bisa apa-apa tanpa mu" Tn. Kwon berlutut memegangi kedua tangan istrinya, bahkan air mata sudah membasahi wajah tampannya. Ny. Kwon menghapus air mata suaminya, menangkup wajah suaminya dengan kedua tangannya.
"Aku tau itu, dan aku sangat mencintaimu. Sebagai seorang istri, kau adalah sosok sempurna dalam hidup ku, kau pelengkap hidup ku tapi sebagai seorang ibu, kedua anak ku adalah harta terindah dalam hidup ku, aku tidak ingin menyia-nyiakan harta ku, dan mereka masih sangat membutuhkan ku. Kau tau putra mu sangat kecewa dengan kejadian ini, aku juga tidak bisa membayangkan jika putri mu mengetahui semua ini. Kau tau sendiri Cwewy seperti apa, dia tidak ingin berbagi apa yang ia punya pada orang asing. Mungkin dia akan membenci mu dan orang-orang yang terlibat di dalam masalah ini.
Manusia spesial itu tersenyum kecut saat melihat pemberitaan yang sedang ramai di perbincangkan. Ia meletakkan ponselnya berlalu ke kamar mandi, setelah itu melakukan sarapan untuk mengisi perutnya.
"Apa kau sudah berada di rumah, bagaimana kabar Eomma ?" Ia melakukan panggilan
"Aku sudah berada di rumah Oppa, Eomma baik-baik saja." Jawab Yuna dari sebrang panggilan. "Hmm Oppa. Apa Oppa baik-baik saja, apa Oppa sudah meli...."
"Aku baik-baik saja Yuna, dan aku sudah melihat beritanya. Sudahlah tidak perlu untuk di bahas dan di pertanyakan." Setelah mengakhiri panggilan Lisa memasuki ruang dance yang ia tata senyaman mungkin di apartemen adiknya, ini adalah ruangan kesukaannya. Ia kembali mengunci pintu, memutar musik dengan volume yang sangat keras. Ia menggerakkan tubuhnya, menari mengikuti alunan musik. Entah sudah berapa lama ia melakukannya. Manusia spesial itu mengabaikan lelahnya, keringat membasahi pakaian dan tubuhnya. Bahkan wajahnya tampannya di penuhi dengan keringat, dan air mata membantu untuk membasahi wajahnya. Ia menepis rasa sakit hatinya. Melawan air matanya dengan senyumannya yang ia ukir di wajahnya, walaupun senyuman itu sangat sulit untuk di artikan. Merasakan kedua kakinya sudah tidak sanggup untuk menopang tubuhnya, ia perlahan mematikan musik, membaringkan tubuhnya di lantai, memandangi langit-langit. Tangannya mengepal, Dadanya naik turun, entah kerena sesak nafas akibat melakukan dance yang terlalu lama atau sesak karena menahan sakit hatinya.
"Apa benar pemberitaan itu ?" Tanya Irene.
"Aku tidak ada waktu untuk menjelaskannya sekarang Eonnie, aku harus pergi" Jennie berlari menuju mobil dan melajukannya ke suatu tempat. Ia melajukan mobilnya dengan sangat cepat, melupakan keselamatannya, yang terpenting baginya segera sampai ke tujuan. Untunglah ia sampai dengan selamat. Jennie keluar dari mobilnya dan berlari, ia membuka pintu kamar dengan kasar, memperhatikan seluruh isi kamar, dadanya terlihat naik turun akibat berlari. Ia tidak menemukan apa yang ia cari, ia kembali menelusuri ruangan. "Kau disini" ucapnya dengan nafas yang tersengal, berusaha mendekati seseorang tersebut.
"Jangan mendekat, aku berkeringat" Jawabnya, pasalnya ia sedang berolahraga.
"Aku tidak peduli itu" Jennie memeluk tubuh seseorang itu dari belakang, memejamkan matanya menghirup aroma tubuh yang ia cintai.
"Berhentilah bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi di antara kita" Lisa melepaskan tangan Jennie yang melilit di tubuhnya. Ia berjalan untuk menjauh dari mantan kekasihnya.
"Mianhae" Jennie kembali berusaha untuk menggapai Lisa.
"Untuk apa ?" Lisa memunggungi Jennie, meminum air mineral.
"Aku yakin kau sudah melihat beritanya, ku mohon maafkan aku" Jennie meraih tangan kiri Lisa dan menggenggamnya.
"Untuk apa kau minta maaf, bahkan sebelum berita itu kau sudah mengakhiri hubungan kita" Lisa menjeda ucapannya dan tertawa. "Kau selalu saja melupakan sesuatu yang sudah kau lakukan" Lisa membuang pandangannya ke arah luar jendela.
"Apa maksud mu, apa kau benar-benar ingin kita berpisah !" Jennie meninggikan suaranya. Lisa tertawa menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya.
"Apa kau waras, kau sudah mengakhiri hubungan kita dan kau baru saja menjalin hubungan dengan pria itu, kurasa semuanya sudah cukup, kau dan aku tidak ada apa-apa lagi" Jelas Lisa.
"Ku mohon jangan seperti ini, kau tidak mempercayai ku, aku hanya mencintai mu. Ku akui aku memang pergi bersamanya tapi bukan berkencan, kami hanya melakukan makan malam biasa, aku juga melakukannya kerna kau tidak pernah memihak padaku, kau selalu mengikuti kemauan adik mu"
"Cukup !" Lisa meninju cermin membuatnya hancur berkeping-keping, mengakibatkan tangan kanannya mengeluarkan darah.
"Boo" Jennie panik, berusaha memegang tangan Lisa, namun manusia spesial itu menarik tangannya agar Jennie tidak bisa meraihnya. "Kau berdarah, aku akan mengobatinya" ucap Jennie dengan mata yang sudah mengeluarkan air. Ia akan menangis jika Lisa terluka, ia sangat mencintai manusia spesial itu.
"Sebaiknya kau pergi, aku tidak ingin melihat mu lagi" ucap Lisa tanpa melihat wajah Jennie.
"Boo" Lirih Jennie. Perkataan Lisa bagaikan petir yang menyambar hatinya. "Honey kau tidak serius kan, kau sedang berchanda" Jennie berbicara dengan sedikit tertawa.
"Aku serius" balas Lisa dengan nada datarnya.
"Tidak, aku tau kau sangat mencintai ku, aku tau Kwon Lalisa Manoban sangat mencintai Jennie Kim. Iyakan Honey ?" Jennie memberanikan diri memegang wajah Lisa agar melihat kearahnya, ia menatap dalam mata hazel kesukaannya. "Apa ini ada hubungannya dengan Tzuyu ?"
"Sudah ku katakan jangan melibatkan adik ku ke dalam permasalahan kita !" Teriak Lisa. Membuat Jennie memejamkan matanya karena takut, tapi ia berusaha memberanikan diri untuk mempertahankan cintanya.
"Katakan bahwa kau tidak mencintaiku lagi ! Balas Jennie berteriak.
"Aku akan berusaha untuk tidak mencintaimu lagi" balas Lisa memalingkan wajahnya.
"Bukan jawaban seperti itu yang ku inginkan. Aku ingin Jawaban kau masih mencintaiku atau tidak mencintaiku lagi"
"Mungkin kita di takdirkan tidak untuk bersama" balas Lisa.
"Tidak" Jennie menggelengkan kepalanya. "Aku yakin kau rela ingin berpisah dengan ku hanya kerja Tzuyu tidak menyukaiku" Ucap Jennie dengan tangisannya.
"Aku bisa mendapatkan wanita manapun tapi aku tidak bisa mendapatkan adik yang lain lagi, aku sangat mencintainya dia hidup ku, dan kau sudah mengecewakan ku dengan berkencan bersama pria itu" ungkap Lisa.
"Kami tidak memiliki hubungan spesial Boo, ku mohon percayalah, dan beri aku waktu untuk membuat Tzuyu menerima hubungan kita, aku akan berusaha untuk mendapatkan hatinya" Lisa menghela nafasnya.
"Tolong berikan aku waktu untuk berpikir, aku butuh waktu untuk sendiri. Kau tidak tau rasanya seperti apa melihat video dan foto wanita ku bersama pria lain" Ujar Lisa.
"Mianhae" Jennie kembali menumpahkan air matanya.
Thanks My Readers-Nim ❤️
Follow, Vote, Koment Untuk Lanjut
Saling Menghargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister My Hero
Teen FictionUngkapan atau bahkan perumpamaan, tidak akan bisa mendeskripsikan kasih sayang ku untuk mu. Aku merelakan menukar kebahagiaan mu dengan air mata ku. Sungguh Tuhan menciptakan banyak Keindahan di Dunia ini, tapi aku hanya ingin melihat senyum tulus t...