Aku memasuki kamar ku. Ku rasa aku harus membersihkan tubuh ku. Setelah selesai membersihkan diri dan memakai pakaian yang nyaman untuk tidur, aku manaiki tempat tidur ku yang nyaman, mengambil selimut untuk menutupi tubuhku. Aku akan segera tidur.
Tok...
Tok...
Tok...Aku terbangun dari tidur ku saat mendengar ketukan pintu kamar ku. Aku duduk, dan melirik jam weker di atas meja yang berada di sisi kanan ranjang ku. Ternyata masih jam 22.05. Mungkin aku yang terlalu cepat tidur. Aku berpikir sejenak sebelum membuka pintu, apa orang tua ku susah pulang. Aku berjalan menuju pintu dan membukanya.
"Happy Graduation. Prince" ucap para maid bersama. Aku memeluk mereka secara bergantian, Bahkan sekarang aku sudah meneteskan air mata ku. Mereka bukan sekedar ART buat ku tapi meraka juga sudah ku anggap seperti keluarga sendiri, mereka lah yang selalu menemani ku saat orang tua ku melupakan ku kerna pekerjaan, bahkan mereka lah yang selalu mengingat hari-hari spesial ku.
"Ayo Tn. Muda tiup lilinnya" paman John menyodorkan kue untuk ku, aku langsung meniup lilin. Memotong kue dan menyuapi mereka secara bergantian. Bibi Emily mengambil alih untuk memotong kue, dia mengarahkannya ke mulut ku, dengan senang hati aku menerimanya. Aku saat ini memang sudah berusia 22 Tahun tapi mereka selalu memperlakukan ku seperti anak yang berusia 5 Tahun, mereka selalu memanjakan ku, aku menyayangi mereka.
"Tn. Muda ayo makan, aku tau kau pasti belum makan." Ucap bibi Emily membelai tanganku.
"Ayo Tn. Muda, nanti kau bertambah kurus, bibi Emily sudah memasak Rice Noodle untuk mu, dia menonton resepnya di internet, kekeke". Sambung paman Bono tertawa.
"Benarkah, sudah sangat lama aku tidak memakannya. Ayo" aku berlari menuju meja makan, dengan mereka yang mengikuti ku dari belakang. Aku menghampiri meja makan, ada banyak makanan yang tersaji, mereka semua memasak makanan kesukaan ku. Aku berusaha menemukan kedua orang tua ku tapi aku tidak melihat mereka untuk menikmati makan malam bersama, bahkan untuk mengucapkan selamat untuk ku. Setelah berperang dengan pemikiran ku, aku duduk di kursi. Bibi Emily meletakkan piring di hadapan ku, mengisinya dengan Rice Noodle.
"Bibi, apa Daddy dan Mommy belum pulang ?" Tanya ku sebelum menikmati makanan yang ku rindukan.
"Tuan berangkat ke New York untuk urusan Perusahaan, sedangkan Nyonya akan bertemu dengan kliennya untuk merancang beberapa busana untuk butiknya" jelas Bibi Emily. Aku hanya mengangguk.
Aku kembali fokus pada makanan ku. Melahapnya dengan semangat. Bibi Emily kembali mengisi piring ku, tidak menunggu waktu lama aku sudah mengahabiskannya lagi, aku sudah makan banyak malam ini, rasanya perut ku akan meledak. Aku menatap bibi Emily, terlukis senyuman di wajahnya.
"Terimakasih bibi, kenapa bibi tersenyum sedari tadi" ucap ku menatapnya.
"Bibi, sudah lama tidak melihat Tn. Muda makan dengan lahap seperti ini." Ucapnya, yang sekarang meneteskan air matanya.
Aku meminum air yang sudah di siapkan nya, berdiri menghampirinya, dan sekarang memeluknya. "Terimakasih selalu berada di sisi ku."
Aku masih berada di kamar ku, aku bukan baru bangun, aku sudah bangun sedari tadi bahkan aku sudah mandi, hanya saja aku tidak ingin keluar dari kamar. Aku melihat jam tangan ku, ini sudah jam 12.00 itu artinya sudah jam 20.00 di Korea. Aku meraih ponsel ku berada di atas tempat tidur, menelpon seseorang untuk memastikan dia tidak melewatkan makan malamnya dan jangan tidur terlalu larut malam. Setelah mengakhiri panggilan, aku memutuskan untuk mengisi perut ku. Saat berada di dapur aku melihat Mommy ku membantu para maid untuk menyiapkan makan siang. Lidah ku terasa kelu, hanya sekedar untuk menyapa Mommy ku, mungkin kerna aku sedikit kecewa. Aku mengambil satu buah apel dan memakannya, mendudukkan pantat ku di kursi. Bibi Emily meletakkan satu gelas susu coklat di hadapan ku, menggambil roti, mengoleskannya dengan selai strawberry, setelah itu menaruhnya di piring, meletakkannya di meja, tepat di hadapan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister My Hero
Teen FictionUngkapan atau bahkan perumpamaan, tidak akan bisa mendeskripsikan kasih sayang ku untuk mu. Aku merelakan menukar kebahagiaan mu dengan air mata ku. Sungguh Tuhan menciptakan banyak Keindahan di Dunia ini, tapi aku hanya ingin melihat senyum tulus t...