Eighteen

2.6K 359 26
                                    

Pasangan Park itu kini berada dalam mobil bersama dengan ibu Baekhyun. Wu luhan.

Satu tangan Chanyeol sedari tadi tak henti hentinya menggenggam tangan lentik Baekhyun. Mengecupnya berulang kali dan memberikan senyum menenangkan kala si mungil menoleh padanya.

Sedang Baekhyun, air matanya sedari tadi mengalir deras, detak jantungnya berdetak berkali kali lebih kencang dari biasanya.

Sedikit ragu dan tak tahu harus mengatakan apa di pertemuan pertama mereka setelah Baekhyun mengusir sang ayah beberapa bulan lalu.

"Tenanglah sayang, pilihanmu sudah tepat, keluarga tetaplah keluarga, kalian tak boleh berpisah walau masalalu pahit menghantui, saatnya kau berdamai dengan masalalu Baekhyunee... Aku di sampingmu." Baekhyun mempererat genggaman tangannya pada tangan kekar sang suami.

Merapalkan berbagai doa yang di tujukan pada Tuhan agar hatinya dapat sedikit tenang.

Awalnya berhasil, namun ketika mobil itu berjalan menuju parkiran rumah sakit, rasa gelisah Baekhyun kembali hadir dan perasaannya semakin tak karuan.

Setelah menemukan spot yang tepat untuk memarkirkan mobilnya, Chanyeol keluar dan berjalan memutar untuk membukakan pintu sang suami.

Cklek...

"Ayo... Tunggu apa lagi sayang?" Tanya Chanyeol kala Baekhyun masih saja diam tak bergeming walau telah di bukakan pintu oleh Chanyeol.

"C-chanyeol-ah... Ak-aku takut." Ucap Baekhyun dengan wajah tertunduk dengan tangan yang saling menggenggam di atas pahanya.

Chanyeol menghembuskan nafas pelan kemudian bergerak mendekat hingga mereka berjarak satu inci.

Tangan kekarnya mengelus lembut surai blonde si mungil lalu tersenyum hangat.

"Sayang, papa telah mendapatkan karma atas perbuatannya, dia juga telah membuktikan dirinya berubah... Bahkan dia juga menjagamu dari jauh bukan? Jangan lagi ragu, kalahkan egomu dan kita pergi menemui papa sekarang, dia membutuhkanmu... Kau satu satunya anaknya, dia hanya memilikimu dan mama." Baekhyun memejamkan matanya...

Benar... Saat seperti ini, saat saat terpuruk keluarga paling, dibutuhkan... Baekhyun tahu rasanya terpuruk dan sakit seorang diri, Baekhyun tahu rasanya bertahan hidup sendirian.

Walau penyebabnya adalah sang ayah, namun bukankah selama 18 hidupnya lelaki yang di panggilnya papa telah memberi banyak? Membesarkannya dengan kasih sayang tanpa pamrih.

Mata itu kembali terbuka dan mengangguk pasti menatap sang suami.

Ia turun dari mobil dan berjalan beriringan dengan Chanyeol yang setia menggenggam tangannya dan berjalan beriringan.

Luhan juga setia mengikuti anak dan menantunya, dia belum tahu tujuan kedua pria di depannya itu.

Yang di tahunnya adalah hendak menjenguk seorang pria yang begitu penting bagi mereka.

Ketika sampai di lantai tiga tempat Yifan dirawat, Baekhyun melihat kedalam ruangan sang papa, lelaki 52 tahun itu tengah sendiri.

Tangannya memanjang berusaha merai gelas dengan susah payah karena tubuhnya yang terbaring dengan berbagai alat medis.

Ketika hampir berhasil, tubuhnya hampir oleng dan tanpa sengaja menyenggol gelas yang akan di rasanya hingga terjatuh.

Pyar!!!

"Papa!!!" Baekhyun yang melihatnya segera berlari masuk dan meraih tubuh sang ayah yang nyaris terjatuh.

"Dimana Suho appa?! Mengapa dia membiarkan papa sendirian? Setidaknya panggil perawat jika membutuhkan sesuatu pa." Baekhyun begitu saja mengomel tanpa sadar.

How You Like That? END√ (Chanbaek) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang