| Gulir satu |

2 1 2
                                    

~'¤'~

"jangan pernah mengatakan sesuatu seperti itu kepada ku"

~'¤'~


Sudah 7 bulan lamanya bersekolah, tetapi Dania hadir kesekolah pun dapat terhitung jari. masa Pandemi seperti sekarang ini memanglah membuat segalanya menjadi rumit.

Tugas sekolah yang memumpuk membuat para murid - murid harus menatap layar ponsel mereka berlama - lama.

tapi, untungnya saja sekolah Dania bisa dilakukan offline alias bertatap muka.

Sekolah Dania memanglah mendapatkan sistem masuk tiga kali seminggu.

hampir tidak pernah masuk, uang sekolah Dania pun telah menunggak selama 5 bulan.

bagaimana yaa?

-'๑'-


Pagi ini wak emi tetangga Dania sekaligus merangkap sebagai saudara jauh keluarganya datang untuk mengantar sayur. kebiasaan ini telah dilakukan oleh wak emi semenjak beberapa minggu belakangan ini, yang membuat banyak tanda tanya dikepala wak Mar (ayah Dania).
Jujur saja sejak wak Mar tidak bekerja lagi keluarga Dania menjadi serba kekurangan tidak seperti dulu segala keinginan dapat terbeli begitu saja.

itulah roda kehidupan kadang berada dibawah dan diatas. manusia terlalu menikmati keberadaannya saat sedang berada diatas hingga membuat mereka lalai.

"DAN!! DANIA!! ini sayur" wak Emi yang telah sampai didepan pintu samping rumah Dania pun berteriak.

"ah wak Emi berisik sekali, tidak bisakah dia hanya berteriak sekali saja?" segala isi batin Dania dengan kekesalannya terhadap teriakkan wak Emi.

Kalian pernah ngga sih ngerasain gini, gara - gara tamu yang mengetuk pintu rumah sambil terus teriak - teriak manggilin nama kita itu, buat kita jadi kayak keteteran buat bukain pintu. jadi kayak ikutan panik - panik ajaib gitu? iya Dania selalu ngerasain gini mau marah aja rasanya pingin ngejambak rambut itu orang sambil teriak dikepalanya tapi Dania ngga bisa ngelakuin itu, soalnya ini yang dihadapinnya orang tua.

ngga berselang lama setelah Dania nerima mangkok sayur dari wak Emi ayah Dania keluar, sekejap mereka ngomong - ngomong masalah keuangan. Awalnya Dania belum terusik, Dania masih asik saja mengganti piring sayur dari wak Emi kepiring miliknya sendiri. Soalnya wak Emi pelit banget segala urusan piring aja pake takut hilang. emangnya siapa yang mau makan piring?

"Dania masih sekolah Mar? Yati (anak perempuan wak Emi) ku mau nyarikkan kerjaan untuk dia soalnya daripada sekolah nanggung - nanggung gitu baguskan dia kerja, biar ada untuk makan kalian" wak Emi berkata seperti ini Dania masih sabar menunggu kata selanjutnya yang akan keluar dari mulut ayahnya. semoga, semoga saja ayahnya masih mau menahankan pendidikannya.

"itulah wak, aku dah bilang ke nde'e hidup itu jangan pernah ada banyak gengsi, abange nde'e wae ora eneng pulang wes dua bulan iki"

"yaudahlah kerja aja, aku pun udah ku bilang sama Yati ku Dania kayak nya ngga sekolah lagi, buat apa sekolah nanggung - nanggung gitu"

sakit banget, rasanya segala impian Dania hari ini juga telah hancur.

bisakah dia bisa menjadi seorang psikiater yang selama ini iya cita - citakan?

bisa kah?

ah rasanya Dania ingin menyalahkan semesta yang ngga pernah bercanda dengannya tetapi, sekalinya bercanda langsung menghancurkannya begitu saja.

apa ini? Dania baru kelas 10.

bagaimana bisa Dania berpikir menjadi seorang Psikiater sedangkan untuk menamatin sekolah menengah kejuruannya saja, sudah tidak ada harapan.

buat apa perempuan sekolah tinggi - tinggi nanti juga bakalan berakhir didapur

perempuan saja kok buat apa sekolah tinggi - tinggi

terkutuklah orang - orang terdekatnya yang selalu ngucapin kata seperti itu.

Dania sangat membenci mereka yang selalu berkata seperti itu.

benar ternyata manusia hanya bisa berencana Tuhan yang menentukan.


































































































tbc.



























hai halo, ini cerita yang isinya sekedar lewat dikepala ku.

aku sering mikir gini apa ada ya orang - orang yang lebih ngga beruntung dihidupnya dibandingin sama hidup ku? terus entar aku bakal jawab isi kepala ku kayak ah adalah pasti anjir, geer banget dikira Tuhan cuma mau ngasih luka ke aku doang apa ha? jadi terkadang aku kalo lagi ngerasa yang ku alami itu berat banget aku bakal mikir kebawah gimana yaa kalo masih ada orang - orang yang hidupnya lebih parah dari aku? gimana cara mereka melewatinya?

jadii, buat kalian ayoo kesini bagiin luka kalian ke aku.

biar aku buat dalam narasi seperti ini.

biar kita semua saling menyemangati.

biar kita semua berpikir kalo kita itu semua kuat.

biar kita semua berpikir kalo Tuhan memang maha adil.

biar kita semua berpikir manusia itu diberi luka dan ujian itu ya karna kita sebagai makhluknya mampu untuk menahan luka dan ujian yang diberi.

mari kita saling menguatkan.

yang mau dm aku buat cerita - cerita juga boleh^^

oke cukup, semoga kita bisa jumpa dichapter selanjutnya yaa



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ruangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang