Summary:
Yang Baekhyun harapkan sekarang hanyalah hidup tenang membesarkan buah hatinya.Menjadi seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan yang tak terlalu besar sudah cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya juga putranya,hidup dalam lingkaran kesederhanaan sudah membuatnya bahagia.Berbanding terbalik ketika ia dikelilingi oleh kemewahan dari seseorang yang tak ingin ia ingat lagi.Tahun itu sudah berlalu,biarkan tahun ini hingga ke depannya menjadi tahun yang membahagiakan baginya.
Akan tetapi jika tuhan berkehendak untuk membawanya kembali masuk dalam lingkaran itu,apa yang bisa Baekhyun perbuat?dia hanyalah manusia biasa.
Genre
Mafia, romance,yaoi
Rate:
Mature(+)
Cerita hanyalah imajinasi author semata,jadi jika cerita telah berlanjut mohon agar tidak memasukkannya ke dalam hati
Enjoy~
Tiga hari berlalu semenjak kejadian pengejaran itu, dan kejadian itu cukup membuat tingkat waspada dalam diri Baekhyun semakin meningkat. Ia tidak mau sesuatu yang buruk terjadi, apalagi pada putra semata wayangnya. Anak yang menjadi penyokong hidupnya. Setiap hari ia berdo'a, dengan doa yang selalu sama. Baekhyun hanya menginginkan keselamatan."Mama!!" Baekhyun terkesiap, mengusap dada dua kali sebagai reflek tangan saat terkejut. Kepalanya menoleh, menatap Jackson yang tampak menggemaskan dengan kostum buah Cherry di tubuhnya. Mengingatkan dirinya sewaktu kecil, memakai kostum strawberry dan berangkat ke festival kota bersama ibunya. Bibirnya perlahan membentuk kurva yang sangat manis, sebisa mungkin mengubur rasa rindunya terhadap sang ibu yang sudah tenang di alam sana.
"Apakah Jack cudah tampan??" Anak itu bertanya sembari memutar-mutar tubuh dengan diselingi kekehan seringan kapas miliknya.
"Sudah sayang, anak mama sangat tampan. Ugh menggemaskan!!" Baekhyun memeluk gemas tubuh anaknya, menciumi seluruh permukaan wajah itu membuat Jackson tertawa karena mamanya tidak mau berhenti mencium bibirnya.
Tawa Baekhyun lepas hingga menuai setitik airmata di sudut mata sabitnya. Rasanya begitu membahagiakan jika ia berada di dekat anaknya, ia bisa tertawa lepas, tidak lagi menangis seperti beberapa tahun silam.
"Ayo!"
Baekhyun berseru setelah bangkit dan berjalan lebih dulu menuju pintu utama rumah, meninggalkan Jackson yang tampak mencebik imut. "mama~ Jack gendong" Baekhyun berbalik, menatap main-main pada anaknya. " aduh sayang, mama sudah tua. Sudah tidak kuat lagi menggendong Jackson yang gendut" Jackson semakin mencebik, bukan karena tidak di gendong. Melainkan pada kata gendut, jadi selama ini ia gendut?
"Yasudah, Jack jalan saja"Baekhyun tersenyum hangat sebelum mengangkat tubuh gempal anaknya ke dalam gendongan di tangan kanannya. "Mama hanya bercanda sayang, mama masih lebih dari kuat untuk menggendong Jackson sambil berlari" Baekhyun berjalan keluar rumah, berhenti sebentar untuk mengunci pintu. Jackson memeluk leher mamanya, tersenyum gummy kemudian.
"Jack gendut?" Pertanyaan polos itu membuat Baekhyun memeluk anaknya sambil berjalan menuju taman di mana festival di adakan. Bukan keinginannya untuk kesana, hanya saja ia tidak akan bisa menolak permohonan anaknya untuk ikut meramaikan taman itu.
"Karena Jack sehat, makanya mama bilang Jack gendut. Dan mama menyayangi Jack, sangat sangat mencintai Jack. Jadi berjanjilah pada mama untuk tetap tersenyum" Jackson mengangguk patuh, memeluk leher mamanya semakin erat begitu melihat kerumunan manusia di seberang jalan, dimana taman berada. Ada banyak orang disana, dewasa maupun anak-anak.
"Jackthon!!" Teriakan itu menarik atensi anak dan ibu yang baru tiba di taman. Baekhyun menahan tawa, astaga ia fikir anak itu berteriak pithon tadi. Ah cadel yang menggemaskan. Tubuh kecil lelaki berbalut kostum mangga itu berlari mendekat, "itu teman Jack bukan? "
"Nde eomma, he'c my fliendc" Baekhyun menurunkan tubuh Jackson begitu anak manis teman Jackson sudah mendonggak di depan tubuhnya, merentangkan tangan ke arahnya dengan wajah memerah karena matahari pagi.
"Tangan cehan kenapa?" Bertanya polos, itulah Jackson. Ia akan menanyakan apapun yang membuatnya penasaran. Baekhyun mengusap kepala anaknya lembut, "Bolehkah mama menggendong Sehan?" Kerutan samar terpatri di kening si kecil.Tapi berakhir mengangguk begitu melihat tatapan memohon Sehan juga senyum teduh mamanya. Sehan tampak girang begitu tubuh kecilnya sudah berada di gendongan mama teman sekolahnya. Kedua pipi chubby itu ia kecup. Memeluk leher Baekhyun dan memandangnya kagum .
"Uuu mama Jack cantik, thama thepelti mama Thehan" Baekhyun tertawa, memang benar jika anak-anak akan selalu menggemaskan. "Terimah kasih" Balasnya akan pujian lugu dari sang anak.
"Cudah, ayo tulun. Nanti mama Jack lelah"
Mereka berjalan beriringan memasuki area taman dengan Jackson juga Sehan yang memimpin perjalanan. Mereka berceloteh ria dengan suara yang besar seakan mengabaikan atensi para manusia yang menatap gemas pada mereka.
Jackson memang tersenyum ceria,tapi hatinya berkata lain. Hatinya serasa di remat begitu melihat anak-anak yang tertawa bahagia bersama orang tua mereka yang lengkap. Jackson juga ingin merasakan itu meski hanya dalam mimpi, tapi selama ini mimpinya hanya berisi mamanya, temannya juga kolam cokelat. Tidak pernah ada sosok yang bisa ia sebut papa.
"Ayo main itu!" Tubuhnya tertarik, mengembalikan senyum merekah yang sempat memadam.Ah untuk apa ia memikirkan hal konyol seperti itu, mamanya saja sudah cukup baginya.
Mereka berlari mendekati stan permainan, membayar dengan koin yang sudah Baekhyun persiapkan. Pemilik stan memberi tiga buah bola ke tangan Jackson juga Sehan. Mereka melempar bola dengan berlagak membidik beberapa kaleng terlebih dahulu. Baekhyun kembali bersyukur, setidaknya kejadian kemarin tidak mempengaruhi mental Jackson. Anak itu masih sama, tidak berubah. Masih bisa tertawa lepas meski Baekhyun tau senyum itu di selingi rasa iri di dasar hati. Baekhyun peka, jika selama berjalan, anak itu teruslah memperhatikan interaksi para keluarga kecil yang berlalu lalang di taman. Bukan Baekhyun egois, tapi biarlah seperti ini. Karena akan lebih baik jika Jackson tidak tau siapa ayahnya.
"Yeay~!!" Lamunannya buyar begitu mendengar pekikan dua makhluk hidup di depannya yang kini tengah melompat dan berputar ria karena berhasil membidik sasaran yang tepat dan paman pemilik stan dengan segera memberikan boneka beruang untuk kedua anak itu.
"Telimah kacih paman!!" Ucap Jackson gembira. Cengirannya begitu lugu,menampilkan gigi putih dan bersihnya.
Mereka lanjut bermain, membumbung akan tawa bahagia di udara. Seakan mereka tak memiliki beban berarti jika ditilik dari luar. Tanpa tau jika sosok di seberang sana tengah mengepalkan tangan dengan mata terpejam menikmati desiran hangat itu kembali di darahnya. Melihat senyuman sabit yang begitu manis dari pria mungilnya, bibir bawahnya ia jilat seduktif.
"Bawa dia ke hadapan ku, secepatnya!" Diakhiri dengan penekanan. Ia sudah tidak bia menunggu lagi, untuk itu perintah mutlak keluar dari bibir tebalnya. Langkah ringannya ia bawa untuk memasuki ruang kerja miliknya, meninggalkan tiga orang yang kini saling memandang.
"Kuharap lima tahun bisa membuatnya sadar" Lirih Kyungsoo yang dibenarkan oleh kedua rekannya.
TBC
_CHANBAEK_IS_REAL_
gaje sih,tapi mau bagaimana lagi,ini saya ngetiknya ngebut kek mau disalip cucunya Rossi🤸🤣🤣
Ayo ramaikan,kalau rame saya akan lebih semangat upnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Phoenix Want's Me
FantasyYang Baekhyun harapkan sekarang hanyalah hidup tenang membesarkan buah hatinya. Menjadi seorang karyawan biasa di sebuah perusahaan yang tak terlalu besar sudah cukup untuk memenuhi semua kebutuhannya juga putranya, hidup dalam lingkaran kesederhana...