"Nah, begini kan cakep." Puji Somi dengan senyum merekah di bibirnya. Ia memperhatikan penampilan Jennie dengan seksama dengan tatapan puas.
Tidak sia sia hasil make over penampilan Jennie yang menghabiskan waktu 4 jam ini. Tinggal make up sebentar, maka penampilan Jennie akan sangat perfect.
"Udah gak sih? Jen cape." Keluh Jennie sambil menatap Somi dengan bibir cemberut.
Somi terkekeh kecil, "Belum Jen, kan abis ini lo mau di make up. Kira kira sejam lagi."
Mata Jennie membulat kaget, "HAH? SATU JAM LAGI?"
Somi mengangguk sementara Jennie mendesah kecewa. Jennie pikir setelah acara lepas - pasang baju ini, semuanya akan selesai. Ternyata harus make up lagi. Jennie memilih loncat saja dari jembatan daripada harus menghabiskan satu jam lagi bersama somi.
"Diem ya Jen, ini gue mau mulai make up in." Kata somi sembari mengeluarkan berbagai alat dan produk make upnya.
Jennie memiringkan kepalanya bingung melihat semua perlengkapan make up di atas meja riasnya. Ia tidak mengenali produk apapun kecuali lipstick. Jennie memang tidak menggunakan make up apapun kecuali lipstick. Jimin juga melarangnya menggunakan make up.
Jimin bilang, Jennie sudah cantik tanpa riasan. Jadi tidak perlu memakai make up lagi.
1 Jam pun terlewati.
"Aduh Jen, liat deh di kaca. Gilaa, lo cakep banget sumpah. Ditambah gue yang make up in lo. Pokoknya lo harus traktir gue ya, besok gue mau makan all you can eat!" Somi menatap wajah Jennie dengan detail, lalu melihat ke arah kaca rias didepan mereka dengan tatapan kagum.
Jennie ikut membuka mata, melihat penampilannya yang pertama kali menggunakan make up. Hanya satu kata yang bisa Jennie ucapkan, WOW. Ini jauh dari ekspektasinya, ia pikir make upnya akan terlihat menor. Ternyata sangat cocok di wajahnya.
Somi berbakat juga, sepertinya ia harus benar - benar men-traktir Somi besok.
"Yuk berangkat!" Somi mengambil tas jinjing bermerek channel yang terletak di atas meja kecil di sebelah meja rias.
Jennie mengangguk antusias, ia berdiri dari kursi riasnya. Setelah itu ia mengambil tas bermerek dan jenis yang sama dengan somi dan segera berjalan keluar dari kamar.
Somi dan Jennie berjalan mengendap - ngendap supaya Jimin tidak bangun. Maklum, ini sudah tengah malam. Tepat jam 12. Meskipun pergerakan mereka akan kelihatan di cctv besok pagi, yang penting misi malam ini telah terlaksana.
Setelah berhasil keluar rumah dengan selamat, mereka segera pergi ke bar sesuai perjanjian Jennie dan Daddynya. Yups, mereka akan bertemu malam ini. Jennie sedikit gugup, takut kalau daddynya ini ternyata adalah perempuan.
Di roleplayer, tentu saja banyak tg ( transgender ) alias cewe yang menyamar jadi cowo di roleplayer. Sesuai rules, di rp itu free tg. Tapi jika sudah memutuskan untuk bertemu, Jennie berharap yang ditemuinya adalah laki laki asli.
"Jen, dia ada ngechat lo lagi gak?" Tanya Somi di sela sela lampu merah. Ia menoleh ke arah Jennie.
Jennie membuka tasnya, kemudian mengeluarkan handphone mewah bermerek Apple yang tentu saja keluaran terbaru. Ia membuka dm instagram roleplayernya. Terlihat ada satu pesan baru dari Daddynya.
Tae.xxs
Kamu mau ketemu?
yakin mau ke real life?Me
Nie yakin kok Dad.
Gapapa kan kalo
aku mau ketemu?Tae.xxs
Tidak apa apa, Saya juga tertarik
buat kenal kamu di real life.
Hari ini di bar Exchange, tengah malam. Bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl | Taennie
Romance❝ Jen, lu kan jadi baby girl di rp. Gimana kalau lu beneran jadi baby girl dan cari sugar daddy? ❞ [ Mature Content ] ................. Park Jennie, adik dari Park Jimin, Ceo sebuah perusahaan terkenal ini sangat menyukai hal hal baru dan tantangan...