"Eum, tadi ngomongin apa kak?" Tanya Jennie was was pada Jimin yang sedang duduk dikursinya.
Ekspresinya sulit dijelaskan, terlihat sedang berfikir serius. Jennie jadi makin panik. Apa jangan jangan Jimin sudah tahu? Ah sialan.
Melihat Jimin tak menjawab, ia bertanya sekali lagi.
"Kak?" Ucap Jennie hati hati, tangannya berusaha memegang tangan Jimin.
Tak disangka, Jimin menepisnya. Cukup keras bagi perempuan yang cukup lemah seperti Jennie. Jennie langsung kehilangan keseimbangan. Jennie yang awalnya berdiri disamping Jimin sekarang malah terjatuh ke lantai.
Jimin yang sadar pun langsung menghampiri Jennie dan memeluknya.
"Maaf, Nie. Kakak lagi mikirin masalah proyek baru, jadi kakak ga mau diganggu. Sekali lagi maaf, kakak ga sengaja." Jimin mengelus punggung Jennie lembut.
Jimin bisa mendengar dan merasakan isakan kecil gadis itu. Bajunya sekarang jadi agak basah karena terkena air mata Jennie. Jimin berharap semoga adiknya bisa memaafkan dirinya. Ah, sepertinya membawa Jennie ke kantor hari ini adalah ide buruk.
Jennie itu kalau sedang kesal, ia hanya akan diam saja. Tidak memukul, tidak memaki, ia hanya akan diam dan tidak akan berbicara satu kata pun bahkan dengan para asisten rumah tangga.
Benar benar diam. Mungkin dalam benak orang orang Jennie ngambek hanya sehari, tapi nyatanya tidak. Bisa sampai seminggu atau bahkan lebih. Biasanya ia akan berbicara jika merasa sudah cukup ikhlas untuk melupakan alasan yang membuatnya kesal.
Dan sekarang, ia mungkin akan diam sampai seminggu.
Jennie mendorong tubuh Jimin, ia lalu bangkit berdiri. Menghapus air matanya, mengambil barang barangnya dan pergi begitu saja dari ruangan Jimin. Jimin hanya menghela nafas berat.
Untungnya ia tahu kemana Jennie akan pergi. Tempat dimana Jennie menenangkan dirinya sejak usia 6 Tahun. Tempat favorit keluarga mereka.
Kolam renang.
...................
Jennie melepas semua pakaiannya dan menggantinya dengan swimsuit. Untungnya ia sudah menyediakan beberapa swimsuit di ruang ganti. Jaga jaga jika ia ingin berenang, maka tak perlu repot membawa swimsuit dari rumah.
Suasana di kolam sangat sepi, Jennie tak melihat ada orang disini. Masuk akal juga, ini belum jam istirahat. Kebanyakan orang masih 'berpacaran' dengan berkas berkas yang harus selesai hari ini.
Setelah memasang kaca mata renangnya, ia mulai meloncat ke kolam. Ada dua kolam disini, yang dalam dan dangkal. Jennie lebih suka kolam yang dalam karena dapat membuatnya merasa berenang di laut.
Cukup dalam bagi Jennie, jika dihitung maka kedalamannya mencapai 6 meter. Sangat puas jika berenang disana.
Jennie sangat menikmati waktu dan ketenangannya disini. Berenang bagi Jennie adalah terapi. Mungkin ia hanya akan diam selama sehari jika ia bisa menghabiskan seharian penuh di kolam renang. Tapi tentu saja tidak mungkin. Mana ada orang yang seharian kegiatannya hanya berenang.
Jennie terus berenang hingga tak terasa ia sudah disini selama satu setengah jam. Waktu berlalu sangat cepat. Merasa haus, Jennie memutuskan istirahat sebentar. Ia berenang ke tepi kolam dan beranjak keluar dari sana.
Jennie pun melepas kaca mata renangnya, dan ternyata didepannya ada seseorang pria yang mengenakan celana renang. Tumben pikir Jennie. Biasanya jika sudah waktu istirahat para pegawai akan pergi ke kantin untuk makan, bukan malah berenang.
"Selesai?" Tanya laki laki itu dengan suara beratnya.
Jennie tersenyum tipis, "Istirahat, habis ini mau lanjut lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Girl | Taennie
Romance❝ Jen, lu kan jadi baby girl di rp. Gimana kalau lu beneran jadi baby girl dan cari sugar daddy? ❞ [ Mature Content ] ................. Park Jennie, adik dari Park Jimin, Ceo sebuah perusahaan terkenal ini sangat menyukai hal hal baru dan tantangan...