C. Identity

1.2K 97 1
                                    

"Semalam Nie kemana?" Tanya Kakaknya saat Jennie baru saja mendaratkan bokongnya di kursi meja makan.

"Eh? Kok nanya? Nie ga kemana mana." Jawab Jennie bingung sambil tersenyum kecil.

Hoho, sepertinya gadis ini tidak sebaik dan sepolos yang kita kira. Buktinya ia dengan sangat santai menjawab pertanyaan kakaknya. Seharusnya ia sudah gugup sekarang.

Jimin yang sedang mengoleskan selai cokelat di rotinya itu mulai menatap mata Jennie dalam, seakan berusaha mencari rasa panik yang seharusnya Jennie miliki sekarang.

"Nie lupa kita punya cctv? kasih tau kakak kamu kemana, kakak ga akan marah yang penting kamu jujur." Tegas Jimin, ia memang berubah jadi sangat serius jika menyangkut tentang adiknya.

Jennie tertawa kecil, "Hehehe, iya iya. Nie pergi ke pesta sama somi."

Mendengar kata pesta, Jimin langsung menatap Jennie tajam. Sadar kata 'Pesta' akan membuat dirinya dalam bahaya, Jennie langsung menggeleng dan membuat tanda X dengan kedua tangannya.

"Bukan yang kaya kakak pikirin kok, ini pesta minum teh kak. Adeknya somi baru beli tea party set jadi Nie mau coba juga." Jelas Jennie sambil tersenyum, menampilkan deretan gigi rapinya.

Ah, gummy smile miliknya juga membuat Jennie tampak sangat menggemaskan.

"Pesta minum teh tengah malam? ga usah nyari nyari alasan."

"Ih Nie ga nyari alasan. Emang bener kak, kata somi mainnya besok tapi Nie ga sabar jadi Nie langsung kesana."

Jimin terdiam, sekali lagi ia berusaha mencari tanda tanda kebohongan dari nada bicara dan raut wajah Jennie tapi nihil. Jennie bertingkah seperti anak polos yang selalu mengatakan kebenaran.

Menyerah, Jimin menghela nafas berat.

"Fine, kakak terima penjelasan kamu. Sekarang kamu siap siap ikut kakak ke kantor." Jimin lalu berdiri, melahap potongan roti terakhirnya dan berjalan meninggalkan Jennie sendirian di meja makan yang tersenyum kecil seperti hampir tertawa.

Gila saja jika Jennie masih bermain  'pesta minum teh'. Sekanak kanaknya tingkah Jennie, ia masih cukup dewasa untuk tidak memainkan permainan anak usia 6 tahun.

Oh shit, Jennie teringat ia harus menemani kakaknya.

Jennie menghela nafas putus asa, menemani kakaknya dikantor sama saja seperti mendengarkan lagu yang sama setiap hari.

Membosankan.

Kenapa membosankan? bukannya akan menyenangkan bisa berkeliling kantor yang memiliki 40 lantai? lengkap dengan kantin yang enak dan sehat, tempat bermain game, kolam renang, dan berbagai sarana menarik lainnya.

Terdengar menyenangkan bagi orang yang dapat dengan leluasa menikmati semua fasilitasnya, tetapi untuk Jennie big no. Jennie hanya bisa mengikuti kakaknya, tidak boleh pergi kemana mana kecuali ke toilet.

Bagaimana jika Jennie lapar? asisten kakaknya dapat memesankan makanan dan Jennie harus makan di ruangan Jimin, tentu saja berdua dengan kakaknya. Sangat menyenangkan ya, sampai sampai Jennie selalu tertekan saat berada disana.

Inilah cara kakaknya menghukum dirinya, sangat kejam kalau kata Jennie. Tapi walaupun ia akan tersiksa seharian, bukan berarti ia akan mengabaikan penampilannya.

Baby Girl | TaennieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang