Bagian Lima

17 0 0
                                    

Haechan siang ini sudah berada didepan pagar rumah milik Kinan sembari menunggu si Cantiknya itu keluar.

Tak butuh waktu lama, gadis itu keluar dengan sweater dan celana jeans yang melekat ditubuhnya.

"Enggak panas pakai sweater gitu, Ki?"

Kinan menggeleng, "Takut hitam, Chan."

Haechan sedikit tertohok dengan ucapan Kinan. Andai saja Haechan sudah memiliki mobil pribadi, sudah dipastikan si Cantiknya ini tidak akan menghitam akibat teriknya matahari.

"Maaf ya, Ki.. Besok-besok gue pinjem mobil temen dulu kalau mau jemput lo."

Mendengar ucapan Haechan, Kinan jadi tidak enak hati, "Bukan gitu, tapi emang gue kalau keluar siang-siang mau naik apapun itu selalu pakai sweater. Jangan overthinking gitu, Chan.."

Senyum tipis tercetak dibibir tebal milik Haechan, kemudian laki-laki itu mempersilahkan si Cantiknya naik ke motor vespa matic berwarna kuning pastel yang saat ini sedang digandrungi banyak anak muda.

"Mau ke toko buku dulu?"

"Ke tukang printer dulu aja, Chan. Mau beli cartridge printer."

Baru akan menjalankan motornya, Haechan ingat sesuatu. Ia belum berpamitan.

"Dirumah ada orang?"

Kinan menggeleng, "Mamah ada kerjaan diluar kota, Papa pulang malam, Jisung main ketempat temennya."

Haechan mengangguk, "Yuk, berangkat!!"

Motor vespa matic itu melaju membelah teriknya matahari dengan kecepatan sedikit diatas rata-rata. Haechan membawa motor itu sedikit lebih cepat lantaran tidak ingin gadisnya berlama-lama terkena matahari.

"Gue tunggu sini aja ya, Ki."

Kinan mengangguk. Kini mereka telah sampai disalah satu toko perlengkapan printer didekat kampus. Memang toko printer ini sudah menjadi andalan mahasiswa di kampusnya.

Haechan terus memperhatikan gerak-gerik Kinan yang sedang berbicara dengan pemilik toko, perlahan bibirnya membentuk sebuah senyuman.

Haechan sudah lama tidak merasakan jatuh cinta seperti ini. Terakhir menyukai seorang perempuan saat ia masih SMA, itu juga tidak sampai pacaran, cuma sampai tahap teman tapi mesra atau singkatnya TTM karena ternyata orang yang ia sukai juga sedang mengejar cinta si anak kuliahan semester dua kala itu.

Sebenarnya Haechan juga bukan tipikal orang yang mengambil pusing segala masalah dalam hidupnya, tetapi kalau soal Kinan berbeda.

Sedari awal bertemu dengan Kinan, laki-laki itu sangat berambisius untuk mendapatkan hati si Cantik Kinan.

Entah apa alasannya, tetapi hati itu benar-benar menginginkan Kinan.

Sibuk memikirkan si Cantiknya itu, tidak sadar kalau ternyata Kinan sudah berdiri dihadapannya.

"Ish, kok bengong?"

"Eh iya, hehe, gabut, jadi ngelamun."

Haechan menatap sebuah paperbag kecil digenggaman Kinan, "Udahan?" Gadis itu mengangguk.

Kemudian Haechan mempersilahkan si Cantiknya naik di jok belakang motornya dan menyerahkan helm berwarna senada dengan motornya ke gadis itu.

Diperjalanan menuju toko buku, tiba-tiba saja pertanyaan random terlintas dikepala Haechan.

"Kinan."

"Iya?"

"Lagi deket sama anak hukum?"

Sandekala ft. 00l nct dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang