Namanya Anak-anak

277 20 2
                                    

𝓙𝓪𝓷𝓾𝓪𝓻𝓲
.
.
.
.

Irama Kemala KasihAs you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Irama Kemala Kasih
As you





🌻🌻🌻

Sinar Matahari menelisik dari sela sela ventilasi Kamar Januari. Sedang pemilik Kamar tersebut masih saja bergulat dengan guling kesayangannya. Dia peluk erat seakan tidak ingin kehilangan. Namanya juga Januari, kalo tidur perlu sesuatu yang harus dia peluk. Apa saja yang penting bisa dia peluk, kecuali kamu yang lagi baca.

Disamping itu sudah ada Mba Kayla dengan pose berkacak pinggang terheran-heran melihat kamar adik bungsunya itu yang terlihat sangat berantakan.

"Dek bangun udah jam 9" Mba Kayla berusaha sebisa mungkin untuk tidak terkalut emosi. Dia sudah tau kalo adiknya ini tadi malam pulang larut. Memang sih hari ini hari Sabtu, tapi dia tidak ingin adiknya ini melewatkan sarapan pagi.

Terdapat pergerakan kecil dari Januari. Hanya mengulet dan bergumam tidak jelas tanpa membuka matanya.

"Dek sarapan dulu nanti baru deh adek lanjutin lagi tidurnya"

"Emmm em em" racau Januari tidak jelas.

"Dek ayok bangunn, kamu udah ditinggal Abang jogging" ucap Mba Kayla seraya mengusap lembuat surai hitam milik Januari.

"Cium dulu mba, baru adek bangun" Januari bersama suara serak sehabis bangun tidur mengetuk pelan pipinya.

"Enggak deh kamu bau"

"Yaudah kalo gitu adek lanjut tidur lagi"

"Udah gede masih aja manja. Malu sama Irama!!"

Kedua mata Januari terbuka lebar setelah mendegar penuturan Mba Kayla. "Ada Irama?" Januari celangak celinguk mencari keberadaan perempuan itu di Kamarnya.

Mba Kayla tersenyum jail. "Kalo Irama aja langsung melek"

"Adek gak mau Irama liat adek kaya gini nanti dia malah makin makin aja"

"Ck tanpa kamu kasih liat juga Irama udah tau. Udah sana buruan bangun, sikat gigi, terus sarapan. Oh iya dibawah juga ada Naren sama Hilal tuh" ujar Mba Kayla seraya membuka horden Kamar Januari.

"Ngapain cecenguk kesini? Aturan tadi Mba bilang aja maaf gak ada receh"

"Biasa. Sana buruan, udah di tungguin daritadi"

Dengan gerakan malas Januari bangun dari kasur kesayangannya itu. Berjalan mendekati Mba Kayla yang masih saja sibuk dengan horden dan jendela Kamar Januari.

Cup

Januari mengecup pelan pipi Mba Kayla dan langsung ngibrit lari ke Kamar mandi.

"JANUARRR!! MULUT KAMU BAU!! NGEROKOK KAMU YA TADI MALEM?!!"

Januari, Lee Jeno. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang