Ada satu hal yang paling kubenci di dunia, itu adalah kebohongan.
Tetapi mana ada insan yang hidup tanpa bertahan.
Semuanya saling mengaburkan pandangan.
Demi menutupi kebenaran yang menyakitkan.
Walau harus menghapus sebuah kenyataan.
Dan orang bilang ... itu namanya berkorban.
.
.
Dalam lingkaran kehidupan manusia, kebohongan mempunyai tiga warnanya tersendiri dengan motif yang berbeda. Hitam, putih dan biru.
Semua tahu kalau black lies itu sebuah kebohongan yang dilakukan oleh para pecundang. Mereka tak memperdulikan perasaan orang lain, yang penting dirinya aman berlindung dalam benteng yang menguntungkan dirinya sendiri.
Ibarat kau menjatuhkan vas berharga milik ibumu. Namun kau sangat takut untuk terkena omelan pedasnya. Jadi kau berdalih bahwa kucing lah yang sengaja menyenggolnya hingga onggokan vas indah diatas meja itu hancur berkeping-keping.
Lalu ada white lies. Mungkin bagi para penggemar boyband asal Inggris One Direction sudah tak asing lagi akan istilah ini. Ya ... judul lagu little white lies yang dibawakan mereka ini mempunyai alunan nada berdendang fantastis di telinga.
Tetapi istilah ini kerap ditunjukkan untuk seseorang yang mempunyai rasa simpati terhadap orang lain. Mereka berbohong agar tak ada hati yang terluka. Agar tak ada perasaan yang tersakiti. Walau sebagian yang lain tak suka dibohongi. Lebih baik berkata jujur namun getir dari pada bohong tapi bertabir.
Yang terakhir, yang sering dilupakan oleh sebagian orang adalah blue lies. Ialah kebohongan yang terletak diantara garis samar, antara kebaikan dan keburukan. Kasat sekali untuk mengklaim apa maksud tujuan orang tersebut.
Namun, ini lah dunia yang dihuni beragam konspirasi. Kalau kau pernah membaca atau menonton sequel Harry Potter, kau pasti sudah tak asing dengan Severus Snape. Ia contoh karakter yang mengungkit blue lies. Sang double agent yang berkorban untuk pengabdiannya atas nama cinta.
Blue Lies juga banyak ditemui pada dunia olahraga, bisnis dan praktik politik. Ambil contohlah pada pemilihan presiden Amerika Serikat yang dilakukan presiden Trump. Mereka memakai kebohongan seperti ini ibarat senjata dalam konflik antar kelompok. Itu lah mengapa pendukungnya tetap setia menjadikan Trump sebagai sosok pemimpin yang efektif. Karena tak mungkin ada manusia yang dipandang sempurna tanpa imbuhan ekspetasi.
Singkatnya, blue lies ialah kebohongan yang menguntungkan diri sendiri dan kelompok untuk mencapai tujuanya. Tetapi tidak untuk kelompok lain, bahkan boleh jadi mereka telah dirugikan. Kalau kau bertanya apakah ini berbahaya? Ya ... tentu saja. Sesorang dapat membohongi dirinya sendiri tak peduli apa yang dikatakan oleh hati nuraninya. Yang penting logikanya berkata bahwa ini benar.
Lewat blue lies, kebaikan dan keburukan atas nama kemanusiaan melebur menjadi satu. Terlebih ini sangat erat kaitannya dengan identitas kelompok. Nantinya kesetiaan, kerja sama, dan pengorbanan akan terlihat jelas. Hingga akhirnya mereka lupa, bahwa mereka terlahir dengan identitas sendiri, bukan kelompok.
.
.
Dialah Heeseung, siswa dari pedesaan yang akan pindah ke salah satu sekolah menegah atas di kota Seoul. Pesonanya maskulin dan sedikit bringas. Sorotan matanya tajam membuat kesan dingin tersemat pada dirinya. Ditambah tampang bad boy yang terpoles di wajahnya tampannya. Tetapi siapa sangka kalau peringai Heeseung lembut, ceria dan sopan sekali. Memang sikapnya berbanding terbalik dengan fisiknya.
Kalau di desa dulu, para gadis tak banyak yang menyukainya. Karena kebanyakan mereka lebih tertarik pada pemuda dengan wajah sendu yang menyejukkan mata. Namun di kota yang notaben para gadis berpandangan bahwa bad boy is sexy boy. Heeseung mungkin banyak digandrungi siswi di sekolahnya, karena konsep gayanya yang boyfriend material abis.
Entahlah, kisah ini belum sepenuhnya dimulai. Tetapi ada satu fakta yang harus kau ketahui. Heeseung tak suka bergabung dengan kelompok manapun. Ia tak suka bersahabat bahkan berteman dengan siapapun.
Heeseung lebih suka bertafakur dengan dirinya sendiri. Mencari teka teki dirinya dengan berdebat sendiri bersama pikirannya di keheningan malam. Mengorek-ngorek sedikit kesalahannya di masa lalu dan berusaha memaafkannya agar segera berdamai dengan masa kini.
Dialah Heeseung, lelaki yang kisahnya akan kau baca. Yang sedang berusaha menjalani hidup tanpa kebohongan, karena ia sangat membencinya. Tapi apakah itu bisa?
.
Huaaa ... welcome to my stories guys!! Akhirnya aku memberanikan diri buat publish cerita Heeseung yang udah lama bersemayam di otakku. Sebenarnya ide ini tuh terlintas pas lagi ngerjaiin tugas salah satu makul.
Semoga prolog ini bisa dipahami ya. Btw kalau kalian masih belum paham jelas sama istilah-istilah yang aku utarakan disini, tanya-tanya aja ya di kolom komentar atau bisa dm. I'm so happy to answer it. Kritik dan saran juga monggo hehe...
Love you
Sumy
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lies | Enhypen ver
Fanfiction"Bagaimana bisa kau yang dielukan bak superhero di sekolah mencintai gadis pembully?" "Dia juga manusia bukan? tahu apa kamu tentangnya!" Dialah Heeseung, lelaki yang sangat membenci kebohongan tapi berakhir menaruh rasa pada gadis angkuh yang berta...