"Karena kita kedatangan anggota baru. Maka kita akan merayakannya dengan makan siang yang super duper istimewa!!!" suara kepala asisten itu sangat menggelegar. Ucapannya tadi disambut riuh oleh yang lainnya. "Selamat datang bu Suryeon dan Heeseung. Semoga kalian dapat bekerja dengan baik dan betah disini," tambahnya.
"Terimakasih telah menyambut kami dengan sangat baik." Bu Suryeon alias ibunya Heeseung itu membungkuk sopan, diikuti oleh Heeseung di belakangnya.
"Baiklah kalau begitu tanpa berlama-lama lagi. Mari kita santap hidangan ini!"
Semua asisten langsung membabat lahap makanan diatas meja. Heeseung yang melihatnya juga ikutan nafsu memakannya.
"Lihatkan Heeseung, tinggal di kota tidak seburuk yang kau pikirkan. Malah kita bisa menghabiskan waktu bersama banyak orang," ucap ibunya. Heeseung hanya mengangguk cepat. Ia lantas meneguk air dingin untuk menghapus serat di tenggorokannya.
"Heeseung-ah. Kau kan yang paling muda disini, kau harus menyanyikan lagu untuk kami," teriak asisten yang tadi menggodanya. "Iya ayolah Heeseung," timpal yang lain.
Heeseung menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Bukan gimana, tapi ia sendiri merasa kalau suaranya itu dapat merusak dunia. Begitulah kata teman-teman di desanya yang mendukung persepsi begitu. "Lagu apa yang kalian ingin aku bawakan?" tanya Heeseung pasrah. Tentunya ia tidak enak hati menolak rekan kerja ibunya.
"Love me right karya Jung Haneul, kau tahu kan?" ujar salah satu dari mereka.
"Iya coba itu."
"Apa saja tidak masalah sih."
Ia memang tahu lagu itu dan sesekali menyanyikannya di kamar dulu bersama mendiang ayahnya. Tetapi orang-orang di desanya dulu lebih menyukai lagu trot dari pada pop.
"Baiklah. Akan kunyanyikan." Heeseung memejamkan matanya. Bibirnya mulai tergerak menyanyikan sepenggal lirik demi lirik lagu tersebut. Dayunan nada yang terlontar dari pita suara emas Heeseung sangat indah didengar hingga membuat seisi ruangan terlena dalam melodi.
Oh, sejujurnya bukan karena suara Heeseung yang jelek bagi teman-teman di desanya. Itu karena teknik bernyayi Heeseung tak pernah cocok untuk membawakan lagu trot dengan nada yang berbeda dengan genre pop. Begitu pula bagi orang yang awam tentang musik, mereka akan mendengarkan lagu sesuai selera saja. Jika tidak enak di kupingnya, maka kadang dikatakan jelek.
Saat lagu itu berakhir, tepuk tangan diberikan oleh semua orang disana sebagai bentuk apresiasi. Heeseung yang tak menyangka kalau nyanyiannya itu dapat diterima oleh mereka hanya tersenyum kikuk sambil terus mengelap leher bagian belakangnya.
Heeseung tak tahu kalau diluar sana, lebih tepatnya di depan pintu ruang makan para asisten, gadis yang menangis di parkiran tadi dapat melukiskan senyuman kembali di wajah cantiknya. Suara Heeseung begitu menenangkan hatinya hingga menghapus segala lara yang menghentikan air matanya. Gadis itu seketika pergi dari sana setelah tak mendengar adanya tanda-tanda Heeseung akan melanjutkan nyanyiannya untuk kedua kalinya.
"Bu Suryeon dan Heeseung, tolong kemari! Saya disuruh nyonya untuk menjelaskan peraturan-peraturan yang tertuang di rumah ini," ujar sang kepala asisten tiba-tiba. Heeseung dan ibunya lantas mendekat.
"Ada banyak sekali peraturan yang tidak tertulis disini. Tetapi saya hanya akan memberikan kertas berisi daftar peraturan tertulis saja." Kepala asisten itu memberikan gulungan kertas pada bu Suryeon. Dan ketika dibuka ... daftar peraturan panjang menanti mereka, membuat kepala Heeseung pening sendiri melihatnya.
"Satu lagi yang terpenting, yang tidak ada di daftar ini. Ialah tiap asisten tidak diperkenankan untuk berada di ruangan yang paling ujung di lantai dua, bahkan disekitarnya pun tak boleh. Kecuali asisten yang bertugas untuk membersihkan ruang itu, itupun diawasi oleh bodyguard tuan Hwang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Blue Lies | Enhypen ver
Fanfiction"Bagaimana bisa kau yang dielukan bak superhero di sekolah mencintai gadis pembully?" "Dia juga manusia bukan? tahu apa kamu tentangnya!" Dialah Heeseung, lelaki yang sangat membenci kebohongan tapi berakhir menaruh rasa pada gadis angkuh yang berta...