DEAR ROACHES: GO F*CK YOURSELVES

1.4K 122 63
                                    

Always remember this one thing. Business is a dirty world. You'll drown if you don't want to get your hands dirty. No one, I mean NO ONE is innocent. All we need to do is killing those roaches who stand in our path.

Warning: Harsh Words.
So if you're a Goody two shoes in your class, and an attitude Nazi.
Please, don't come here.
Mature for words, no Explicit content.

"Oke, Penonton standby, all cameras standby, jimmy jib we start from you, tilt up after bumper!" Suara floor director meneriaki perintah menggema di seluruh studio besar milik salah satu stasiun TV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oke, Penonton standby, all cameras standby, jimmy jib we start from you, tilt up after bumper!" Suara floor director meneriaki perintah menggema di seluruh studio besar milik salah satu stasiun TV. "Oke semua, we're back to live in six, five, four, three, two, one!" Suara tepuk tangan dan seruan penonton di studio kembali memenuhi ruangan besar yang dingin tersebut.

"Selamat datang kembali kepada para penonton di rumah. Untuk kalian yang baru bergabung, masih ada Bright disini," Godji melambaikan tangannya ke arah Bright yang duduk di single sofa di sebelahnya. Bright lalu memberi senyuman kecil dan lambaian ke arah kamera, yang sontak diteriaki penonton di studio yang sebagian besar adalah wanita.

"Aduh, tampannya!" Godji mengipasi wajahnya sendiri seolah kepanasan. "Tapi ingat girls, he's not yours," Godji menggoda penonton yang membuat Bright tertawa.

"So Bright...." Godji kembali menatap Bright, "jika segmen sebelumnya kita sudah bermain game, yang ternyata kau sangat lihai memainkannya," Godji mengatakannya dengan nada pura-pura kesal, "kami jadi tak bisa memberikan hukuman untukmu. Padahal kuyakin penonton sangat menantikan kata-kata gombal tersebut," kata Godji yang di-iyakan oleh penonton.

Bright tertawa mendengar seruan kecewa penonton, "bukan salahku jika game-nya terlalu mudah. Lagipula, kemampuan gombalku tidak bagus".

Godji mencibir mendengar jawaban Bright, "tak perlu berlagak, Bright. Kami tahu gombalanmu ekslusif hanya untuk satu orang itu saja," Godji menggoda sambil menaik-naikkan alisnya. Penonton di studio juga menyerukan godaan mereka.

Bright kembali tertawa, "nah, itu kalian tahu".

"Well, karena ternyata Bright bisa dengan mudah memenangkan game-nya, tugas untuk tim creative selanjutnya adalah menyiapkan game yang lebih sulit lagi setiap Bright hadir di acara ini. Bagaimana penonton, setuju?" Godji menatap para penonton di studio untuk meminta pendapat mereka.

Yang tentu saja dijawab dengan sorakan setuju.

Godji tertawa, "sebegitu putus asanya kalian ingin digombali seorang Bright," tawa Bright dan penonton terdengar setelahnya. "But enough with the game, segmen kali ini kita kembali ke tanya jawab. Siap Bright?" Tanya Godji kepada Bright.

Bright mengangguk, "tentu saja".

Godji lalu mengambil kumpulan cue card dari atas meja kecil di sebelahnya, "staff kami sebelumnya sudah mem-posting pengumuman yang memberitahu para fans untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang ingin mereka berikan kepadamu untuk episode malam ini," kata Godji sambil melihat-lihat cue card-nya. "Dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di tanganku sekarang adalah pertanyaan yang paling sering diajukan," Godji lalu kembali menatap Bright, "I let you guess this one. Menurutmu topik apa yang paling banyak mereka tanyakan padamu?" Goda Godji sambil memberikan Bright senyum jahilnya.

PLAY WITH FIRE [BRIGHTWIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang