3. My Auntumn

126 37 20
                                    

Note: alur maju mundur, diharapkan seksama dalam membaca. Sebagian kalimat dalam cerita yang dimiringkan mengandung flashback.

🌚 Warning 17+ dikit..

---

Kamu mengatakannya, sebuah alasan mengapa senyumku bisa secerah matahari, karna July adalah bulan kelahiranku, tepat dimana musim panas tiba. Dan kamu datang setelahnya, di bulan agustus yang membawa gugur.

Awalnya aku tidak paham apa maksud dari kalimatmu saat itu, tapi ternyata semuanya adalah tentang kamu yang bisa menyukai dunia seperti menjadikan auntumn sebagai musim favorit, karna sebelumnya ada aku yang membuat agar daun bisa berguguran.

"Musim memang akan tetap berjalan tanpa bergantung pada keinginan manusia, tapi aku juga mungkin tidak akan jatuh ribuan kali kalau sebelumnya tidak menemukanmu. Lia." - Na Jaemin.

---

"Hai July, Hai Julia.."

Selalu saja, walau bukan yang pertama kalinya, tapi setiap dia mengatakan hal itu mampu membuat kupu-kupu dalam tubuhku berterbangan. Ditambah dengan suaranya yang berat dan senyuman khas, rinduku malah semakin meluber kemana-mana.

"Hai juga agustus, tapi masih bulan depan," jawabku.

"Disana masih summer ya?"

Aku mengangguk, "iya, makanya habis ini mau jalan-jalan bentar.."

"Kemana?"

"Taman doang, tapi bareng temen. Oh iya aku mau sekalian ijin, boleh ga aku jalan berdua sama dia?"

Dari pertanyaanku tadi saja sudah jelas kalau teman yang kumaksud adalah seorang laki-laki. Sebenarnya hanya teman masa kecil saat aku masih disini, lagi pula tidak terlalu penting makanya aku tidak pernah menyebutkan sosoknya pada Jaemin.

Dia berdehem sebentar, "cowo ya?" Tanyanya memastikan.

"Iya, cuma temen kok sumpah. Tapi kalo kam--"

"Namanya siapa?"

Aku tidak bisa menebak suasana hatinya, sebab yang kulihat hanya layar hp yang terpampang wajahnya. Aku takut dia akan mematikan telfon dan mendiamkanku, jujur aku masih belum bisa terbiasa tanpanya.

"M-mmark Lee.."

Lagi-lagi dia berdehem panjang sambil mengadahkan kepala. "Yaudah gapapa." Ucapnya yang terdengar pasrah ditelingaku.

"Ga jealous?"

Jaemin mendekatkan wajahnya ke layar hp, "menurut kamuu.."

"Gatau, engga kali."

"Kalo engga ya kita gabakalan jadian sampe sekarang, udah putus."

Dia sangat tahu kalau aku membenci kata putus, entah seberapa besar masalah yang mengoyak hubungan kami, aku tidak ingin melepaskannya walau sedetik.

Aku berdecih pelan, "maksud kamu apa, kamu udah ragu dan mau udahan?"

Dan sejak kami LDR, emosiku mulai lebih parah dari biasanya. Lebih mudah terpancing untuk melakukan perdebatan.

"Astaga Lia.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Auntumn 🍁 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang