7. My Auntumn (The End)

223 34 13
                                    

Kita sudah sejauh ini, kita bisa bertahan selama ini. Aku menunggumu, ditempat yang seharusnya akan kamu datangi untuk yang pertama kalinya saat melihatku.

Bangunlah, hiduplah J..

Aku masih kuat untukmu, berapa puluh tahun-pun waktu yang kamu butuhkan untuk bisa berdiri dan bangkit lagi, aku akan tetap ada dengan perasaan yang sama.

Tapi kenapa, kenapa kamu menyerah saat tekadku sudah bulat ingin menua bersamamu. Kenapa kamu pergi saat kita belum bertemu lagi. Kenapa kamu meninggalkanku sendiri.

Aku menginginkanmu, aku ingin menjadi wanita pertama dan terakhir untukmu. Dan bukan begini maksudnya, bukan dengan perpisahan selamanya sebelum kata putus.

Kembalilah, Na Jaemin..

---

Deru nafasnya yang jauh mampu kudengar, suara tarikan itu...

Aku berharap sesuatu yang baik akan keluar setelahnya. Kemarin ia mengatakan kalau akan ada sebuah berita penting untuk hari ini. Entahlah, aku juga masih menunggu apa itu.

Dia masih dengan senyum yang sulit kubaca, apakah Jaemin sudah menyelesaikan skripsinya, atau mendapat project besar?

Jaemin belum mau membuka suara.

"Kalo kamu ga cepetan ngomong aku matiin."

Hanya permainan alis, dia benar-benar mengesalkan.

"Oke aku matt--"

"Buka chat dari aku, now," titahnya yang masih tersenyum.

Aku mencari keberadaan hp yang harusnya terletak diatas kasur, dapat!

Tanpa berkspektasi apapun, aku dengan santai mengecek isi chat darinya. Tidak berbentuk pesan, tapi lebih ke...pdf.

Surat DO? Mustahil menemui seseorang yang dikeluarkan dari kampus tapi malah tersenyum.

Beberapa detik setelah terdownload aku membukanya. Mataku terbuka lebar, aku menutup mulutku rapat-rapat. Darahku berdesir hebat, entah sejak kapan tapi air mataku ikut turun mencurahkan isi hati.

Tiket keberangkatan Jaemin. Dia akan datang kemari.

"Udah buka?" Tanyanya.

Aku membalas tatapan orang itu yang terpantul melalui laptop. "A-rre uu.."

"Hum, skripsi udah selesai dari 2 bulan kemarin. Project juga 3 hari lagi selesai," jelas Jaemin yang mampu merekahkan tulip didalam tubuhku.

"M-mminggu depan kamu kesinii, seriuss??" Tanyaku tak percaya.

"Iya Liaa, emang aku keliatan lagi nge-april mop?"

Aku menggeleng, "kenapa baru bilang..."

"Yaaa, surprise."

"Tugas akhir aku aja belum selesai J, bisa-bisanya kamu udah kelar dari 2 bulan kemaren. Jahat!" Sebalku. Dia terlalu banyak memberi kejutan, padahal aku malah sama sekali tidak merencanakan apapun untuknya.

"Astaga Lia, yaudah aku refund aja."

"Hikss...kamu tuh, orang pacarnya lagi kesel malah digituin.."

Jaemin tertawa setelah mendengar kalimatku barusan, bahkan tidak sedikitpun berusah menenangkanku yang masih menangis haru.

Berat. Rasanya sangat berat saat bertahun-tahun jauh darinya. Lebih banyak berdebat dan berakhir saling diam, tidak ada hari tentram sebelum adanya air mata.

Aku yang akan berkeluh kesah, dia yang akan menjelaskan. Dan sebaliknya. Kami berkomunikasi seperti itu, setiap hari. Hal yang menyatukan kami adalah berselisih paham lalu saling menguatkan. Siapa yang menyangka kalau hubungan yang isinya penuh dengan drama akan bertahan lama.

My Auntumn 🍁 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang