Marah (Markhyuck)

196 18 0
                                    

GS







Heechan berjalan menuju ruangan suaminya. Dengan senyuman yang manis membalas sapaan karyawan sang suami. Di depan pintu ruang kerja sang suami terlihat sekretaris yang sedang sibuk dengan tumpukan berkas.

"Jungwoo Unnie" panggil Heechan pada sang sekretaris.

"Astaga, kenapa mengagetkan ku!! Ku kira siapa. Ternyata Nyonya bos yang datang" goda Jungwoo pada Heechan.

"Unnie jangan begitu" balas Heechan cemberut. "Aku kan sudah bilang jika hanya kita berdua panggil saja namaku. Lagi pula kita kan sudah berteman sebelum Unnie bekerja disini" tambah Heechan.

Jungwoo terkekeh mendengar jawaban Heechan. Niat hati ingin menggoda malah Heechan menanggapi dengan serius.

"Maafkan aku. Tadi hanya bercanda" jelas Jungwoo. "Mau menemui Mark?" Jungwoo terlalu hafal dengan kehadiran Heechan ke kantor bos-nya. Karena Heechan hanya akan datang ke kantor sang bos jika ingin bermanja-manja dengan suaminya. Mungkin baby mereka yang ingin? Entahlah Jungwoo juga tidak faham.

"Iya Unnie, baby rindu Daddy nya" balas Heechan dengan mengelus perutnya yang masih rata.

Jungwoo melihat penampilan Heechan. Tidak biasanya Heechan menggunakan baju yang terbuka. Semenjak menikah dengan Mark, setau Jungwoo Heechan sudah tidak pernah memakai baju terbuka lagi, tali sekarang kenapa Heechan memakai lagi? Yang pasti nanti Mark akan marah saat mengetahui Heechan memakai baju terbuka lagi.

"Heechanie, kenapa memakai baju terbuka?"

"Sedang ingin saja Unnie" jawab Heechan dengan kekehan kecil.

"Tidak takut jika Mark akan marah?"

"Tidak Unnie, Mark tidak akan marah padaku" Heechan menjawab dengan keyakinan yang besar bahwa sang suami tidak akan marah kepadanya.

"Yasudah jika begitu"

"Eumm. Unnie aku masuk dulu ya" pamit Heechan pada Jungwoo.

"Nee Nyonya bos"

Heechan tidak mendengar balasan Jungwoo karena sudah masuk ke dalam ruangan sang suami yang kedap suara.

Berjalan mendekati sang suami yang tidak menyadari kehadirannya.

"Markie" panggil Heechan.

Yang dipanggil namanya mendongak melihat siapa yang memanggilnya.

"Chanie kenapa kesini? Kenapa tidak memberitahu jika ingin kesini? Dengan siapa tadi Chanie kesini? " pertanyaan beruntun Mark lontarkan untuk sang istri. Mengingat kondisi sang istri yang tengah hamil muda membuat Mark khawatir pada istrinya.

"Chanie kesini karena baby rindu dengan Daddy, makanya Chanie tidak memberitahu Markie" jelas Heechan dengan mengelus perutnya. "Tadi Chanie diantar supir Kim kesini, Chanie tidak membawa mobil sendiri kok. Markie tenang saja" imbuh Heechan menjelaskan bahwa ia tidak melanggar peraturan yang melarangnya membawa mobil sendiri.

Mark melihat baju yang dikenakan istrinya. Kenapa memakai baju terbuka, bukankah semua baju terbuka milik istrinya sudah dibuang semua? Kenapa sekarang bisa memakai baju terbuka lagi? Kapan istrinya membeli baju ini? Berbagai pertanyaan muncul di benak Mark. Tapi lebih besar rasa kesal dan marah pada dirinya.

"Kenapa memakai baju terbuka lagi? Bukankan sudah kau buang semua? Kenapa kau masih bisa memakai baju terbuka lagi? Kapan kau membeli baju itu?" Mark yang sudah tersulut emosi tidak memikirkan kata-kata yang keluar dari mulutnya.

Heechan terkejut mendengar perkataan suaminya yang memanggilnya dengan kata "kau". Dari dulu mereka pertama kali bertemu Heechan tidak pernah mendengar sang suami memanggil menggunakan kata itu. Ini pertama kalinya sang suami memanggilnya dengan kata itu.

Heechan menangis mendengar perkataan sang suami. Ia menangis tersedu-sedu tidak dapat menahannya. Niatnya datang ke kantor sang suami ingin melepas rindu, namun saat sudah sampai malah sang suami marah melihat pakaian yang dipakainya.

Mark yang mendengar tangisan istrinya merasa menyesal. Tersulut emosi membuat Mark tidak dapat menahan amarah. Berjalan mendekati istrinya menuntut untuk duduk di sofa. Melihat wajah sang istri yang memerah akibat tangisan yang belum berhenti.

Mengusap punggung sang istri mencoba menenangkan. Mark khawatir istrinya menangis cukup lama.

"Maaf Chanie. Mark tidak bermaksud memarahi Chanie. Mark tersulut emosi melihat pakaian yang Chanie pakai. Kan kasihan baby juga kalau Chanie memakai baju terbuka seperti ini" Mark mencoba memberi penjelasan pada sang istri.

"Tapi baby yang mau Chanie memakai baju ini" Heechan tidak terima di salahkan suaminya. Sebenarnya Heechan juga tidak mau memakai baju ini. Baju yang dipakainya merupakan pemberian dari Nana sang sahabat dan Heechan baru mbukanya tadi pagi. Melihat model baju yang terbuka Heechan tidak berencana untuk memakainya, namun keinginan sang baby yang masih di perutnya menginginkan untuk memakai baju pemberian sahabatnya.

Mark menghela nafas mendengar jawaban istrinya. Jika sudah ada kata 'baby' maka Mark tidak bisa membantah. Mark cukup tau jika seorang ibu hamil sedang mengidam, maka mereka akan melakukan berbagai cara agar rasa mengidamnya dapat terpenuhi. Dan sekarang istrinya sedang dalam fase 'mengidam'. Yang dapat matk lakukan adalah mengikuti setiap ucapan sang istri. Jika tidak bisa saja istrinya akan merajuk, lebih parahnya lagi jika istrinya marah dan mendiamkannya. Ancaman besar bagi Mark.

"Baiklah. Maafkan Mark yang sudah memarahi Chanie"

"Eumm. Markie jangan marah-marah seperti tadi Chanie takut"

"Iya. Maaf ya"

Mark membawa tubuh sang istri pada pelukannya. Pada kehamilan Heechan Mark harus bisa lebih bersabar dengan sikap dan juga sifat istrinya, yang mana pasti akan selalu berubah-ubah sesuai mood.





















Kamis, 4 Maret 2021
Kabupaten Semarang

NCT Couple Daily Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang