Chapter 9

301 30 5
                                    

Yoon Jae mengenakan dalryeongpo (jubah kerajaan) berwarna biru dengan hyungbae (lencana pangkat) bersulam baekhan (sepasang burung pegar) dikedua sisi tubuhnya. Man Shik membantu mengenakan samo (topi pejabat) di atas kepalanya. Hari ini dia akan dilantik secara resmi oleh raja untuk menjadi salah satu petinggi di Saheonbu (kantor inspektorat jendral). Saat ini Yoon Jae menduduki jabatan rangking 4 junior. Menurut Gyeongguk Daejeon (aturan kepegawaian joseon) Yoon Jae sebagai peraih nilai terbaik di gwageo seharusnya mendapatkan jabatan rangking 6 junior, tetapi karena pencapaiannya yang baik, atas prestasinya menjadi Amheang-eosa membuat raja memberikan posisi cukup tinggi di Saheonbu. Setidaknya setelah kejadian buruk yang menimpanya, ada hal baik yang dia peroleh. 

Man Shik memandang bangga kepada tuan mudanya itu begitu telah selesai bersiap, siapa sangka pemuda bangsawan sederhana yang usianya belum mencapai 20 tahun itu sudah berhasil menempati posisi setinggi itu. Yoon Jae menghormat kepada paman dan bibinya yang sudah merawatnya sejak masih kecil, kemudian berangkat menuju istana.

***

"Yeonggam. Selamat atas jabatan baru anda." suara jernih nan lembut seorang gadis mengusik pendengaran Yoon Jae. Pemuda yang akan beranjak menuju istal kuda untuk kembali ke kediamannya itu menghentikan langkahnya. Dia menoleh ke belakang mencari sumber suara. 

Tak jauh darinya ada seseorang gadis dengan berselubung jang-ot mendekat kepadanya. Gadis tampak menyibakkan jang-ot yang sedari tadi menutupi wajahnya yang terlihat bak seorang dewi itu. Eun Yeon membungkuk tubuhnya menghormat kepada Yoon Jae. 

"Jo Nangja? bagaimana anda bisa sampai di Hanyang?" Yoon Jae tidak percaya bahwa gadis yang ada di hadapannya adalah sang putri gubernur Gyeongsang.

"Ah, Ayah mendapatkan undangan perjamuan oleh baginda raja, terima kasih sudah memuji ayah saya di hadapan baginda raja." Eun Yeon tersenyum ramah pada pemuda yang hari ini tampak begitu tampan dengan stelan jubah kerajaan. Gadis mana yang tidak akan jatuh hati pada penampakan tampan Yoon Jae hari ini.

"Gubernur Jo memang sangat banyak membantu." Jawab Yoon Jae singkat kemudian hening. 

"Bagaimana kabar anda Yeonggam?" Tanya Eun Yeon tiba-tiba memecah keheningan. Gadis yang sangat canggung dengan keheningan ini khawatir jika kemudian Yoon Jae akan berlalu karena tidak ada yang dibicarakan lagi. 

"Saya baik, bagaimana dengan Nangja?" Yoon Jae baru menyadari ternyata sudah setengah tahun tahun dirinya meninggalkan Gyeongsang.

senyum Eun Yeon kembali merekah setelah mendengar sebuah kalimat tanya yang spesifik ditujukan kepadanya. "Saya baik Yeonggam. tidak menyangka perjalanan dari Gyeongsang ke Hanyang akan sejauh ini."

"Berarti ini adalah pertama kali anda mengunjungi Hanyang?" 

Eun Yeon menggangguk, "Benar, ini adalah kunjungan pertama saya di Hanyang. Saya sangat penasaran apakah ada tempat menarik yang bisa saya kunjungi selama di Hanyang. Yeonggam, Apakah anda punya saran tempat untuk bisa saya kunjungi?" Eun Yeon menatap mata Yoon Jae dengan berbinar yang membuat Yoon Jae sedikit berdebar begitu menyadari mata mereka bertemu. Debaran yang sudah tidak pernah dia rasakan lagi sejak 4 tahun yang lalu.

Yoon Jae segera mengalihkan pandangannya dari wajah cantik Eun Yeon dan menepis jauh rasa yang tiba-tiba muncul ini. Meskipun Gubernur Jo sudah pernah menawarkan putri cantiknya ini kepadanya, tapi pemuda itu cukup tahu diri bahwa dirinya tidak akan mampu menanggung hidup Eun Yeon yang sudah sedari kecil terbiasa hidup dengan bergelimpangan harta.

"Selama di Hanyang anda tinggal di mana?"

"Saya tinggal di rumah imo (bibi) di Bukchon."

Jo Nangja -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang