Chapter 6

234 23 2
                                    

Gyongju, tanggal 17 bulan 6

Lim Nangja,
Semoga surat ini bisa sedikit menenangkan perasaanmu jika telah medengar kabar bahwa aku akan menikah dengan putri Gubernur Gyeongsang. Sebenarnya semua itu tidak benar dan hanya salah faham. Kuharap kamu bisa mengerti. Bersabarlah, aku akan segera kembali.

Hong Yoon Jae

Gyeongju, tanggal 17 bulan 6

Paman Hong,
Permohonan yang ingin anda kabulkan bukanlah tentang menikahi Putri Gubernur Gyeongsang. Mohon maaf saat itu saya terlalu takut untuk menyebutkan secara terbuka di dalam surat. Setelah kembali ke Hanyang saya akan menjelaskan semuanya. Mohon hentikan semua urusan yang berkaitan dengan pernikahan.

Hong Yoon Jae

Setelah menuliskan semua suratnya Yoon Jae memerintahkan Man Shik untuk mencari seseorang yang bisa mengantarkan suratnya menuju Hanyang. Pemuda itu tidak bisa serta merta pulang ke Hanyang karena dia masih dalam kondisi bertugas dan jarak antara Hanyang ke Geongju yang sangat jauh yang tidak bisa ditempuh dalam waktu dekat. Mengirimkan surat adalah solusi terbaik yang bisa Yoon Jae pikirkan.

Setelah mengurus semua suratnya, Yoon Jae segera memacu kudanya kencang menemui Gubernur Jo ke Gamyong. Dia bermaksud mengklarifikasi tentang apa yang sebenarnya terjadi kepada sang gubernur. Gubernur Jo orang yang sangat pengertian, Yoon Jae berharap Gubernur bisa memahami hal ini dan melepaskannya.

***

Jin Pyo kembali mencegat kurir yang diperintahkan Yoon Jae untuk mengirimkan surat ke Hanyang. Setelah membaca dengan seksama seluruh isi surat yang dituliskan Yoon Jae, pengawal itu merobek semua surat itu dan memberinya banyak upah sekalian berpesan untuk tidak menyinggung lagi tentang surat-surat itu.

***

Melihat kedatangan Yoon Jae, sang calon menantu di halaman Gamyong membuat Gubernur Jo Sang Kwan sedikit tergopoh-gopoh untuk menyambutnya. Sigap sang gubernur memerintahkan bawahannya menyediakan tempat untuk keduanya berbincang.

"Senang melihat anda lagi, Petugas Hong." Sapa Gubernur Jo.

Yoon Jae tersenyum mendengar sapaan sang gubernur, "Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan kepada anda..."

"Ah apakah itu berkaitan dengan perjodohan? Tenang, putriku tidak keberatan jika Petugas Hong menjadi suaminya. Jadi anda tidak perlu mengkhawatirkan hal ini.

"Bukan Yeonggam (panggilan hormat untuk seseorang yang memiliki jabatan pemerintahan)..."

"Tuan Hong sudah mengetahui tentang hal ini. Dia juga sudah mengirimkan lamaran pernikahan untuk anda. Saya pikir sudah tidak ada lagi yang perlu anda khawatirkan."

"Yeonggam, sebenarnya saya tidak bisa menikahi Jo Nangja karena sudah memiliki janji kepada seseorang. Sebagai seorang laki-laki saya harus bertanggungjawab atas janji tersebut."

"Janji apakah yang menyebabkan dirimu terhalang untuk menikahi putriku? Apakah anda sudah berjanji untuk menjadi biksu?"

"Tentang hal itu, saya tidak bisa mengutarakannya. Tapi saya mohon pengertian anda. Saya percaya putri anda akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari saya." Doa Yoon Jae tulus.

Gubernur Jo hanya bisa pasrah, dia berpikir, sesuatu yang tidak bisa diutarakan bisa jadi berkaitan dengan kepentingan Yang Mulia Raja, siapa yang akan berani jika sudah berurusan dengan titah?

Meskipun tidak rela akhirnya Gubernur Jo mengikhlaskan, "Baiklah, setidaknya jika anda tidak bisa menjadi menantuku, kita bisa tetap menjalin persahabatan, bukan?"

Yoon Jae tersenyum menanggapi ucapan sang gubernur, "Sepanjang anda masih berlaku adil dan patuh kepada Yang Mulia, hal itu bukan suatu hal yang sulit Yeonggam."

Akhirnya Yoon Jae bisa pulang kembali ke rumah singgahnya dengan perasaan lebih lapang.

***

Jo Nangja -EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang