tigapuluh delapan

304 39 3
                                    

⚠️WARNING!!⚠️

KHUSUS PART INI YANG BERCERITA ITU DARI SUDUT PANDANG ORANG KETIGA ALIAS AUTHOR POV JADI JANGAN ANEH YA, HANYA PART INI SAJA. UNTUK PART SELANJUTNYA SEPERTI BIASA DARI SUDUT PANDANG KRYSTALIA ATAUPUN KAIZAN.

SEKEDAR INFORMASI SAJA. KALO PUN BENER SESUAI SAMA RENCANA AKU, CERITA INI CUMA TINGGAL 2-3 PART LAGI. TOLONG YA AKU MINTA VOTE SAMA KOMEN KALIAN KARENA ITU SANGAT BERPENGARUH BAGI AKU, POKOKNYA KASIH BANYAK CINTA UNTUK CERITA INI.

SO? ENGGAK PERLU NUNGGU LAMA LAGI.

~Happy Reading~

***

Bandung, 19 Desember 2015

Suara ambulans terdengar sangat jelas ditelinga Krystal, ia merasa lega ketika mobil itu sudah berada didepannya. Dua orang petugas keluar dari mobil ambulans lalu membuka pintu belakang, mereka dengan cepat menurunkan brankar.

"Pak, tolong calon suami saya." ujar Krystal disela isak tangisnya.

Petugas itu sangat hati-hati ketika memindahkan Kaizan keatas brankar, setelah selesai mereka langsung memasukkannya ke dalam mobil ambulans.

"Lo ikut naik mobil ambulans, gue bawa mobil jadi gue bakal ngikutin kalian dari belakang." kata Sean sembari menepuk-nepuk pundak Krystal.

Tanpa menunggu lama lagi Krystal naik ke mobil ambulans, ia duduk tepat disamping Kaizan yang terbaring diatas brankar. Air matanya tidak berhenti jatuh, dadanya serasa sesak melihat keadaan Kaizan seperti ini.

"Sayang... Bertahanlah." ujar Krystal.

Satu petugas yang duduk diseberang Krystal sedang menahan darah yang keluar terus-menerus dari kepala Kaizan. Laki-laki yang terbaring tak berdaya itu sudah dipasangkan selang nebulizer, melihat itu tangisan Krystal semakin tak bisa dihentikan.

"Kepalanya terkena benturan?" tanya petugas laki-laki.

Krystal mendongak menatap wajah petugas tersebut dengan mata yang memerah. "Tadi dia di keroyok, seorang dari mereka melemparkan batu ke kepalanya."

"Sepertinya benturan itu cukup keras," ujar petugas.

Krystal terdiam, ia terus menatap Kaizan sembari memegang tangan sang calon suami. Tangan yang selalu terasa hangat ketika menggenggamnya namun sekarang rasa hangat itu seolah tidak ada, tangan Kaizan terasa dingin.

Dikarenakan tempat kejadian dimana Kaizan di keroyok lumayan jauh, jadi mereka butuh waktu 20 menit untuk sampai di rumah sakit. Begitu sampai ditempat tujuan, petugas dengan cepat menurunkan brankar itu dari mobil lalu mendorong masuk ke dalam rumah sakit.

Krystal berjalan cepat ikut mendorong brankar dimana Kaizan terbaring. Ketika sampai didepan pintu ruang UGD, Krystal ditahan oleh perawat agar ia tetap menunggu diluar.

Sekarang Krystal benar-benar sedang dilanda rasa panik, dirinya mondar-mandir tidak bisa tenang.

"Lia..." panggil seorang laki-laki yang berlari kearahnya.

Krystal mendongak menatap sang empu yang memanggilnya. "Sean..."

Sean dengan refleks memeluk erat Krystal, tangan kanannya mengelus kepala Krystal sedangkan tangan kirinya mengelus-elus punggungnya.

"Tenang, Kaizan pasti baik-baik aja." ucap Sean.

Krystal menggelengkan kepala sembari menahan isakan tangisnya di dada Sean. "Gue engga bisa tenang, Yan. Kaizan di dalem lagi mempertaruhkan nyawanya."

Kaizan Krystalia 2015 - EX (END)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang