BAB 6: Teman Baru

315 45 5
                                    

______________________________

Sebelumnya:

"Senyumannya tadi benar benar membuat jantungku berdebar debar bagaimana ini?"

"Sadarlah, dia itu gurumu bocah." ucap Chanyeol ketus. Tapi dia tahu itu percuma. Jatuh cinta itu perasaan yang kuat. Dan bahkan dewa dewi saja kehilangan akalnya jika berhadapan dengan cinta. Termasuk dirinya yang menjalin kasih dengan istri orang di olympus sana. Chanyeol bisa melihat Jongin yang memang terlihat seperti tengah kasmaran. Anak itu tidak bergurau soal dia yang jatuh cinta pada guru konselingnya.

Chanyeol hanya bisa menghela nafas. Semoga Jongin yang jatuh cinta tidak menyulitkannya.

_______________________________

Hari ini Jongin dan Chanyeol tidak terlambat. Namun semua itu juga tak luput dari usaha keras Jongin. Dimana dia bangun lebih pagi dari biasanya lalu bersiap siap. Setelah dia tampil rapi baru mengurus dewa berwujud manusia fana itu. Membangunkannya dan menyeretnya ke kamar mandi. Dan itu memerlukan tenaga yang lebih besar dari sebelumnya. Jongin harus memikirkan cara bagaimana agar Chanyeol mau bangun lebih pagi lagi. Dan tak harus membuat Jongin mengerahkan seluruh tenaganya.

Jongin dan Chanyeol berjalan santai di koridor sekolah. Baru beberapa langkah, kedatangan mereka sudah disambut oleh para 'dayang' Chanyeol. Alias tiga wanita yang kemarin. Satu wanita yang biasa bersama mereka tidak kelihatan. Entah kemana, Jongin tidak memikirkannya. Dia menatap jengah ekspresi Chanyeol yang terlihat pongah karena begitu populer. Jongin menghela nafas panjang. Dia bukannya iri. Ini benar benar membuatnya risih. Berjalan di koridor ditemani suara suara tenor para wanita itu —yang tengah menanyakan beberapa hal pada Chanyeol. Membuat telinganya berasa seperti dikerubungi oleh lebah lebah. Lebih baik Jongin berjalan lebih dulu saja.

Jongin mempercepat langkahnya menuju kelas. Dan tidak terdengar protes dari arah belakangnya. Tampaknya Chanyeol tak keberatan. Baguslah. Jongin tak harus menahan diri hanya untuk Chanyeol kan. Tak lama Jongin sudah tiba di kelasnya. Kelas sudah cukup ramai dengan banyak siswa di koridor, di pintu dan di dalam kelas. Jongin berjalan lurus memasuki kelas menuju ke mejanya. Melepas tas dan menggantungkannya pada sebuah pengait di meja. Suasana yang cukup tenang. Ya tenang sebelum Chanyeol dan para dayangnya tiba di kelas. Jongin menghela nafas panjang. Tampaknya Jongin tak akan lagi bisa mendapatkan kehidupan tenangnya sejak Chanyeol hadir. Chanyeol berjalan kearah meja Jongin setelah pamit pada para dayangnya. Lalu duduk setelah memberikan senyuman lebar pada Jongin. Yang tidak dibalas oleh lelaki tan itu.

________________________________

Jam pelajaran pertama berakhir. Murid bisa bebas dari penjelasan mengenai materi sejarah. Yang efeknya lebih kuat dari obat tidur manapun. Jongin menguap dengan matanya yang nyaris menempel satu sama lain. Chanyeol sendiri sudah menyandarkan kepalanya di meja. Menyerah dengan rasa kantuk dan memilih tidur. Beruntung meja mereka di belakang dan sang guru terlaku fokus pada bukunya. Sehingga tidak ada yang menyadari jika Chanyeol tidur dikelas. Jongin meregangkan kedua lengannya keatas. Dia melirik Chanyeol.

"Bangunlah, nanti ada guru lagi masuk." Jongin menggoyangkan pundak Chanyeol.

"Hmmhh~" Chanyeol menjawabnya dengan gumaman. Tanpa membuka kedua matanya.

"Haahh terserahlah." Jongin menyerah. Namun sudut matanya melihat seorang guru masuk ke kelas dengan langkah cepat. Jongin secara refleks mencubit pinggang Chanyeol. Membuat lelaki tinggi yang masih mengarungi mimpinya itu terlonjak kaget dan bangun seketika.

"Akhh sialan." Umpat Chanyeol sambil memijat pangkal hidungnya. Bangun secara tiba tiba membuat kepalanya pusing. Chanyeol mengernyit dan memejamkan mata berusaha menghilangkan rasa pusingnya. Sementara Jongin menatap heran guru yang barusan masuk.

Sang DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang