BAB 2: Kim Jongin

611 84 10
                                    


_____________________________

Sebelumnya

Langkahnya terhenti saat dia melihat seseorang yang ia kenali berjalan di trotoar. Seringaian muncul di wajahnya. Akhirnya dia mendapatkan jawaban dari masalahnya. Sambil tertawa penuh kemenangan dia berlari memburu lelaki muda itu.

_____________________________

Ares terus berlari memburu punggung lebar seorang lelaki berkulit tan yang sangat ia kenali. Ares pernah bertemu dengan bocah tan itu di perkemahan. Lelaki yang dia ketahui ada di kabin 3 kabin Poseidon. Ingatannya tidak akan salah lagi. Tapi kenapa Ares merasa anak itu semakin menjauh. Padahal Ares yakin kecepatan larinya cukup untuk mengejarnya. Belum lagi tubuh fananya yang memiliki kaki panjang. Sepertinya bocah tan itu mempercepat langkahnya entah karena apa.

"Bocah sialan," gerutunya. Ares mempercepat larinya dan saat itulah dia tahu bahwa bocah tan itu memang melarikan diri darinya. Karena anak itu berlari menjauh. Ares berteriak saat melakukan sprint untuk mengejar anak itu. Dan dia berhasil mempersempit jarak mereka. "Berhenti lari, bocah!" perintahnya. Namun tampaknya bocah tan itu belum mau menyerah. Dia terus berlari menjauh. Bahkan dia sengaja memasuki gang. Tapi Ares tidak kalah. Sepertinya tubuh fananya memiliki stamina yang bagus. Tidak payah seperti yang sering Apollo dapatkan jika tengah di hukum. Ares terkadang bertanya tanya kenapa Zeus tidak mempermalukannya dengan tubuh fana Ares. "Kim Jongin!" Kini Ares memanggil nama anak itu.

Namun sepertinya adegan pengejaran itu tidak bertahan lama karena bocah tan bernama Kim Jongin itu mulai kelelahan dan memperlambat kecepatan larinya. Ares tersenyum menang. Dia tertawa dengan suara yang lantang.

"Kim Jongin! Hahahahahahahaha aku menemukanmu." teriak Ares tanpa merasa malu. Padahal beberapa orang memperhatikan mereka dengan raut heran. Jongin sudah berhenti berlari. Namun Ares meleset saat mau menangkap pundak Jongin. Hingga akhirnya dia kehilangan keseimbangannya dan terhuyung ke depan. Ares tidak mendapatkan pijakan yang pas hingga akhirnya dia berakhir dengan menabrak tong sampah dengan punggungnya.

Jongin tak bisa menahan tawanya. Dia terbahak melihat bagaimana tubuh tinggi lelaki yang tak dikenalnya malah berakhir tersungkur di tong sampah. Lelaki itu sudah bangkit sambil berteriak kesal. Dia membersihkan kemejanya yang sudah berantakan.

"Kim Jongin, kau harus membantuku."

"Siapa kau? Bagaimana kau bisa mengenalku?" Jongin sudah menghentikan tawanya. Dia kini menatap Ares dengan tatapan heran.

"Aku Ares, bocah." ucap Ares sambil membersihkan kotoran yang menempel di kemeja dan rambutnya. Penampilannya semakin kacau. Ares harus segera mandi setelah urusannya dengan Jongin selesai. Tubuh fana tidak bisa membuat diri mereka tetap bersih dan harus mandi setiap kali berkeringat.

Jongin mengernyitkan dahinya. Dia ingat pernah bertemu Dewa Ares, tapi penampilan Ares dalam wujud manusia tidak seperti ini sebelumnya. Terlebih di bagian matanya. Mata Ares tetap seperti api yang membara meski dalam ukuran manusia. Sedang kini mata itu selayaknya mata manusia. "Jangan menipuku! Kau jelas jelas manusia."

"Justru itu, aku dikutuk menjadi manusia fana oleh si Tua Zeus." Ares terlihat begitu kesal. Dari cara bicara dan sikap lelaki itu, Jongin yakin lelaki itu memang Dewa Ares. Jarang ada yang punya kepribadian seperti Dewa Ares. Jongin juga pernah mendengar bagaimana dulu Dewa Apollo adalah langganan hukuman itu. Hukuman menjadi manusia fana. Tapi apa yang membuat Dewa Ares mendapat kesialan seperti itu, Jongin tidak tahu.

"Dari perilakumu aku percaya kau memang Dewa Ares. Tapi apa yang membuatmu terkena hukuman seperti ini, aku tidak mengerti." tanggap Jongin. Dia menatap pria tinggi di depannya dengan alis nyaris bertaut. Sedang lelaki yang ia tanya tampak tak nyaman dengan bajunya yang kotor dan lengket. Belum lagi mengeluarkan bau yang tak sedap. Sepertinya insiden tabrakan antara Ares dan tong sampah membekas dibajunya.

Sang DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang