two

13 2 0
                                    

'kukira mengenalmu tak akan membuatku jatuh cinta, tapi aku salah'

Dihari berikutnya, xiaojun memasuki shift pagi. Jadi pukul satu siang, shift nya berakhir.

Ia sudah menduduki bangku halte dengan nyamannya, setelah berlarian menghindari hujan deras yang tentunya sia-sia.

Xiaojun meminum cola dingin yang ia beli di kantin tadi, ya menurutnya cocok bila meminum cola dingin saat hujan. Dinginnya lebih terasa.

Halte ini lebih banyak yang datang hanya untuk berteduh, hingga saat bus datang mereka kesulitan untuk naik. Begitu pula xiaojun.

Ia menunggu pengurangan jumlah orang yang di halte agar leluasa naik bus. Namun selama hujan ini belum reda itu mustahil. Ia terjebak.

Rasanya xiaojun ingin langsung melompat ke bus yang tadi berhenti. Saat ia mendengar namanya disebut oleh gadis tak asing dengan kerasnya.

Seharusnya ia tidak gegabah untuk menunggu orang-orang ini berkurang lalu naik bus.

Jadi seperti ini kan akhirnya, dimana gadis itu kembali memanggilnya, lebih keras. Padahal xiaojun dengar namun memilih tidak menghiraukan. "hey xiaojun, sesama poterhead harus saling berbagi bangku!"

Xiaojun masih mencoba tidak peduli,
"untukmu? Cuih, Lebih baik tidak"

Aisha mencebik saat hanya mendapat lirikan dari xiaojun,
"..dasar cowok gak punya nurani"

"aku gak tau, aku lagi gak beli nurani"

"dasar cowok nol kemanusiaan"

"aku ga— eh!"

lantas aisha memotong ucapan xiaojun dengan menarik paksa tangan xiaojun hingga si empu terhuyung kedepan menubruk badan aisha— ya dari arah yang berlawanan pasti banyak orang salah paham mereka berpelukan. Ia sampai lupa menyadari kalau gadis ini sangat wangi, wangi yang menagihkan, xiaojun jadi nyaman rasanya. Ekhrm rambutnya juga lembut. Mikir apa sih.

Tak sadar xiaojun gugup menatap wajah aisha yang sangat dekat, haha dia bisa gugup rupanya. tapi berbanding terbalik dengan aisha yang berbicara sok akrab, mempersilahkan duduk seorang wanita hamil.

Xiaojun memisahkan diri, melihat apa yang terjadi dimana bangkunya sudah terisi lagi oleh wanita hamil yang berbicara dengan aisha. "terimakasih ya, nak pacar kamu baik banget. Saya doakan langgeng sampai pelaminan ya"

Apa, tunggu, yang benar saja. Dia berbicara denganku? haha maaf, Anda waras?.

Wanita itu berucap demikian santainya pada xiaojun dengan menyebutkan si aisha pacarnya tanpa tau kenyataannya. Xiaojun berteriak dalam hati. Tapi kan dia— aisha menyenggol lengannya, "iyain aja, siapa tau benaran"

Xiajun mendecih, "kau bukan tipe ku, mian"

"harus ya jadi tipemu? kalau aku bisa membuatmu suka tanpa harus menjadi tipemu, bagaimana?" gadis itu menghadap dan menatap intens xiaojun.

Xiaojun berdehem sedang berpikir kata apa yang tepat untuk menjawabnya, kenapa sulit sekali? Tak pernah ia seperti ini. Lebay ah lebay.

"kita tidak ada kecocokan"

Pasti dia merasa perkataanku benar. Semoga dia sakit hati.

"loh, kita kan sesama poterhead. kita cocok"

"gak jadi suka, aku gak suka" mata xiaojun berlarian membantu otak mencari jawaban lagi,

"terus, apa dong.."

Pembicaraan macam apa ini?

"ak— aku, eum— lebih suka sun go kong" tukas xiaojun, kenapa ia malah gagap sih?

February Rain; XiaojunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang