Jisoo!! Limario!”
Seruan Jinyoung membuat Jisoo dan Limario yang merupakan sahabatnya berbalik ke arahnya.
“Apa kabar, pengantin pria?” goda Limario.
“Sangat baik,” kata Jinyoung, walau wajahnya mengatakan yang sebaliknya—nervous dan sedikit gugup.
“Kau terlihat gugup, Hyung,” kata Jisoo datar.
“Siapa yang tidak gugup? Aku pun akan gugup kalau berhadapan dengan wanita yang akan kunikahi,” kata Limario riang. “Semuanya terlihat sempurna. Aku suka dekorasi pernikahanmu, Jinyoung. Sangat... berkelas,” katanya kemudian.
Jisoo hanya diam. “Siapa mempelai wanitamu lagi, Jinyoung-hyung?” tanya Jisoo kemudian.
“Mwo? Kau belum tahu namanya?” tanya Limario tak percaya.
“Dia memang begitu. Bahkan dengan pernikahanku pun ia tak peduli,” kata Jinyoung sebal.
“Bukan begitu,” kata Jisoo, kemudian menghela napas. “Aku hanya lupa. Mian.”
“Nama calon istriku itu Park Soojoo .Waeyeo?” tanya Jinyoung kemudian.
Tiba-tiba senyum di wajah Jisoo menghilang.
Park..Soojoo?
“Park Soojoo?” tanya Jisoo. Wajahnya yang biasanya datar berubah mengeras. Kalau tidak dekat dengan Jisoo tidak akan bisa membedakan wajahnya, namun Jinyoung dan Jisoo sudah bersama sejak TK.
“Wae? Kau kenal Soojoo?” tanya Jinyoung.
Jisoo hanya diam. “Jinyoung-hyung, aku—”
“Jinyoung-oppa!!”
Suara riang dan berdenting seperti bel tersebut terdengar dari balik Jinyoung. Seorang wanita mungil yang amat cantik dan montok—begitu Limario mendeksripsikannya—berlari, rambutnya yang berwarna hitam bagaikan pegas yang menari-nari.
“Soojoo,” kata Jinyoung, dan mereka berdua menempelkan bibir.
“Kenapa lama sekali?” rajuk Soojoo.
“Aniyo. Maaf menunggumu, Chagi,” kata Jinyoung geli.
Limario berdehem dengan suaranya yang nge-bass.
“Ah iya. Kenalkan, ini sahabatku. Ini Limario, dan ini Jisoo,” katanya.
Mata lebar Soojoo berhenti agak lama di wajah Jisoo yang tak nyaman.
“Chagi? Waegurae?” tanya Jinyoung.
“Aniyo,” katanya,namun matanya tak juga meninggalkan Jisoo.
“Ah, di mana Chaeyoung dan Andre? Bukankah kalian bersama-sama?” tanya Jinyoung.
“Entahlah. Dia sepertinya masih berada di rumahnya,” kata Soojoo kemudian. “Bagaimana kalau kita ajak kedua sahabatmu masuk,oppa? Kasihan mereka berdiri di sini terus.” Soojok menyarankan.
“Ah, benar juga. Ayo, masuk,” ajaknya.
“Jinyoung-hyung, aku mau ke toilet dulu,” kata Jisoo sebelum menghilang tanpa banyak basa-basi.
“Waktunya untuk mempelai segera bersiap-siap.” Suara lembut itu terdengar.
“Chaeyoung. And hello for The Cute Andre!” Jinyoung tertawa dan mencubit pipi gembul nan putih milik Andre, tersenyum kecil, dan matanya melihat seorang pria tampan yang hampir setinggi dirinya di samping Chaeyoung, dan tentu saja tak ketinggalan, Andre yang manis. Limario menatap Chaeyoung, lebih tepatnya Park Chaeyoung—sepupu Soojoo. Wanita cantik yang sangat pemalu, tak seperti Soojoo. Sudah beberapa kali Limario bertemu dengannya, karena dia dan Jinyoung sangat dekat, seperti adik dan kakak. Walau Limario tak akan ragu jika Chaeyoung menginginkan sesuatu yang lebih. Mata lebar Limario menyapu ke sebelah Chaeyoung. Pria itu... ah, sangat tampan dan cantik sekali. Limario diam-diam mempelajari wajah sang pendamping. Kesannya seperti melihat Jinyoung, namun dia terlihat lebih dingin dan pendiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Runaway With The Bachelor(JENSOO VERSION)
RomanceHai aku kembali lagi dengan cerita baru.. Tapi ini bukan ceritaku ,ini cerita yang akan aku remake ke jensoo dengan judul yang sama.. Runaway With The Bachelor by morinomnom