6-VEGA

95 12 6
                                    

JANGAN LUPA VOTE!!♥️

Kabar kalian gimana? Baik baik aja? Harus ya:)
Maafkan saya yang baru update:(
Jangan lupa vote and komenya ya!!

---

VEGATA

VEGATA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Vania tersenyum miring kala seorang gadis memasuki mobilnya, gadis itu menutupi tanganya dengan jaket. Matanya menatap Vania dengan malas, Vania terkekeh pelan. Hatinya memang mengasihani Vega, tapi kepalanya tidak sama sekali.

"Tangan kamu kenapa?"

"jangan banyak bacot, mau apa lo? Ngancurin hidup gua lagi? Basi! Gua gak mau orang pada tau, gua gak mau sok baik di depan orang." Ucap Vega sedikit berteriak, inilah kenyataanya. Jika Publik mengenalnya. Maka Vega harus bersikap seolah-olah ia baik. Karna ia mengetahui bagaimana kehidupan seorang aktor dan keluarga aktor yang dibuntuti oleh wartawan.

"Tenang aja kamu. Kamu bebas melakukan apapun, karna saya hanya mengenalkan kamu pada Publik orang yang meminta saya untuk datang ke sekolah." Balasnya santai. Vega memutar bola matanya malas.

"Oh iya. Soal adik kakak yang sedang orang bicarakan, itu hanya candaan saya aja."

Vega mengalihkan wajahnya yang siap menghajar Vania, meski begitu tetap mencoba tenang. Vega tersenyum miring, ia akan melakukan sesuatu agar Vania sedikit sedih. Ia benci Vania! Sangat membencinya.

"Bagaimana kalo gua nyari Papa dan minta Papa buat ngasih tau maneger Lo yang sok cakep itu?" Suaranya tenang tapi tajam.

Tawa Vania terhenti. "Silahkan. Kamu tidak akan menemukan siapa Papamu!"

Vega terkekeh pelan. Ia keluar dari mobil dan membantingnya, setelah itu ia melempar jam tangan yang kemarin Vania belikan. Sialan, jam tangan itu terdapat alat pelacak. Pantas saja kemarin ia merasa Vania sedang menguntitnya. Saat akan beranjak pergi, Ferren. Asisten pribadi Vania memanggilnya.

"Nona Vega. Ini kartu ATM dari nyonya." Vega merebutnya dengan kasar lalu melangkah pergi. Ia meremas kartu ATMnya, ia sungguh membenci Vania. Kenapa takdir selalu bercanda padanya?

Nenek dan kakeknya sangat baik, berbeda dengan Vania yang mempunyai sifat iblis. Atau bahkan melebihi iblis?

Entah angin dari mana, Kemal dengan santainya mendaratkan tangannya di pundak Vega. Banyak pasang mata yang melihatnya, Vega melototi setiap orang yang memandangnya.

"kemal! Lepasin woy. Gua laporin Bianca ya!" Ancam Vega. Bianca adalah Kaka kelas yang cukup populer, ia seorang Paskibra. Entah setan apa yang merasuki Bianca hingga mau berpacaran dengan kemal.

VEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang