1- VEGATA

209 25 18
                                    

Vote sebelum membaca!

Happy reading❤

---

VEGATA.

VEGATA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Vega bersama Vania sedang menjalankan ritual sarapan pagi, hanya dentingan sendok yang mendominasi di ruangan ini. Vania meneguk jus buah mangga kesukaanya lalu mengelap mulutnya dengan tisu. Vania melirik Vega yang berada di depanya dengan malas.

"Di sekolah gak usah cari sensasi. Jalani kaya biasa, jangan bilang sama orang kamu anak saya, bilang aja orang tua kamu udah meninggal dua-duanya."

"Kenapa?" tanya Vega dengan meneguk segelas susu putih.

"Kamu masih tanya kenapa? Anak haram jangan sok keras!" hati Vega berdenyut sakit.

"Siapa yang lahirin? Lo kan? Berati kita sama-sama haram jangan sok keras." ucap Vega di barengi seringainya. Vania mengepalkan kedua tanganya di meja, tak terima atas ucapan Vega barusan.

"Gua gak pernah minta buat di lahirin di rahim milik lo. Kemarin gua sabar ngadepin hinaan lo, tapi sorry untuk sekarang gua gabisa. Gua pamit, dan untuk pesan lo tadi. Tenang aja gua gak akan ngomong kesiapapun." setelah berucap itu Vega meraih tas dan konci mobil dengan kasar, tak ingin berlama-lama di rumah itu.

Sepeninggal Vega, Vania menggebrak meja dengan keras. Seolah tamparan hebat menghampiri dirinya, ucapan Vega berhasil melukai harga dirinya sebagai artis papan atas itu.

Vega menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang, tak ingin buru-buru. Gadis itu sangat menikmati angin sejuk di pagi ini. Rambut panjangnya berkibar mengiri angin yang berhembus lembut.

Jalanan macet, sepertinya ada tawuran antar cubu. Terlihat ratusan motor moge terparkir dan ratusan anak Sma, Vega menurunkan kecamata hitamnya lalu menghela nafas kesal. Masih pagi juga.

Vega melepas stalbeatnya lalu keluar dari mobil. Vega berjalan santai seraya merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan, oh ya tuhan. Semua pandangan menelisik padanya.

Tangan mungil Vega meraih pundak salah satu anggota yang berada di depanya. "Ada apa?" tanya Vega. Cowok itu mengkrutkan keningnya.

"Biasa. Sebaiknya lo pergi dari sini, perang bentar lagi di mulai." ucap cowok itu mewanti wanti.

"Nama geng lo apa?" tanya Vega.

"Endravor."

Vega berjalan ke arah depan, seolah tau para anggota geng yang bernama Endravor itu memberi akses pada Vega. Para anggota Endravor memperlihatkan raut binggung, ya pasalnya mereka baru melihat gadis di samping ketua mereka.

VEGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang