hari itu

640 45 0
                                    

Sunoo menatap kosong televisi yang menampakkan layar hitam didepannya. Wajahnya pucat pasi. Keroncong diperutnya yang sejak tadi berbunyi pun tidak ia perdulikan.

Isi kepalanya saat ini penuh dengan rasa bersalah, tentu saja pria muda itu menyalahkan dirinya sendiri.

Padahal sudah jelas, Sunghoon sendirilah yang memutuskan untuk menghadapi takdirnya tanpa harus mengopernya kepada orang lain.

Tapi Kim Sunoo tetaplah sang Kim Sunoo, si selfless yang membuat orang khawatir karena sifatnya itu.

Bel apartemennya berbunyi. Sunoo tak bergeming dari sofanya, masih dengan tatapan kosong namun pikiran yang penuh.

Bahkan ia tak sadar kalau orang yang menyembunyikan belnya barusan telah masuk ke dalam apartemennya

"Noo?" panggil seseorang tersebut, Jungwon namanya. Sepupu sekaligus sahabatnya sejak masih kecil, tak pernah terpisahkan hingga sekarang.

Jungwon tak datang seorang diri melainkan dengan Jay yang katanya teman dekat Jungwon.

"Noo gue sama kak Jay bawain bubur, lo makan ya?" perintah Jungwon tapi lebih terdengar sebagai pertanyaan karena Jungwon berusaha berkata selembut mungkin padanya.

Sunoo tetap diam ditempatnya tanpa menoleh mereka sedikitpun.

Jungwon pergi ke dapur mengambil mangkuk dan sendok, "gue siapin, abis ini lo makan."

Jay yang bingung harus melakukan apa mencoba duduk disamping Sunoo, "Lo percaya Sunghoon kan, Noo? dia bakalan baik-baik aja, percaya sama gue." Kalimat penenang itu cukup membuat Sunoo menatap Jay dengan matanya yang telah direndam air matanya sendiri.

"Kalo aja gue ngapain kek biar Kak Sunghoon gak naik bus, pasti gak bakal gini kak." ucapan Sunoo membuat Jay mengernyit, "Loh bentar, maksudnya gimana?"

Jungwon yang tengah membuka kemasan bubur juga ikut tertarik dengan obrolan mereka.

Sunoo menghela napasnya, "i don't know you'll believe me or not but gue tau bus yang dinaikin kak Sunghoon bakalan--" Sunoo menggantung ucapannya. Jay mengusap bahu pria disampingnya.

"Gue masih gak ngerti, Noo. Maksud lo busnya disengajain biar kecelakaan gitu?" Jay benar-benar bingung dengan perkataan Sunoo.

Sunoo menggeleng, "Gue bisa liat apa yang bakal terjadi dimimpi."

Ucapan Sunoo sukses membuat Jungwon menjatuhkan sendok yang tadinya hendak ia taruh di mangkuk bubur milik Sunoo.

Dengan cepat Jungwon menghampiri Sunoo, "Kok gue gatau?" heran, Jungwon heran sebab Sunoo sangat terbuka padanya tapi ia tidak pernah mengetahui hal ini.

"Gak ada yang tau selain Kak Sunghoon soalnya gue benci banget ngomongin ini tapi pas Kak Sunghoon dateng, gue lama lama bersyukur gue punya ini, Won," Sunoo tersenyum getir, "tapi kali ini gue balik benci lagi ngomongin ini."

Jungwon menatap Sunoo teduh, air mata yang mulai menutupi sebagian bola matanya yang sebisa mungkin ia tahan. Ia membawa Sunoo pada dekapannya, menguatkan sepupunya itu dengan pelukannya.

Sunoo mulai menangis kencang, "Gue bego banget ya, Won?" ucapnya terisak, "Kak Sunghoon udah bilang dia bakal tetep naik bus walau udah gue peringatin tapi bukannya ngelakuin hal lain gue malah diem gabisa ngapa-ngapain."

Jungwon mengelus kepala Sunoo perlahan. "Bukan salah lo. Gue tau, lo juga nahan diri lo soalnya itu pilihan Sunghoon sendiri kan, Noo? Lo menghargai dia dan itu keren."

Jay yang menyaksikan Jungwon yang tengah menyalurkan aura positif pada Sunoo beranjak dari sofa. Membiarkan kedua sepupu itu menenangkan diri masing-masing, ia menuju meja makan yang diatasnya terdapat bubur untuk Sunoo dan menggantikan tugas Jungwon tadi.

Jungwon menarik tubuhnya, mengusap kepala Sunoo yang tengan menunduk sambil terisak, "tenangin diri lo, abis ini lo bebas ngomong berapa jam pun ke gue. Gue bakal denger semuanya. Syaratnya lo cuman harus makan."

Jay datang membawa mangkok bubur dan segelas air putih ditangannya kepada Sunoo yang masih berdamai dengan sisa sisa tangisnya, meletakkan mangkok serta gelas diatas meja.

Jungwon mengambil sesendok bubur, berusaha menyuapi sepupunya yang masih menunduk, "Noo? Sebisa lo aja pokoknya. Seenggaknya lo makan walau dikit."

Sunoo mengangkat kepalanya, menatap Jungwon yang balik menatapnya dengan penuh teduh namun juga khawatir. Ia membuka mulutnya yang membuat tatapan khawatir Jungwon berubah menjadi lega.

Namun, ternyata Sunoo hanya mampu memakan 4 sendok bubur. "Gapapa lo keren, makasih ya udah berusaha buat makan," senyum Jungwon dibalas oleh senyuman yang tampak sedikit dipaksakan oleh Sunoo. Jungwon memaklumi itu. Yang ada dipikirannya sekarang adalah ketakutan, ketakutan akan perubahan sifat sepupunya yang mungkin akan drastis.

Disisi lain, Jay berkutat dengan ponselnya. Berusaha menanyakan kabar Sunghoon pada Jake dan juga Heeseung yang sudah sampai pada rumah sakit dimana Sunghoon dibawa.

 Berusaha menanyakan kabar Sunghoon pada Jake dan juga Heeseung yang sudah sampai pada rumah sakit dimana Sunghoon dibawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
D R E A M • sunsun [on hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang