D R E A M • sunsun [on hold]

kabar

Kemarin, Jay bilang Sunghoon sudah aman dirumah sakit terdekat dengan lokasi kejadian.

Walau kondisinya bisa terbilang cukup parah, dokter disana meyakinkan bahwa Sunghoon bisa pulih walau tak cepat.

Namun, apa pemuda bermarga Kim ini akan tenang begitu saja? tentu saja tidak jawabannya.

Ia menoleh pada jarum jam yang terus berputar.

Pukul tiga, dini hari. Tapi ia tak kunjung terlelap. Pikirannya penuh dengan skenario-skenario buruk yang membuat ia semakin merasa kalut. Juga pikiran tentang bagaimana jika saat ia tertidur kelak ia hanya akan mendapatkan spoiler-spoiler mimpi yang tidak berguna? ia takut.

Sunoo bangun dari tempat tidurnya, menghidupkan komputernya kemudian mencari tugas-tugas sekolah yang belum ia kerjakan. Berusaha menyibukkan dirinya sendiri.

Sungguh indah jika berhasil tapi tentu saja pikirannya tidak bisa fokus berkutat dengan angka-angka yang tertampil didepannya. Tetap saja pikirannya kembali pada lelaki yang kini entah masih ingin memperjuangkan hidupnya atau tidak Sunoo tidak tahu, rasanya ia masih sangat marah, ia kesal dengan tindakan semena-mena Sunghoon.

Sunoo kembali pada tempat tidurnya, tidak untuk berbaring. Ia menyandarkan dirinya sembari memeluk kedua lututnya. Menenggelamkan wajahnya kemudian terisak.

Hatinya masih sangat terluka, jika saja kemampuan ini tidak ia miliki setidaknya ia tidak menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian ini. Ia kembali membenci kemampuan ini, membenci dirinya sendiri.

Jika saja waktu dapat terulang, Jika saja Sunoo punya keberanian memberontak dan menghalang Sunghoon pergi mungkin hal ini tidak akan terjadi. Biar saja orang lain menggantikan Sunghoon, yang penting Sunghoonnya baik-baik saja. Tapi tentu saja keegoisan Sunoo hanya sampai pada kata 'seandainya'.