Tak Terduga

5 0 0
                                    

"pah cukup pah." Teriak gadis manis sembari terisak oleh air mata.

"Istri tidak berguna saya pulang bukannya di beri makanan yang lezat tapi di beri ocehan,saya pulang mau istirahat bukan mendengarkan ocehan murahanmu." Teriak seorang lelaki yang seharusnya mengayomi keluarga namun sikapnya malah kasar di depan anak kandung dan istrinya sendiri.

Keadaan rumah yang dari luar terlihat megah nan cantik namun tidak di dalamnya, banyaknya pecahan piring dan gelas di area rumah makan, terlihat gadis berumur 16 tahun itu sedang menangis melihat adegan didepannya ia tak berharap akan terjadi di rumah nya kejadian seperti ini, di waktu yang tepat datang dari arah pintu utama lelaki yang menahan amarah sekaligus raut wajah yang sangat panik,dia melihat dua sosok yang sangat ia sayangi tengah terisak tangis akibat perbuatan satu laki laki yang terlihat tidak punya dosa.

"Cukup pah" Ucapnya dengan nada tinggi.

"Kak Bima" ucap Aisyah gadis yang awalnya terduduk lemas kini bangkit menghampiri kakanya yang sangat ia banggakan.

"Wah datang pahlawan kalian bukan, lelaki yang tidak tahu di untung kerjaannya nya hanya kelahi saja, bagaimana ini akan di sebut pewaris kekayaanku."ucap lelaki itu dengan sedikit tawa kecil

"Mas jangan ngomong seperti itu kepada anakmu." Ucap wanita yang keadaannya sudah kacau linangan air mata mengalir dari mata indahnya,dengan darah yang berada di ujung ujung jarinya akibat pecahan pecahan barang

Bima tak tahan mengeluarkan air mata ketika melihat sosok yang melahirkan dia tengah terduduk lemas dengan darah yang keluar dari luka lukanya,ia pun bergegas membantu membangkit kan mamahnya.

"Terus apa bedanya bima dengan papah,tentu tidak bukan? Kita sama sama di luar bedanya bima sama temen kalau papah sama wanita wanita jalang di luar sana." Ucapnya tenang sembari menuntun mamahnya untuk duduk.

Mendengar ucapan hinaan dari anaknya pak buana pun geram dan meninggikan suaranya "apa maksud mu bima menuduh hal seperti itu."

"Bukan kah benar pah? Bima banyak buktinya pah,papah lupa kalau anak papah ini cukup terkenal? Apa perlu bima tunjukkan semua buktinya." Ucapnya kini posisi nya menghadap ke arah pak buana dengan tangan menggenggam ponsel seakan menunjukkan buktinya semua terdapat di Hp.

Melihat tingkah sang anak pak buana pun panik "saya capek dengan rumah ini, isinya orang orang tidak berguna." Ucapnya dan setelah itu pergi meninggalkan rumah yang kacau aikbat ia perbuat.

Bima yang melihat itupun hanya mengucap dalam hati dan tersenyum, ternyata se cemen itu sosok kepala keluarga,iapun kini bergegas mengambil kotak P3K dan kembali berada di sisi sang mamah.

"Mah, sakit ya biar bima obatin ya." Bima melihat sosok yang ia sayangi hanya mengangguk pelan membuat hatinya makin Ter iris iris sakit sekali melihat sosok perempuan yang ia sayangi terluka.

"Biar adek bantu bang." Ucap Aisyah gadis manis nan cantik sama seperti sosok sang mamah

"Maafin papah kalian ya nak." Ucap Adelia sosok yang bima sayangi ya namanya Adelia mamah dari Bima dan Aisyah.

"Tidak mah buat apa mamah minta maaf,mamah tidak salah papah yang salah." Ucap Aisyah sembari membalut luka yang ada pada mamahnya.

Bima melihat itu hanya bisa menahan tangisnya,dan lebih memilih membersihkan pecahan pecahan barang yang sudah berantakan akibat ulah papahnya.

"Biar bibik aja tuan." Ucap seorang wanita paruh baya dari arah dapur belakang. "Mohon maaf saya baru pulang tadi tuan besar menyuruh saya untuk membeli makanan,namun sayangnya ini yang telah di perbuat tuan besar,maafkan saya tuan Bima saya tidak bisa melindungi ibu."lanjutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ABIMANYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang