Dhafin kini sudah sampai di apartemennya, tidak terlalu luas namun cukup untuk laki - laki itu tempati seorang diri.
Laki - laki dengan balutan seragam SMA itu langsung mendudukkan dirinya di sopa, mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru apartemennya.
Sunyi, itulah suasana yang menggambarkan keadaan apartemen tersebut sebenarnya setiap hari juga keadaannya seperti itu.
Sedikit cerita, dhafin itu sejak kecil tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya dan dia berasal dari panti asuhan, bisa dibilang orang tuanya membuangnya. Tapi semenjak memasuki SMA Dhafin mulai hidup mandiri dengan meninggalkan panti asuhan tempat dia tumbuh dan memilih membeli apartemen untuk dia tinggali.
Kata ibu panti yang merawatnya dulu Dhafin ditemukan didepan pintu panti, waktu itu ia baru berusia 2 bulan. Ibu panti pernah menyarankannya untuk mencari orang tuanya tapi ia menolak dengan alasan untuk apa mencari orang yang sudah membuang dan tidak mengharapkan kehadirannya.
Sejak memasuki sekolah menengah pertama Dhafin sudah mulai terbiasa bekerja untuk menghidupi dirinya sendiri, ia tidak bisa terus bergantung pada ibu panti dan hasil dari kerjanya itu yang dulu ia pakai untuk membeli sebuah apartemen.
Dhafin dulunya bekerja di sebuah cafe dan bengkel walaupun dulu ia adaalah siswa SMP tapi sangat mudah bagi Dhafin untuk bekerja di tempat seperti itu karena fisiknya yang terbilang sangat bagus bayangkan saja saat masih berstatus sebagi murid SMP ia sudah mempunyai fisik seperti anak SMA.
Sekian dulu cerita tentang Dhafin dan itu hanyalah sebagian dari kisahnya. Masih banyak kisah - kisah lain dari kehidupannya yang belum terungkap.
####
Bel apartemen Dhafin berbunyi segera ia berjalan ke arah pintu, setelah pintu terbuka tampaklah seorang remaja laki - laki yang sepantaran dengannya. Siapa lagi kalau buka Zafran.
"Ngapain lu kesini ?". Tanya Dhafin melihat Zafran yang tanpa permisi langsung masuk ke dalam apartemennya.
Sungguh Zafran adalah tamu yang sangat tidak punya sopan santun.
"Fin tiap gue kesini lu selalu nanya itu mulu gak bosen apa lu". Ujar Zafran setelah mendengar pertanyaan Dhafin.
"Gak". Balas Dhafin singkat.
"Ini gue tamu loh, lu sebagai tuan rumah gak ada hormat - hormatnya sama gue, buatin minum aja nggak". Ucap Zafran.
"Gue gak pernah anggap lu tamu". Balas Dhafin.
"Sakit hati gue fin denger lu ngomong gitu". Ucap Zafran dengan suara yang sedikit di lebih - lebihkan.
Dhafin hanya memasang wajah datar mendengar penuturan dari sahabatnya itu.
Oh iyya sedikit cerita tentang awal mula persahabatan antara Dhafin dan Zafran sekitar 10 tahun lalu.
Dulu orang tua Zafran adalah donatur di panti asuhan yang di tempati Dhafin dan Zafran suka ikut bersama kedua orang tuanya mengunjungi panti tersebut.
Zafran sering melihat Dhafin menyendiri dan tidak pernah berbaur dengan anak - anak lainnya menyebabkan Zafran yang waktu itu masih berumur 7 tahun ragu - ragu untuk mendekati Dhafin.
Hingga suatu hari Zafran memberanikan diri untuk mendekati Dhafin dan mengajaknya berteman.
Flashback on
Seorang anak laki - laki yang berumur 7 tahun mendekati anak laki - laki yang sepertinya sepantaran dengannya
" Hai kenalin nama aku Zafran". Ucap seorang anak laki - laki yang bernama Zafran itu sambil menjulurkan tangannya ke anak laki - laki dihadapannya.
Sedangkan anak laki - laki yang di ajak Zafran berkenalan tidak bergeming sedikitpun dan sepertinya tidak berminat untuk membalas ajakan Zafran
"Serasa kek ngomong sama patung aku". Ucap Zafran kesal.
"Pergi".
Akhirnya anak laki - laki itu mengucapkan satu kata tapi malah membuat Zafran semakin kesal.
"Kok aku disuruh pergi sih kan aku mau kenalan sama kamu". ucap Zafran dengan mata berkaca - kaca.
"Aku gak mau". Balas si anak laki - laki. Dan hal itu langsung membuat Zafran menumpahkan tangisnya.
"Hiks kamu jahat banget sih kan aku cuma ngajak kenalan" ujar Zafran sesenggukan.
"Dasar cengeng" balas anak laki - laki itu
"Aku gak cengeng ya" bahas Zafran seraya menghapus air matanya.
"Gak cengeng tapi nangis".
"Kan kamu gak mau kenalan sama aku".
"Yaudah, aku mau kok jadi jangan nangis lagi". Akhirnya anak laki - laki itu mau memperkenalkan dirinya.
"Kenalin nama aku Dhafin". Lanjut anak laki - laki itu.
"Kamu udah tau kan nama aku". ucap Zafran.
"Iyya kan kamu udah bilang tadi". Balas Dhafin.
"Kamu mau kan jadi teman aku ?". Tanya Zafran.
"Iyya soalnya kalau aku gak mau kamu bakal nangis lagi". Jawab Dhafin.
Sementara Zafran melompat - lompat kesenangan.
Kira - kira seperti itulah awal mula Zafran dan Dhafin bersahabat.
Flashback of
####
"Fin lu udah mau berangkat kerja ?". Tanya Zafran yang melihat Dhafin tengah memakai sebuah jaket levis.
"Hmmm"
Sekarang bulan sudah berganti tugas dengan matahari yang artinya sekarang malam hari telah tiba.
"Lu kenapa sih fin masih aja kerja di bar itu ?". Zafran bertanya kembali kepada Dhafin.
"Lu udah tau jawabannya". Jawab Dhafin.
Zafran menghela nafas berat "tapi fin lu tau kan resiko kerja di tempat kek gitu, banyak bahayanya".
"Lu tenang aja gue bisa jaga diri, dan gue juga gak minum". Balas Dhafin.
Ya Dhafin memang bekerja di sebuah bar, alasannya selain bayaran yang ia dapat lumayan mahal malam hari juga jadi waktu yang paling tepat untuknya bekerja.
"Gue berangkat dulu, lu nggak usah nunggu gue pulang". Ujar Dhafin kepada Zafran, kemudia laki - laki itu berlalu keluar dari apartemennya.
Zafran hanya menatap kepergian sahabatnya dengan tatapan khawatir, ia sangat takut Dhafin bekerja di tempat yang seperti itu, ia takut Dhafin terjerumus kedalam hal - hal yang tidak baik.
Tapi walaupun berkali - kali Zafran meminta Dhafin berhenti bekerja di tempat itu selalu penolakan yang ia dapat, Dhafin memang orang yang keras kepala jadi sangat sulit bagi Zafran untuk membujuk sahabatnya itu.
####
Dhafin telah sampai di sebuah bar yang cukup terkenal tempatnya bekerja, setelah memarkirkan motornya ia segera memasuki bar tersebut.
"Hai fin baru dateng lu". Sapa seorang bartender yang bernama Gavin, laki - laki yang 2 tahun lebih tua dari Dhafin.
"Sorry bang gue telat, tadi jalanan macet banget". Balas Dhafin tak enak.
"Santai aja fin gak papa kok kek baru kerja disini aja lu". Ucap Gavin.
"Yaudah kalau gitu gue siap - siap dulu ya bang dibelakang" pamit Dhafin yang mendapat anggukan dari Gavin.
Jangan lupa vote, share, and comment
Hai gaes maaf ya aku baru update lagi setelah sekian lama tapi aku bakal usahain buat sering - sering update, jadi jangan bosen ya nunggu destiny update
Salam author👋
Wattpad_khaaa💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Novela JuvenilDhafin Faeyza Seorang laki - laki yang selalu menutup dirinya dari dunia luar. Sampai suatu hari dia bertemu dengan gadis cerewet bernama Elina Fradella. Hidupnya berubah drastis setelah mengenal gadis itu. Sementara Elina sangat penasaran akan kehi...