Sixteen

2.2K 337 24
                                    

Yahiko selesai membungkam mulut Hinata dengan menggunakan selembar kain, "Kau mungkin harus sedikit membantuku untuk mendapatkan dan membunuh Nagato."

Hinata tak mengerti apa maksud dari pernyataan Yahiko dan apa yang sebenarnya pria ini rencanakan, gadis itu menggeleng lemah, tiba-tiba terdengar suara dari arah luar gedung ini. Yahiko berjalan ke arah dinding berlubang yang ada di ruangan ini dan melihat dari celah kecil itu beberapa mobil Polisi yang sudah terparkir di sana, Ia menyeringai.

Yahiko kembali menghampiri Hinata dan kembali mensejajarkan dirinya di depan gadis itu, "Maaf karena sudah melibatkanmu. . tapi aku begitu menyayangi adikku.. Aku akan menyelesaikan tugas terakhirku dan menyusul Konan."

Hinata menatap dengan sedikit iba pada Yahiko yang kini tertunduk dan tersenyum sendu, gadis itu kembali menggeleng lemah. Yahiko sebenarnya bukanlah pria jahat, dia hanya seorang kakak yang menyayangi adiknya dan seseorang yang dibutakan oleh dendam. Andai saja saat ini Hinata bisa mengeluarkan kata-katanya, Hinata akan kembali mengatakan pada Yahiko bahwa ini semua tak ada gunanya. Dia harus kembali melanjutkan hidupnya dan mengikhlaskan kepergian sang adik. Bukan malah kembali melakukan pembunuhan dan melakukan bunuh diri.

Beberapa saat kemudian mereka berdua tersentak ketika mendengar langkah seseorang yang sepertinya berjalan ke arah mereka, ekspresi sendu Yahiko kini berganti tatapan tajam dan datar. Sepertinya ini merupakan saat yang ia nantikan.

Yahiko kemudian mengeluarkan revolver nya, ia melepaskan ikatan pada kaki Hinata dan menarik tangan Hinata sampai gadis itu berdiri, Hinata meringis merasakan cengkraman Yahiko di tangannya yang terluka akibat luka sayatan yang diakibatkan pria itu tadi.

Hinata bergetar ketakutan ketika dia merasakan revolver itu ditodongkan ke bagian belakang tubuhnya. Yahiko memerintahkan Hinata untuk berjalan dan diikuti Yahiko di belakangnya sembari mencengkram kuat pundak gadis itu.

Mereka berjalan ke arah pintu yang terbuka itu, ketika kini mereka berada di lorong dan menghadap ke kanan ke arah tangga. Hinata terkejut mendapati Naruto yang kini sedang berdiri dengan posisi siap untuk menembakkan pistol di tangannya.

"Hinata!?"

Hinata mencoba berteriak, walau hanya terdengar seperti rintihan karena mulutnya yang terbungkam, kini ia kembali menangis, antara ketakutan dan mengiba untuk segera diselamatkan.

Rahang Naruto mengeras, dia sungguh merasa marah melihat keadaan Hinata. Beberapa saat kemudian anggotanya yang semula berada di lantai bawah kini telah berada di belakang Naruto dengan posisi siap untuk menembak ke arah Nagato dan Hinata.

Shikamaru dan yang lain sempat mendengar suara Inspektur mereka dari lantai dua, dan memutuskan untuk segera menuju ke sana. Sampai di sana mereka menemukan Naruto yang tengah berhadapan langsung dengan si pembunuh yang tengah menyandera Hinata.

"Lepaskan Hinata! Kau sudah terkepung!"

Alih-alih melepaskan Hinata, kini Yahiko mengarahkan senjatanya tepat di pelipis kanan Hinata. Hinata hanya bisa menangis, ia cukup banyak kehilangan kekuatan karena ketakutan dan tekanan yang dia rasakan saat ini.

"Tembaklah Inspektur! Maka gadis ini pun akan kehilangan nyawa, hanya perlu satu tarikan pada pelatuk ini dan kau akan kehilangannya." Yahiko menyeringai penuh kemenangan.

Pegangan Naruto pada senjatanya kian menguat, ia berdecak kesal, "Apa yang kau inginkan?"

Yahiko menatap tajam pada para Polisi itu, "Aku ingin Nagato, serahkan bajingan itu padaku! Dan gadis ini akan kembali dengan aman."

"Kau ingin menukar sandera?" tanya Naruto sengit.

Pertanyaan itu hanya dijawab dengan seringaian oleh Yahiko, tubuh Hinata masih bergetar. Keadaan udara di sekitar yang begitu lembab juga membuatnya kesulitan bernafas, apa ini maksud dari Yahiko untuk membantunya?

Caught Your Heart (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang