Page-1

670 55 5
                                    

Haloo, selamat datang di cerita pertamaku
semoga suka
Happy reading 💗

Pagi ini, di tempat yang sama, keadaan yang sama, dan juga perasaan yang sama, Bright datang ke rumah sakit tempat Win di rawat. Win sudah terlalu lama diam di tempat, tidak ada gerakan, tidak ada senyuman, tidak ada obrolan yang biasanya Bright dengar dari sosok Win. Selama 4 bulan ini Bright selalu mengunjungi ruangan Win di rawat tanpa absen.

Saat Bright sampai di hadapan pintu ruangan Win, ia menunduk, berbicara di dalam hati dengan segala harapan, "Tuhan, kumohon bangunkan Win untukku." Lalu Bright mengangkat wajahnya, menatap Win dari kaca kecil yang ada di pintu, tersenyum lebar saat tangannya menggenggam pegangan pintu, jantungnya berdegub kala ia membuka pintu dan melangkah masuk.

Berjalan mendekat ke arah Win yang masih terlelap dengan damai, seakan enggan untuk membuka matanya, enggan untuk tersenyum lebar ke arah Bright, enggan untuk menatap mata Bright, enggan juga untuk berceloteh ria dengan Bright. Bright sempat meneteskan air matanya, tapi dengan cepat ia langsung menghapusnya, meletakkan buku yang ada di tangannya ke meja kecil sebelah ranjang Win.

Bright mengusap kepala Win dengan lembut, menatap wajah Win dengan seksama, Bright melepaskan semua rasa rindunya kepada Win. Bright pun mengecup kening, pipi, lalu berakhir di bibir Win. "Mas merindukanmu, kau tahu itu Win?" Lalu Bright terkekeh, "Kenapa kau enggan sekali untuk membuka matamu hm? Mas berjanji tidak akan menggodamu, ah maksud Mas tidak terlalu sering menggodamu, jadi tolong buka matamu ya? Mas rindu menatap mata indahmu, Win."

Lagi-lagi Bright meneteskan air matanya, tapi setelahnya ia tertawa kecil lalu mengucap telapak tangan Win yang hangat di tangannya. "Maaf Mas menjadi emosional akhir-akhir ini, tapi ini karena kamu Win, kamu tidak segera membuka matamu sehingga Mas juga ingin menutup mata terus sepertimu, Mas ingin memimpikan mimpimu yang dapat membuatmu sampai enggan membuka mata, Mas ingin menjalani mimpi yang sama denganmu sehingga kita bertemu lagi, mengobrol lagi, Mas rindu semua hal tentangmu."

Bright mengecup telapak tangan Win, kembali menatap wajah damai Win dengan tatapan memohon agar Win membuka matanya, menatap matanya, memeluk dirinya, mengusap wajahnya. Bright terlalu rindu dengan semua perlakuan lembut Win, walau terkadang Win juga bersikap kasar jika Bright menggodanya. Itu wajar.

Cukup lama Bright berada di ruangan Win, mengajak Win berbicara walau ia tahu hanya akan ada suara nafas yang menyauti ucapannya, tapi setidaknya ia bersyukur masih bisa mendengar suara nafas Win. Bright pun melihat arlojinya dan terlihat sudah pukul 8 pagi. "Win, Mas pergi ke kantor dulu, Mas sudah terlambat satu jam hari ini, berjanjilah kau harus membuka matamu secepatnya." Lalu Bright mengambil buku yang ada di meja, merapikan kemejanya, mengecup kening Win serta bibirnya, lalu beranjak untuk pergi dari ruangan Win.

"Nanti Mas datang lagi." Lalu pintu ruangan Win pun tertutup sempurna.

"Aku tunggu Mas Bri."

AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang