Page-6

282 32 7
                                    

Hari ini Win sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, kondisi tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya, dan ia juga akan melakukan terapi berjalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Win sudah diperbolehkan untuk pulang ke rumah, kondisi tubuhnya sudah lebih baik dari sebelumnya, dan ia juga akan melakukan terapi berjalan. Bright memutuskan untuk meminta Mama Win serta Fiat tinggal di rumahnya supaya Win ada yang menjaga saat Bright pergi bekerja.

"Ma, Fiat ke rumah JJ dulu."

"Hati-hati bawa motornya." Ucap Mama.

"Iya Ma, kak Fiat pergi dulu." Pamit Fiat.

"Hati-hati." Jawab Win serta Bright.

Setelah kepergian Fiat, Bright meminta Mama untuk beristirahat di kamar yang biasanya Mama pakai saat menginap dirumah Bright. Sedangkan Bright membawa Win ke dalam kamar mereka dengan Win yang di gendong oleh Bright untuk naik ke lantai dua. Sampai di kamarnya, Win pun duduk di atas ranjang. "Aku ambil kursi roda dulu Win." Ucap Bright yang di balas anggukan oleh Win.

Setelah beberapa menit Bright kembali ke dalam kamar dengan kursi roda yang telah Bright lipat di tangannya, membawa kursi roda tersebut ke dalam kamar lalu di letakkan di dekat pintu kamar. Bright menutup pintu kamarnya dan berjalan mendekat ke arah Win. "Mau tiduran?" Tanya Bright.

"Iya mas, punggung aku pegal."

Bright tersenyum lalu kembali menggendong Win, memindahkan posisi Win agar duduk di tengah ranjang mereka, mengatur bantal agar Win merasa nyaman. "Mas Bri sini di sebelah Win." Ucap Win seraya tersenyum.

Bright pun bergerak untuk ikut berbaring di samping Win, meletakkan lengan kanannya di bawah kepala Win sebagai bantalan kepala Win, dengan telapak tangan yang mengusap bahu Win. "Selama empat bulan mas ngapain aja?" Tanya Win seraya meraih telapak tangan sebelah kiri Bright lalu menautkan jari keduanya.

"Mas ke ruangan kamu terus."

Win tersenyum, "Kerjaan mas gak ditinggalin kan?"

"Sempet sih, seminggu mas tinggalin karena masih kaget kamu tiba-tiba koma."

Win menghela napasnya, "Maaf ya mas."

"Stt, bukan salah kamu Win, semua kejadian ini kan kita gak ada yang tahu."

"Tapi aku ngerepotin kalian."

"Enggak Win, kamu gak ngerepotin sama sekali, mas mau bilang sesuatu," Ucap Bright yang dengan tiba-tiba merubah posisinya menjadi mengukung Win, Win terkejut lantas memegang bahu Bright.

"Bilang apa mas?" Tanya Win.

Bright tersenyum, "Terimakasih sudah kembali Win."

Win tersenyum mendengar ucapan terimakasih dari Bright, lalu Bright pun mendekatkan wajahnya perlahan, keduanya terus bertatapan sampai akhirnya mata Win tertutup lebih dulu, Bright menempelkan bibir keduanya, Bright memejamkan matanya, melumat lembut bibir Win.

Win yang merasa terkejut sedikit meremas bahu Bright, membiarkan Bright memperdalam ciuman mereka. Keduanya saling menyalurkan rasa rindu dengan sebuah ciuman di sore hari, bahkan matahari yang terbenam mengintip malu-malu lewat jendela saat menjadi saksi bisu Bright maupun Win.

Suara ketukan di pintu kamar membuat Bright terusik dan membuka matanya, menjawab ketukan dengan kata 'sebentar' disaat Bright tengah memcoba menarik lengannya yang dijadikan bantalan oleh Win

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ketukan di pintu kamar membuat Bright terusik dan membuka matanya, menjawab ketukan dengan kata 'sebentar' disaat Bright tengah memcoba menarik lengannya yang dijadikan bantalan oleh Win. Berjalan dengan jari yang sibuk mengucak matanya. Bright pun membuka pintu kamarnya dan terkejut karena ada Love, mantan kekasihnya.

"Bright." Ucap Love lalu berhambur ke pelukan Bright, Bright tidak membalas pelukan Love, ia masih sangat terkejut.

"Bright, Gun selingkuh." Ucap Love dengan isakan kecil yang keluar dari mulutnya.

Bright sadar jika ini tidak boleh di lihat oleh Win, maka dari itu Bright langsung mendorong pelan bahu Love agar menjauh darinya, Bright menatap Love yang masih mengeluarkan air matanya, "Lebih baik kau selesaikan masalahmu sendiri Love."

"Tapi Gun temanmu Bright, aku butuh bantuanmu."

Bright menghela napasnya, "Kau kekasihnya, selesaikan sendiri, lagi pula kau pasti hanya salah paham Love."

Love menghapus air matanya, "Aku masih mencintaimu Bright."

"Tapi aku—" Ucapan Bright terhenti karena Love dengan tiba-tiba menempelkan bibir mereka.

Saat Bright hendak menjauhkan wajahnya, suara Win terdengar. "Mas Bri."

Love langsung menjauhkan wajahnya dan menatap Win dengan takut-takut. Tak di sangka Win malah berucap, "Mas, kenapa Love gak di ajak masuk? Love kemari."

Love mengangguk lalu menghampiri Win, duduk di tepi ranjang dan menatap Win. "Apa kabar kak?"

Win tersenyum, "Baik Love, kesini sama Gun?"

Love menggeleng, "Gun sibuk kak, jadi aku sendiri kesini."

Win mengangguk paham, "Ini sudah malam, makan malam disini ya? Mama pasti sudah masak."

"Gak usah kak, Love mau langsung pulang."

"Loh kenapa? Ada rencana ya?"

Love mengangguk, "Iya kak."

"Kamu pulang naik apa Love?"

"Taksi online kak."

"Oh kalau begitu biar Mas bri aja yang antar kamu."

Bright langsung mengelak, "Fiat bisa antar Love, Win."

Win menatap Bright, "Aku ada urusan sama Fiat, Mas. Kamu saja yang antar Love, ya?"

Bright berdecak sebal, "Baiklah, cepat Love."

Love mengangguk, menatap Win lalu memeluknya. "Aku pamit ya kak, semoga cepat pulih."

"Terimakasih Love, kapan-kapan datang dengan Gun ya."

"Iya kak."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AmertaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang