09 - Melepas (Akhir)

390 77 19
                                    

Lascryptic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lascryptic

□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

"Assalamulaikum, Abi. Ummi."

"Waalaikumsalam, Fis." Ummi berjalan mendekat ke arah Fisy. "Ada paket buat kamu dari Rossane Callia Hapsari. Baru aja sampai enggak lama kamu pulang."

Tanpa berpikir panjang, Fisy berlari masuk ke dalam kamar. Dilihatnya sebuah bingkisan di atas meja belajarnya.

Fisy membuka dan membaca setiap tulisan yang ada. Diremasnya surat itu dan berlari keluar rumah. Mengabaikan ummi yang terus memanggilnya karena bingung.

Dear Fisy,

Terima kasih untuk 4 tahun ini. Terima masih karena sudah memberikan sebuah kasih sayang yang sesungguhnya. Terima kasih selalu menjadi penyemangatku selama ini. Terima kasih karena sudah menjagaku selama ini.

Mungkin aku seperti enggak sopan mengatakan ini kepadamu melalui sebuah surat. Tetapi aku harus mengatakannya. Ayo kita akhiri hubungan ini, Fis.

Fisy mengendari mobil milik abinya dengan sedikit perasaan yang berantakan. Surat dari Rosa yang memintanya untuk mengakhir hubungan ini? Fisy mana bisa menerima ini semua.

Mungkin setelah membaca surat ini kamu akan pergi ke rumah aku. Tetapi jangan. Aku minta jangan. Karena aku sudah enggak ada di sana lagi. Aku sudah pergi meninggalkan Jakarta.

Fisy mengusap wajahnya kasar. "Rosa. This is prank, right?"

Aku serius. Kamu jangan ke rumah aku. Papa Mama tahu hubungan kita. Dan kalau kamu maksa ke sana, kamu akan dihajar sama Papa, Fis.

Aku serius. Papa akan menghajarmu, Fis.

Fisy membuka pintu mobil dengan kasar. Ia menekan bel terus-menerus hingga orang tua Rosa keluar. "Om. Tante. Izinkan saya bertemu Rosa."

Pandangan mereka berubah menjadi tajam. "Ma. Ambil sapu." Tanpa berpikir panjang perintah kepala keluarga itu langsung dituruti.

"Saya mohon Om. Izinkan saya ketemu Rosa." Fisy terus meminta. Tanpa peduli apa yang akan terjadi padanya.

"Lo yang namanya Fisy?!" Papa Rosa maju dengan membawa sebuah sapu. "Lo yang mau rebut anak gue, iya?!" bentaknya.

Fisy menggeleng. "Saya enggak ada niatan untuk merebut anak Om. Sa-saya—"

"Enggak ada niatan kata LO?! HAH? ANAK GUE CINTA SAMA LO! LO MAU AJAK DIA MASUK AGAMA LO, IYA?! HAH?! MELUPAKAN SIAPA TUHANNYA, IYA?! JANGAN HARAP LO BISA LAKUIN ITU!"

Pintu pagar terbuka. Satu pukulan mendarat di tubuh Fisy. Hingga entah berapa pukulan yang diterima olehnya, tetapi Fisy hanya bisa menangkis dan bertahan.

Rosa & Fisy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang