08 - Surat

247 71 17
                                    

Lascryptic

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lascryptic

□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

Hari sudah menjelang siang. Fisy merapikan sajadah setelah selesai menunaikan ibadah salat zuhur. Kedua matanya terpejam. Menarik napas dan membuangnya dengan pelan.

Ekor matanya melirik ke arah ponsel yang berada di atas tempat tidur. Menunggu notifikasi atas balasan pesan-pesan yang dikirimnya. Sejak semalam hingga sekarang, belum ada pesan apa pun dari Rosa.

Bukan hanya balasan. Pesan yang dikirim oleh Fisy sejak semalam pun hanya centang satu. Setiap kali menelepon Rosa, hanya ada balasan dari kotak suara.

"Rosa. Kamu di mana? Kenapa enggak ada kabar dari kamu? Aku telepon pun hanya ada kotak suara."

Fisy kembali menghela napasnya. Entah sudah berapa kali ia melakukan itu. Dipikirannya saat ini hanya ada Rosa. Ia takut terjadi sesuatu kepada perempuan itu.

Pesan yang dikirimkan ke Lauren ataupun Hendra pun juga tidak ada balasan. Padahal ia hanya menanyai kabar mengenai Rosa. Apakah kemarin Rosa benar-benar bertemu dengan keduanya? Atau kah Rosa berbohong?

Fisy menggeleng. "Rosa enggak pernah berbohong sedikit pun."

Pintu kamar terbuka. Menampilkan ummi yang kini menatapnya bingung. "Kamu kok belum siap-siap? Nanti telat loh ke Masjid Kubah Emas sama Tifa."

"Iya Mi. Ini Fisy mau berang—"

"Dengan pakaian seperti itu?" potong Ummi yang kini menggeleng. "Kemarin kan Ummi sudah siapin baju buat kamu. Masa iya, kamu pakai baju koko yang dipakai salat tiap hari di rumah."

Fisy melirik baju koko berwarna hitam. "Ah iya. Maksud, Fisy mau siap-siap dulu."

"Ya udah. Kamu cepet siap-siapnya. Hari ini bawa mobil Abi aja. Cuaca lagi panas-panasnya ini sekarang. Biar sampe sana enggak kusem itu muka sama bau matahari karena perjalanan," sarannya yang langsung diangguki oleh Fisy.

Sepeninggalan ummi, Fisy meraih ponsel miliknya dan  mengirimkan pesan lagi untuk Rosa. Walaupun ia tahu, itu akan kembali centang satu.

□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□■□

"Jadi, selama ini mereka berpacaran?" Tifa tampak terkejut ketika membaca sebuah surat dari Rosa. Tiba-tiba saja, pagi ini ia mendapatkan sebuah bingkisan dari Rosa, yang dikenalnya sebagai teman Fisy. Namun, perkiraannya ternyata salah.

Halo Tifa.

Ini aku Rosa yang waktu itu kita ketemu di mall. Mungkin saat surat ini tiba, aku udah enggak ada di Jakarta lagi. Aku harus pindah ke luar kota.

Rosa & Fisy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang