Tatapan

95 15 2
                                    

Disuatu pagi yang tenang dan sunyi tapi tidak dengan kediaman Arsawijaya.

"ADEKKKKK BANGONNNN !!!" teriak Ajun yang sudah membahana dipagi hari.

Karena suara bising nan melengking dari suara Ajun membuat Wony terusik apalagi badannya digoyang kekiri dan kekanan. Siapa sih yang enggak keganggu?

"Iya mas iya Wony bangun ini" kata Wony sambil berusaha mengumpulkan kesadaran.

"Ha bagus bagus" kata Ajun sambil menepuk keras kepala Wony.

"Ihhh sakit tau!" kata Wony sambil menepis pelan tangan Ajun yang masih setia menepuk nepuk kepalanya.

Ajun hanya membalas dengan cengiran khasnya dan sesekali ketawa sambil meninggalkan kamar adiknya dengan tergesa.

Wony hanya mendengus dan mengambil ponselnya hanya sekedar untuk melihat jam.

"Masih jam 4 pagi ternyata" gumam Wony sambil meletakan kembali ponselnya dinakas.

Selang beberapa menit mata Wony terbuka lebar.

"MASS AJUNNNNNN" teriak Wony kesal.

Sedangkan disatu sisi oknum yang membuat Wony kesal sedang tertawa cekikikan karena berhasil mengusili adiknya.

Wony bingung mau ngapain, dia ingin melanjutkan tidurnya tapi tidak bisa.

Wony berinisiatif untuk membuat sarapan.

Wony membuka kulkas dan melihat lihat isinya sambil mengetuk dagunya bingung. Bingung mau bikin apa.

"Sandwich atau pancake" gumam Wony sambil menggaruk kepalanya bingung.

"Tapi kemarin aku udah makan sandwich"

"Udahlah buat pancake aja ribet amat" kata seseorang yang membuat Wony melayangkan tatapan sinisnya.

"Aku gak nanya pendapat mas"

"Durhaka banget si dek, kamu tega buat mas kelaparan nanti kalo mas mu enggak ada siapa lagi yang bakal bawain kamu donat" kata Ajun sambil memegang dadanya dan pura pura menghapus air mata.

"Ga usah drama!" Kata Wony sambil memutar bola mata malas.

Karena sudah memutuskan untuk membuat pancake Wony pun menyiapkan bahan bahannya.

Ajun hanya melihat adiknya buat pancake sambil memakan buah apel yang tersedia dimeja tanpa ada niatan untuk membantu.

Memerlukan 30 menit Wony membuat pancake.

"Nih" kata Wong sambil menyodorkan satu piring yang berisi 5 pancake ke Ajun.

Ajun dengan senang hati menerimanya, tau aja kalo masnya lagi laper batinnya.

•••••

Wony memasuki gerbang sekolah bersama mobilnya dan menjadi pusat perhatian siswa siswi yang ada didalam sekolah, yaa Wony gini gini juga famous.

Setelah memarkirkan mobilnya Wony jalan menuju kelasnya tentu dengan ekspresi datarnya yang membuat beberapa siswa takut karena keliatan judes gitu. Kebetulan sekolah lagi menerima siswa baru, jadi belum tau sifat anak-anak famous disekolah ini.

Dream || Watanabe Haruto Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang