Hnggh....
Seorang pemudi baru saja membuka netranya untuk menatap bumi kembali. Dia sedikit kebingungan dengan tempat yang disinggahi. Perempuan tersebut mengedarkan pandangannya dan sontak membangunkan tubuhnya. Unit kesehatan mahasiswa dimana tempat bagi orang-orang lemah badannya.
"ANJIR, LU NGAPAIN DI SINI?! GUE JUGA KOK ADA DI SINI?!"
"Tenang dulu dong, Mbak." Pemuda yang memakai jas kampus ikut kaget atas teriak dari sang wanita.
Nama panjangnya, Radenara Pradigta Saktika. Biasa di panggil, Rena. Dia anak dari UKM Jurnalistik. Rena berada di kampus pada hari libur, karena mengisi acara seminar yang diselenggarakan umum untuk rangkaian ulang tahun fakultasnya. Sementara, seorang lelaki; Rezan—anak semester tua yang hampir lulus. Dia adalah tamu untuk para senior yang akan dikabarkan lulus sebentar lagi.
"Gimana gue tenang, bodoh?! Lu mau pelecehan seksual, yah, di sini?! Gue teriak biar semuanya tau keburukan lu!" tuduh Rena mengoceh.
Rena turun dari kasur brankar dan mendekati sang pria. "Lu bisa gak, sih, nggak usah nuduh sembarangan?" timpal Rezan.
"Kalau bukan itu, terus gue sama lu ngapain di sini?"
Rezan menghentikan kegiatan menyusun obat-obat di rak. "Gue nolongin lu pas pingsan," ucapnya.
"O-oh, gue gak tau, maaf. Dan makasih udah mau nolongin." Rena mengigiti bibirnya serta mengalihkan pandangan.
Rezan menaruh rak kecil ke dalam tempatnya. Kemudian menghampiri Rena, menempatkan telapak tangannya kepada dahi sang pemudi. "E-eh, bentar jan mundur, emangnya gue mau ngapain lu," ujar Rezan ketika merasa Rena memundurkan langkahnya.
"Yah, kan, gue kira lu mau macem-macem." Rena menunduk, setelah melihat jemari Rezan sudah tidak di keningnya.
Rezan menggelengkan kepalanya. "Hadeh, bisa gak sekali-kali gitu lu jangan overthink mulu."
"Yah, gimana gak mau overthink coba orang jaraknya deket banget," tukas Rena.
Sehabis kedua insan tersebut berbincang, Rezan beranjak pergi dari ruangan. Lalu, Rena mengikuti pergerakan seorang lelaki tersebut. Mereka sama-sama melewati koridor kampus, berkeliling lapangan. Tidak ada tujuan sedari tadi, sampai akhirnya Rena mendengus. "Kak! Ini kita mau kemana, sih?! Kok, perasaan dari tadi keliling gak jelas tujuannya kemana," decak Rena sudah lelah.
Rezan membalikkan badannya. "Lah, emangnya gue nyuruh lu buat ngikutin gue?" tanyanya.
"Yah, enggak sih. Tapi, gue gak tau harus ngapain di sini." Rena mengembuskan napas kesal.
Akhirnya, Rezan mendekati sang perempuan. "Lu mau kemana?"
"Gak tau."
Rezan menarik jemari Rena untuk bersalaman. "Rezan, kita belum kenalan, kan."
"Iya, gue udah tau."
"Kok bisa?"
"Karena, kita udah pernah ketemu," jawabnya. "dan gue...."
"Rena?"
"Kok tau?"
"Karena, gue udah nemuin lu."
***
Cardigan bercorak coklat susu, celana jeans warna biru gelap. Pakaian yang mendefinisikan saat berada di bus. Perempuan itu selalu menampakkan wajahnya untuk menyapa angin. Dia melengkungkan senyuman, ketika memandang banyak anak kecil bermain-main sepulang sekolah. Setelah dia mengedarkan bola mata, Rena sontak di sampingnya ada sang pemuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Terakhir [✓]
Fanfiction[ C O M P L E T E D ] [ Lascryptic Challenge "Gone" by Rose Blackpink ] "Kamu di antara bait terakhir mengakhiri satu kausa yang mengusang." - rose ft. hwang inyeop ©sweetisrainy, 2021