"Mau kakak apa sih?!" Bentak ryujin ke orang yang sedari tadi mengejar nya.
"I want to apologize.."
"Apa yang harus di minta maafin? Gak ada. Kakak engga salah. Aku juga tau keadaan yang bikin kita jadi begini."
"Tapi semua kesalahan ada di aku ryujin." Ucap pria itu sambil menatap mata ryujin.
Ryujin terdiam sebentar, lalu menghela nafas nya. "Kak jaemin.. You know how much i love you right? Orang pertama yang menganggap aku rumah nya. Orang pertama yang buat aku segila ini. Orang pertama yang buat aku senyaman ini."
Jaemin diam.
"Udah gaperlu minta maaf lagi. Mungkin udah takdirnya kita kaya begini. Thankyou for all the great memories. I will never forget it." Lanjut ryujin sambil tersenyum tulus.
Ryujin menarik pelan tangannya. Lalu memeluk jaemin erat.
"One last hug. Jaga diri baik baik ya. Semoga kakak bahagia selalu." Ucapnya masih dalam posisi memeluk jaemin yang mematung.
Merasa bahwa pelukan nya tidak dibalas, ryujin menarik dirinya dari jaemin.
"Ryu--"
"JAEMIN."
Jaemin dan ryujin menoleh ke sumber suara.
"Buruan, ayah lo udah nungguin di parkiran sekolah." Ucap seorang pria dengan seragam penuh warna dan banyak bunga di tangannya.
Lee haechan. Pria yang selalu setia menemani jaemin apapun keadaannya.
Pria tersebut menukar pandangan nya menuju ryujin. "Ah. Ryu udah tanda tangan di seragam jaemin?" Tanya nya.
Dengan wajah canggung ryujin menggeleng. "Belum kak."
"Yaelah, tanda tangan dulu atuh ryu." Haechan mengeluarkan sebuah spidol dari kantong nya lalu menyodorkan nya ke ryujin. Mau tak mau ryujin menerima spidol itu.
Ryujin membuka tutup spidol tersebut dan memperhatikan seragam jaemin yang penuh dengan coretan.
"Ituu tuh di di atas logo osis nya masih kosong." Tutur haechan.
Ryujin melihat tempat yang dimaksud haechan. Lalu ia maju beberapa langkah untuk menuliskan tanda tangannya di situ.
Ryu sedikit menunduk ketika menulis.
Sedetik kemudian darahnya seakan berhenti mengalir ketika tangan jaemin memeluk erat tubuhnya.
"K-kak.."
"Sebentar aja ryu, biarin kaya gini dulu." Ucap jaemin sambil mempererat pelukannya.
Haechan yang seakan mengerti situasi nya langsung pergi dari tempat itu.
Jaemin masih memeluk ryujin erat seakan enggan untuk melepaskannya. "Im sorry. I love you."
Runtuh sudah pertahanan ryujin. Air mata nya berlinang hingga seragam yang digunakan jaemin ikut basah.
"Aku sayang kamu ryujin. Cuman kamu. Tapi keadaan yang maksa aku buat pergi. Maafin aku." Ucap jaemin yang ternyata ikut menangis.
Ryujin tak mengatakan sepatah kata pun. Ia tetap menenggelamkan wajah nya di dada jaemin sambil terus menangis.
Mungkin akan menjadi pelukan terakhir mereka. Pelukan yang tak akan pernah ryujin lupakan.
Santai fren santai. Belum inti cerita nie wkwk.
Jangan lupa votement nya yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
stupid little things ; jaemryu
Teen Fiction"jika suatu saat aku pergi. percayalah aku bakal pulang ke rumahku yang paling nyaman. itu kamu." dibutakan oleh cinta, disadarkan oleh keadaan. kisah jaemin dan ryujin yang mungkin tidak semulus yang orang orang lihat. kisah cinta layaknya remaja...